MOJOK.CO – Manchester United dan Arsenal mungkin harus mengakhiri bulan madunya dengan Ighalo dan Ceballos lebih cepat. Pandemik membuat situasi menjadi sulit diperkirakan.
Manchester United dan Arsenal, kemungkinan, harus merelakan bulan madunya dengan “pasangan” masing-masing diakhiri lebih cepat. Virus corona membuat Liga Inggris berhenti untuk sementara waktu. Keputusan bijak yang sejatinya tidak bisa ditawar karena berkenaan dengan nyawa manusia.
Namun, yang namanya perasaan sedih memang tidak bisa ditawar. Namanya juga manusia. Sehebat apapun menahan rasa kecewa, pasti akan menyeruak juga. Manchester United mungkin tidak akan membuat status Odion Ighalo menjadi permanen. Sementara itu, Arsenal masih berpikir ulang untuk menebus harga yang dipatok Real Madrid untuk Dani Ceballos.
Di mata saya, baik Ighalo dan Ceballos adalah sumber kebahagiaan, baik untuk Manchester United dan Arsenal. Bisa dikatakan, peminjaman kedua pemain itu adalah transfer yang bijak, baik dari sisi performa maupun ekonomi. Odion Ighalo dipinjam Manchester United dari Shanghai Senhua, sementara Ceballos masih milik Madrid.
Jika diberi kesempatan untuk memilih, baik Ighalo maupun Ceballos, saya yakin, memilih dipermanenkan oleh Manchester United dan Arsenal. Bersama United dan Arsenal, keduanya tidak hanya mendapatkan kepercayaan, melainkan juga menit bermain yang sama-sama dibutuhkan untuk kelanjutan kariernya.
Manchester United adalah klub favorit Ighalo sejak lama. Bermain untuk klub favorit tentu rasanya berbeda. Bukan lagi rasa bangga, mungkin sampai terharu. Sementara itu, bersama Arsenal, baik ketika masih dilatih Unai Emery hingga Mikel Arteta, Ceballos mendapatkan menit bermain yang begitu berharga.
Ceballos, yang masih berusia 23 tahun, mungkin tidak akan mendapatkan menit bermain semewah sekarang jika berseragam Real Madrid. Padahal, menit bermain bersama Arsenal yang dia tabung saat ini adalah modal untuk bermain di Euro 2020. Sayang, Euro 2020 pun terancam ditunda selama satu tahun karena pandemik virus corona.
Harga jual yang konon ditetapkan oleh Real Madrid adalah 36 juta paun. Bukan harga yang terlalu tinggi jika mempertimbangkan inflasi saat ini. Namun, bagi Arsenal, masalahnya tidak sesederhana itu. The Gunners perlu membangun skuat untuk musim depan. Artinya, akan banyak uang yang dibakar untuk memperkuat lini lain. Belum lagi kalau Aubameyang akhirnya minta dijual menjelang musim baru yang belum jelas kapan akan bergulir.
Melihat kondisi skuat saat ini, setidaknya, Arsenal butuh empat pemain baru; striker, pemain sayap, gelandang tengah, bek kanan, dan bek tengah. Manajemen Arsenal menambal bek tengah dan kanan dengan pemain pinjaman. Namun, keduanya belum membuktikkan diri, tetapi Liga Inggris sudah terlanjur dihentikan.
Situasinya berbeda dengan Manchester United dan Ighalo. Ketika Watford menjual Ighalo ke Shanghai Senhua, nilai transfer yang terlibat mencapai 20 juta paun atau sekitar 24 juta euro. Saat ini, market value Ighalo “cuma” 6,5 juta euro saja. United pun tidak punya kewajiban untuk menjadikan kontrak Ighalo menjadi permanen. Toh sejak awal, pemain asal Nigeria itu berstatus back-up.
United bisa saja mempermanenkan Ighalo menjelang musim baru nanti, meski statusnya di dalam tim tidak akan berubah. Satu hal yang mungkin dipertimbangkan manajemen Manchester United adalah kontribusi Ighalo di tengah menit bermain yang terbatas. Dari akumulasi 70 menit yang dikumpulkan Ighalo, sudah empat gol dan satu asis yang ditabung. Statistik yang menarik.
Ighalo juga memberikan dimensi yang berbeda ketika dimainkan. Ketika Manchester United mengalahkan Manchester City, Ighalo menjadi pembeda ketika masuk. Tipe pemain berusia 30 tahun ini berbeda dengan semua striker United. Dia bisa menahan bola, yang mengizinkan pemain lain untuk terlibat di dalam permainan. Artinya, meski dulu sangat diremehkan, Ighalo jago menciptakan kesempatan yang menguntungkan dengan caranya sendiri.
Ditambah lagi, Ighalo adalah salah satu pemain yang “menularkan kebahagiaan” bagi Ole Gunnar Solskjaer. Bersama Bruno Fernandes, Ighalo membuat skuat United lebih bahagia. Keduanya bermain dengan totalitas yang menulari pemain lain. Mereka berdua “mau berkorban”. Sebuah contoh bagi pemain-pemain United yang sebelumnya lesu darah.
Usianya yang sudah menapai 30 tahun memang seperti tidak memberikan “keyakinan” seperti Ceballos yang masih 23 tahun. Namun, di sepak bola, selalu ada yang namanya rencana jangka pendek dan panjang. Bagi Manchester United, Ighalo bisa masuk dalam kategori rencana jangka pendek, sementara Ceballos adalah rencana jangka panjang Arsenal.
Bagi Arsenal, situasi memang tidak mudah. Namun, jika Ceballos memang bahagia di London Colney dan 36 juta paun dirasa harga yang pantas, transfer permanen bisa terjadi. Meskipun memang, lewat akun Twitter pribadinya, Ceballos sudah melempar teka-teki.
Pemain asal Spanyol itu berfoto di depan tempat latihan Arsenal sambil bilang “Good memories.” Apakah ini kalimat perpisahan dengan The Gunners? Apakah dia sudah siap kembali ke Real Madrid untuk bertarung dengan gelandang-gelandang kelas elite di sana?
Satu hal yang pasti, baik Manchester United dan Arsenal mungkin harus mengakhiri bulan madunya dengan Ighalo dan Ceballos lebih cepat. Tidak ada yang bisa meraba situasi secara tepat, di tengah pandemik yang tengah menyengat.
BACA JUGA Odion Ighalo x Luka Jovic: Beda Kepercayaan Manchester United dan Real Madrid atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.