MOJOK.CO – Kalau masih terus begini, masa kerja Emery bersama Arsenal yang memang hanya untuk jangka pendek, akan semakin pendek. Unai Emery kini menghitung hari?
Melawan juru kunci, di liga mana saja, kamu boleh bermain imbang bahkan kalah. Namun, kamu tidak boleh imbang atau kalah dengan cara paling memalukan. Sungguh sayang, Arsenal melakukan keduanya. Mereka imbang, dengan cara paling memalukan. Maka sungguh wajar apabila gaung tagar Emery Out terdengar sangat kencang.
Watford, lawan Arsenal malam itu, belum pernah menang di empat laga awal Liga Inggris. Tiga kali kalah dan satu imbang, bikin mereka duduk di dasar klasemen. Catatan buruk yang bikin pelatih mereka, Javi Gracia dipecat. Sebuah “bahan” yang paling enak untuk siapa saja lawan Watford. Namun, bukan Arsenal, yang belum akan bahagia kalau belum menyusahkan diri sendiri.
Melawan tim juru kunci dengan pelatih baru, Emery menurunkan skuat yang di atas kertas sangat menarik. Kecuali keberadaan Granit Xhaka yang seharusnya tidak bermain dulu karena peformanya yang terus menukik. Apa yang terjadi? Sepanjang laga, Watford bisa melepaskan 31 tembakan berbanding 7 yang dibikin Arsenal.
Tim juru kunci bisa melepaskan hingga 31 tembakan ke gawang sebuah klub yang setiap tahun bermimpi juara dan lolos ke Liga Champions. Catatan 31 percobaan yang bikin Watford menjadi rekor. Menjadi yang paling banyak dilakukan sebuah tim di Liga Inggris dan rekor paling buruk yang pernah dirasakan oleh Arsenal sejak pencatatan statistik dilakukan secara resmi pada musim 2003/2004.
Dari lima pertandingan, Arsenal sudah menderita 96 kali tembakan ke arah gawang. Catatan yang sangat memalukan lantaran menjadi yang paling banyak. Lebih banyak dari semua klub yang bermain di Liga Inggris, Serie A Italia, La Liga Spanyol, Ligue 1 Prancis, dan Bundesliga. Sebentar, belum selesai.
Sebanyak dua persen jumlah percobaan ke gawang musim ini semuanya diproduksi oleh Watford hanya dari babak kedua melawan Arsenal. Bagaimana cara membaca rekor yang sungguh memalukan ini?
Pertama, Unai Emery tidak bisa melatih cara bertahan Arsenal. Saya sempat memuji pendekatan Emery ketika Arsenal kalah dari Liverpool. Waktu itu, Liverpool bisa melepaskan banyak umpan silang hingga berbuah 25 kali peluang. Mengizinkan Liverpool rutin melepas umpan silang membuat penetrasi dari tengah, yang lebih berbahaya, bisa sedikit diredam.
Namun, di laga Watford, ketika menderita 31 kali peluang, ekspektasi saya ternyata terlalu tinggi. Sebanyak 52 persen tembakan Watford berasal dari dalam kotak penalti. Serangan Watford mencapai 61 persen berasal dari depan kotak penalti persis. Cara bertahan macam apa yang mengizinkan tim juru kunci bisa melepaskan tembakan hingga 52 persen dari dalam kotak penalti?
Bermain dengan ide 4-3-1-2, Arsenal tidak menunjukkan kerapatan yang konsisten. Sisi kanan dicecar sepanjang laga dan tidak ada respons yang ditunjukkan Emery. Dia sangat pasif. Terlalu pasif. Lebih pasif ketimbang Arsene Wenger. Padahal, beberapa kali Emery bisa merespons situasi dengan cepat. Keraguan menjadi petaka.
Kedua, pergantian pemain yang sungguh konyol. Menit 60, Emery mengganti Dani Ceballos. Pergantian yang aneh dan terburu-buru karena terbukti Arsenal kehilangan kontrol lini tengah. Menit 70, Mesut Ozil keluar digantikan Reiss Nelson. Dan komplet sudah, Arsenal kehilangan controller dan creator. Selain kehilangan kontrol lini tengah, The Gunners kesulitan membuat peluang berbahaya di sepertiga akhir.
Kekonyolan belum berhenti sampai di situ. Selepas laga, Emery menyampaikan alasan di balik penggantian Ceballos dengan Joe Willock. Emery beranggapan kalau cuaca kala itu sungguh panas. Ia ingin memasukkan pemain yang lebih segar.
Tahukah kamu, Ceballos berasal dari Spanyol, sebuah negara yang lebih panas ketimbang Inggris. Paling tidak, Ceballos lebih terbiasa bermain di tengah cuaca panas ketimbang pemain-pemain yang lebih lama bermain di Liga Inggris. Pemain sayap Watford bisa berlari lebih lama di tengah “cuaca panas”. Mengapa Ceballos tidak bisa?
Apa perlu dilakukan water break? Para pemain diizinkan mandi sekalian biar segar. Habis mandi terus bobok siang, baru lanjut main lagi. sungguh absurd.
Ketiga, Emery yang keras kepala. Masih berkaitan dengan kesalahan pergantian pemain, seharusnya Xhaka dan Nicholas Pepe yang dikeluarkan. Xhaka kesulitan mencegah Watford melepaskan tembakan dari depan kotak penalti. Torreira bakal memberikan rasa aman lebih jika dimainkan di posisi Xhaka. Torreira justru dimasukkan untuk bermain seperti layaknya #8, alih-alih #6.
Hingga pekan ke-5, Emery masih belum bisa menarik keluar potensi Nicholas Pepe. Pemain termahal Arsenal itu seperti sulit melakukan penetrasi seperti yang rutin dia sajikan di Ligue 1. Pepe seperti terlalu cepat kehilangan akselerasi. Ketimbang menggantikan Ozil, Reiss Nelson justru lebih efektif jika menggantikan Pepe untuk kemudian banyak bermain di sisi kanan.
Bek kiri Watrford banyak naik menyerang menemani Gerard Deulofeu. Ruang di belakang bek kiri itulah yang harusnya dieksploitasi oleh Nelson. Namun, Emery banyak memainkan Nelson lebih ke tengah, berdekatan dengan Willock.
Yang lebih aneh lagi, pemain-pemain pengganti Arsenal seperti kehilangan akselerasi dan kekuatan fisik. Kalau mau menggunakan cuaca panas sebagai alibi, mengapa pemain-pemain Watford masih bisa berlari hingga laga usai? Apakah Nelson dan Willock tidak pemanasan secara ideal?
Meski imbang, bukan kalah, penampilan Arsenal justru mampu menunjukkan lebih banyak kekurangan dibandingkan ketika kalah dari Liverpool. Kalau masih terus begini, masa kerja Emery yang memang hanya untuk jangka pendek, akan semakin pendek. Pak Emery, apakah Bapak tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah yang terlihat dari empat laga sebelumnya?
BACA JUGA Kebohongan Unai Emery Seperti Tipikal Cowok Menghindari Konflik dengan Pacarnya atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.