Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Chelsea Mengikat Ego Kepa Lewat Kebesaran Hati Edouard Mendy

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
12 Agustus 2021
A A
Chelsea Mengikat Ego Kepa Lewat Kebesaran Hati Edouard Mendy MOJOK.CO

Chelsea Mengikat Ego Kepa Lewat Kebesaran Hati Edouard Mendy MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Usaha Thomas Tuchel dan Chelsea untuk merawat hati pemainnya menunjukkan hasil memuaskan. Mendy dan Kepa bisa saling memahami.

Dua tahun yang lalu, saya masih ingat betul, ketika Maurizio Sarri dibuat malu setengah mati. Saat itu, di final Piala Liga melawan Manchester City, menjelang babak adu penalti, Sarri ingin mengganti Kepa Arrizabalaga dengan Willy Cabalero. Tidak disangka, Kepa menolak meninggalkan lapangan.

Sarri menunjukkan ekspresi geram karena anak asuhnya tidak patuh kepada perintah. Terkadang, meski terlihat “aneh”, perintah pelatih bisanya didasarkan kepada perhitungan tertentu atau kebutuhan taktik. Tentu saja tujuannya untuk memenangi sebuah pertandingan.

Celakanya, malam itu, ego Kepa yang menang, sementara Chelsea sendiri kalah lewat adu penalti. Pada titik tertentu, sikap kiper asal Spanyol itu bisa dibaca sebagai bentuk kepercayaan diri. Namun, di sisi lain, orang bisa membaca bahwa pelatih tidak punya kontrol sepenuhnya akan tim.

Sarri dianggap tidak bisa “mengikat hati” para pemainnya secara penuh. Pembangkangan, apa pun alasannya, tetap saja tidak elok untuk tim. Apalagi pembangkangan yang terlihat “heroik” itu berakhir dengan kekalahan. Posisi pemain menjadi sangat salah, pelatih kehilangan muka.

Saya sendiri sangat yakin bahwa dasar keputusan Sarri ingin mengganti Kepa dengan Cabalero adalah data. Tentu sudah jamak terjadi ketika tim analis sebuah klub sudah melakukan analisis mendalam soal persentase keberhasilan kiper menepis tendangan penalti.

Dasar itu juga yang digunakan oleh Thomas Tuchel ketika mengganti Edouard Mendy di laga Piala Super Eropa. Siapa yang menggantikan Mendy? Betul, Kepa. Kiper yang dulu membangkang.

Kita harus sadar bahwa sepak bola dimainkan oleh manusia. Di sana, ego, sebagai bagian alami dari manusia pasti turut bermain. Mendy sendiri tidak bermain buruk ketika Chelsea ditahan Villareal di 120 menit laga Piala Super Eropa. Sangat normal jika Tuchel tetap percaya kepada Mendy untuk mengawal Chelsea di babak adu penalti. Ingat, Mendy sudah bermain hampir 120 menit. Dirinya sudah sangat siap untuk momen penentuan.

Namun, Mendy mau menurunkan Ego dan memberi tempat kepada Kepa. Peristiwa ini membawa dua pesan yang pasti menyenangkan hati para fans Chelsea.

Pertama, Tuchel punya kontrol penuh atas timnya. Kontrol seperti ini tidak berasal dari rangkaian kata dan usaha mendekati pemain secara personal saja. Tentu saja Tuchel menggunakan data untuk mendukung keputusannya. Satu hal yang patut diapresiasi adalah pelatih asal Jerman ini sudah menyiapkan segalanya jauh-jauh hari.

Mendy sendiri patut mendapat apresiasi ketika tidak memaksa ingin terus bermain. Dia sadar bahwa ternyata Kepa punya catatan menepis pinalti lebih baik, seperti yang dituturkan oleh Tuchel.

“Analis tim dan pelatih kiper menunjukkan data kepada saya. Setelah itu kami berbicara kepada para pemain bahwa pergantian ini bisa terjadi ketika kami memainkan pertandingan sistem gugur,” ungkap Tuchel.

