Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Benang Kusut Arsenal yang Perlu Diurai Freddie Ljungberg

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
1 Desember 2019
A A
Benang Kusut Arsenal yang Perlu Diurai Freddie Ljungberg

Benang Kusut Arsenal yang Perlu Diurai Freddie Ljungberg

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Freddie Ljungberg ditinggal banyak masalah ketika menggantikan Unai Emery sebagai pelatih Arsenal. Masalah yang membelit seperti benang kusut.

“Sudah lama sekali saya berada di klub ini. Saya suka sepak bola yang menghibur, menyerang, tetapi kami juga tidak boleh lemah ketika bertahan. Sebuah keseimbangan yang tidak mudah untuk ditemukan. Bagi saya, pesepak bola yang bahagia bakal memainkan sepak bola terbaik,” kata Freddie Ljungberg di wawancara perdana sebagai pelatih kepala Arsenal.

Kata “bahagia” tidak sesederhana ia dituliskan. Kata itu memuat begitu banyak proses supaya bisa terjadi, terutama ketika kita sedang membicarakan Arsenal. Sudah begitu lama fans Arsenal tidak merasakan kebahagiaan sesungguhnya. Sejak tahun 2004 tepatnya.

Freddie Ljungberg menjadi bagian dari skuat legendaris yang berhasil memberikan kebahagiaan paripurna itu. Kini, dia berbicara soal kebahagiaan. Kembali mencari dari sudut pandang pesepak bola. Sudut pandang yang tepat, karena kebahagiaan klub dan suporter berasal dari sana. Untuk mencapai “bahagia” itu, Ljungberg perlu mengurai benang kusut yang membelit Arsenal.

Mengangkat moral dan attitude pemain Arsenal

Ketika Unai Emery resmi dipecat, ada beberapa pemain Arsenal yang tidak mengucapkan “salam perpisahan”. Misalnya, Mesut Ozil, Granit Xhaka, Lucas Torreira, dan beberapa pemain lainnya. Mereka adalah para pemain yang tidak “diperlakukan” secara baik oleh Emery. Hasilnya, sebuah pembangkangan terjadi, ruang ganti menjadi tidak sehat.

Rasa tidak suka kepada Emery membuat beberapa pemain Arsenal berani meledek secara terbuka. Mereka menirukan cara berbicara, aksen, dan keterbatasan berbahasa Inggris Emery sebagai cara untuk meledek. Bahkan mereka melakukannya secara terbuka. Sikap kebablasan ini menular ke beberapa pemain akademi yang berlatih dan bermain bersama tim utama.

Sebuah indikasi yang sangat tidak baik. Memang, kita bisa paham kalau para pemain tidak kebeblasan kalau tidak ada sebab. Namun, sebagai pesepak bola profesional, terlebih orang dewasa, sikap itu tidak boleh ada. Selain moral yang anjlok, attitude para pemain perlu dibentuk lagi. Sikap profesional dibutuhkan supaya pekerjaan bisa terselesaikan.

Ljungberg harus sadar. Bisa jadi, jika selama melatih prestasi tidak terangkat, attitude jelek itu mengganggu Ljungberg juga.

Untungnya, saya rasa Ljungberg sadar akan hal itu. Dia minta tolong Per Mertesacker untuk ikut melatih bersama tim utama selama beberapa waktu. Ketika masih aktif bermain, bersama Laurent Koscielny, Per Mertesacker punya pengaruh yang besar. Pemain asal Jerman itu punya kharisma untuk menekan attitude jelek. Di sisi lain, Per adalah kawan yang baik bagi semua pemain. Dia bisa mengangkat mood pemain yang sedang gelisah.

Atensi kepada detail

Ljungberg punya atensi kepada detail. Ini sangat penting bagi kebahagiaan pemain. Contohnya begini. Beberapa minggu sebelum final Liga Europa, Emery tidak mau membicarakan persiapan final bersama performance team sebelum Liga Inggris selesai. Sikap itu membuat persiapan tidak berjalan dengan baik.

Emery juga bersikeras untuk lebih awal berangkat ke Baku, Azerbaijan, tempat final Liga Europa diadakan. Arsenal berangkat dua hari lebih awal dibandingkan Chelsea, lawan mereka di final. Sikap ini bertentangan dengan masukan dari staf kesehatan Arsenal. Mereka merasa fasilitas kesehatan di Baku tidak begitu bagus.

Bagaimana hasil final Liga Europa? Arsenal dibantai Chelsea dengan skor 1-4. Persiapan tidak matang dan kondisi pemain yang tidak optimal membuat final krusial itu lepas begitu saja. Atensi kepada detail berhubungan dengan kebahagiaan pemain.

Ljungberg juga lebih memerhatikan hal-hal kecil seperti logistik ketika tandang. Detail yang tidak dianggap penting oleh Emery. Padahal, klub berisi manusia yang bisa merasa. Ketika diperhatikan, manusia akan merasa lebih bahagia. Karena dihargai, kerja mereka dianggap “ada”. Rasa tidak suka dari staf bukan tidak mungkin menular ke pemain lewat komunikasi setiap hari.

Warisan Arsene Wenger adalah tentang memanusiakan manusia sejauh yang kamu bisa. Manusia tidak sempurna. Ada cacat. Ada kesalahan. Wenger pun melakukan kesalahan. Namun, komunikasi dan perhatian selalu ada. Melahirkan keharmonisan. Tidak aneh kalau Wenger, yang mewariskan keharmonisan kepada Ljungberg, menjadi sosok pupuler.

Iklan

Tentang Aubameyang dan Lacazette

Sebelum Emery dipecat, baik Aubameyang dan Lacazette dikabarkan menunda pembicaraan kontrak baru. Keduanya disebut tidak ingin berseragam Arsenal jika Emery masih melatih. Melihat dari kaca mata bisnis dan ambisi, sikap keduanya bisa dipahami. Namun, yang perlu diperhatikan adalah sikap mereka punya pengaruh besar di ruang ganti.

Aubameyang dan Lacazette adalah dua pemain paling populer di ruang ganti. Selain persona yang ramah dan riang, keduanya punya peran besar di atas lapangan. Tanpa performa Auba dan Laca, sangat mungkin Arsenal sedang sibuk lari dari kejaran gaya tarik zona degradasi.

Emery berusaha selalu memainkan keduanya bersama-sama. Memang sangat sulit mencadangkan salah satu. Namun, ada kalanya Lacazette tidak bermain baik dan pelatih harus tegas. Pun juga dengan performa Aubameyang. Apalagi bukan rahasia kalau keduanya bakal semain bagus jika bermain sebagai striker tengah, bukan penyerang yang melebar seperti Auba.

Akan ada saatnya ketika Ljungberg berhadapan dengan ego Auba dan Laca. Jika menuruti ego tersebut, bisa jadi keseimbangan Arsenal terganggu. Jika tidak menurut, Arsenal bisa kehilangan pemain terbaik mereka. Menjadi pelatih, pada titik tertentu, adalah menghadapi dilema. Mencari titik keseimbangan bisa menjadi pekerjaan seumur hidup.

BACA JUGA Membaca Determinasi Freddie Ljungberg, Kekasih Baru Arsenal atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 1 Desember 2019 oleh

Tags: Arsenalaubameyangemeryfreddie ljungberglacazetteliga inggrisljungbergozilpepeunai emeryxhaka
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.