Tuchel sendiri sudah menyiapkan skenario ini sejak musim lalu, tepatnya sebelum laga babak 16 besar Piala FA melawan Barnsley. Lewat fakta ini pembaca bisa mencatat seberapa detail pelatih Chelsea itu “mengikat hati” para pemainnya sejak jauh-jauh hari.

“Sejak saat itu mereka tahu. Sungguh luar biasa bagaimana Mendy menerimanya. Sungguh luar biasa pembicaraan di pagi hari sebelum pertandingan di Piala FA melawan Barnsley musim lalu. Orang-orang ini adalah pemain tim sejati. Saya senang untuk Kepa dan saya senang untuk Mendy,” tegas Tuchel.

Iklan

Pendekatan yang menyeluruh, didukung dengan data sahih, dan cara Tuchel memuji anak asuhnya di depan wartawan membuat pemain Chelsea bisa menerima segala kontrol yang ditegaskan. Persiapan yang detail memang tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Kedua, seleksi dan pendekatan personal yang on point. Iya, saya tahu kalau Mendy memang harus mendapat apresiasi karena mampu menekan ego. Cukup menggambarkan bahwa dirinya adalah team player. Namun, yang luar biasa sudah terjadi jauh sebelum Kepa menggantikan Mendy.

Maksudnya begini. Ketika sebuah tim akan membeli pemain, ada banyak aspek yang diukur. Bukan soal kemampuan dan potensi saja yang diamati. Satu aspek penting yang pasti diukur adalah karakter. Bagi mereka yang kecanduan Football Manager pasti sudah akrab dengan laporan scout tentang karakter pemain. Scout pasti melarang pelatih membeli pemain yang sifatnya bisa merusak keharmonisan tim.

Tentu saja Chelsea punya sumber daya besar untuk membeli kiper terbaik di dunia. Soal gaji? Tidak pernah jadi masalah. Namun, manajemen tentu tidak mau klub sembarangan “membakar uang” untuk kiper yang egonya akan merusak tim. Oleh sebab itu, setelah seleksi yang pasti ketat, muncul nama Mendy.

Saya masih ingat betul ketika Mendy datang ke Chelsea. Banyak media yang menggambarkan kiper berusia 29 tahun itu akan menggeser Kepa. Apalagi Kepa punya jejak masalah dua tahun yang lalu.

Perlu kamu ketahui, posisi kiper adalah posisi yang “murung”. Kalau kiper utama tidak cedera atau performanya terjun bebas, kiper kedua akan jadi sangat akrab dengan bangku cadangan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk membangun hubungan harmonis di antara semua kiper. Harus ada perasaan senasib sepenanggungan. Kiper dituntut menjadi sosok yang rendah hati, mendahulukan tim, dan mau berkorban. Ego tinggi tidak punya tempat di sini.

Jika hubungan harmonis antara Mendy dan Kepa tidak terbangun, bukan tidak mungkin Chelsea akan kalah di laga Piala Super Eropa. Pelatih kiper punya andil besar di sini. Namun, jangan lupakan juga peran Tuchel ketika mengajak semua kiper untuk duduk bersama dan saling menerima kelemahan.

Aksi tersebut terlihat sederhana. Namun, dampaknya luar biasa. Banyak pelatih bagus gagal ketika melatih tim besar karena dia “tidak menguasai ruang ganti”. Tuchel, semenjak kedatangannya, langsung bisa mengubah skuat Chelsea menjadi satu unit yang kompak dan tangguh.

Pada akhirnya, usaha Chelsea sejauh ini untuk merawat hati pemainnya menunjukkan hasil memuaskan. Skuat yang harmonis, berisi pemain-pemain berbakat, dan pelatih yang memegang kontrol secara penuh adalah ramuan terbaik akan sebuah kesuksesan jangka panjang.

BACA JUGA Kepa Biang Kerok Chelsea Kalah? Nggak Juga, Ah! dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: chelseakepaliga inggrismendypiala super eropatuchelVillareal
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.