Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Punya Pengalaman Pacaran Itu Penting, Tolong Sempatkanlah!

Audian Laili oleh Audian Laili
11 Mei 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selayaknya pengalaman hidup yang lain. Punya pengalaman pacaran juga penting. Kita tidak akan membicarakan soal halal dan haram. Namun sebagai salah satu tahap pembelajaran dari proses hidup kita.

Nggak sedikit yang beranggapan kalau pacaran itu terlalu banyak mudaratnya dibandingkan manfaatnya. Ya, soal menganggu fokus kayak ganggu sekolahlah, bakal bikin kita ribet bertengkar dan jadi sering galaulah. Atau yang sering diomongin, pacaran adalah hal yang mengarah ke zina. Hadeeeh, masalah hubungan romantis ini, nggak sekadar seperti itu, ya.

Mohon maaf aja. Sadarkah kita kalau pacaran itu justru media kita untuk latihan, Saudara-saudara? Salah satu skill yang kita dapatkan dalam proses pacaran misalnya, belajar cara negosiasi.

Dengan berpacaran, kita bakal latihan bernegosiasi. Nggak sekadar asal negosiasi yang penting kedua kepentingan sama-sama tercapai, ya. Lantaran ini berada dalam hubungan asmara, di mana kedua pihak sama-sama memiliki rasa sayang. Maka, negosiasinya itu pakai hati. Mudah? Jelas nggak. Nggak jarang, hanya karena persoalan yang kelihatannya sepele, konflik ujug-ujug bisa muncul begitu saja. Pasalnya, negosiasi pakai hati ini bukan sekadar perkara ya atau tidak Maemunah.

Hal ini tentunya juga memberi efek berbeda pada orang-orang yang pengalamannya paling pol sebatas punya gebetan doang. Begini, ya, hubungan pacaran ini punya efek seolah-olah, “dia adalah milik kita”. Padahal kan, nggak juga. Nah, si efek blawur, “dia adalah milik kita” inilah yang sering membuat kita harus lebih keras lagi mengelola hati dan memanajemen proses negosiasi. Halah.

Dengan pengalaman pacaran ini, kita jadi lebih tahu kekurangan kita. Bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan nggak bikin orang lain sakit hati? Ataupun soal kesadaran, bahwa ini adalah hubungan yang saling. Kita nggak bisa begitu mudahnya egois dan penginnya dunia berpusat pada kita aja! Misalnya, kita penginnya cuek-cuek aja, tapi mendapat perhatian berlimpah darinya. Ya, nggak bisa kayak gitu, Sayang.

Nah, pengalaman cihuy soal bernegosiasi pakai hati ini, begitu penting untuk kehidupan keseharian. Kita jadi tahu bahwa manusia itu dinamis dan bukan robot. Yang nggak bisa seenaknya diatur-atur dengan semau kita. Mereka punya proses berpikir masing-masing, yang harus didekati dengan pendekatan yang berbeda-beda.

Selain itu, karena punya partner, kita jadi punya teman diskusi yang kadang menyenangkan tapi nggak jarang menyebalkan. Akhirnya, perspektif kita akan sesuatu jadi lebih kaya dan luas. Kita nggak terkungkung dengan pikiran yang itu-itu saja karena kita punya teman diskusi.

Misalnya, selama ini kita nggak suka dengan orang yang merokok. Kok, ndilalah malah punya pacar yang ngerokok. Yang mana, kita nggak bisa asal ngelarang dia untuk menghentikan kebiasaan itu begitu saja. Lha wong, kita ini orang yang baru aja datang di hidup dia. Jadi, mau nggak mau, kalau memang kita pengin mempertahankan hubungan, kita harus berusaha memahami kebiasaannya ini dan ngerti alasan di baliknya. Betul, pengalaman pacaran membuat kita belajar untuk toleran dengan pilihan orang lain.

Proses toleran ini menjadi lebih sulit dibandingkan toleran pada orang yang nggak punya ikatan perasaan sama kita. Selama ini kita berpikir bahwa rokok nggak ada baik-baiknya buat kesehatan. Eh, lha kok, orang yang kita sayang, malah punya kebiasaan itu? Bayangkan saja, proses memahami saja sulit. Eh, ini malah dibumbui dengan perasaan harus ngeman-eman.

Punya pengalaman pacaran ini juga bikin kita paham pentingnya motivasi hidup—meski hidup tanpa motto. Tahu rasanya bagaimana bahagianya bisa membahagiakan dia. Kita ngerti bagaimana senengnya, bisa bermanfaat untuk orang lain. Serta, bahagianya jika keberadaan kita ternyata diharapkan oleh orang lain. Hal ini lantas bikin kita lebih bersemangat untuk menjalani hari nggak gampang menyerah—atau malah pengin mati aja.

Memang betul, akan lebih baik kalau yang namanya motivasi ini tumbuh dari diri sendiri. Teorinya sih, seperti itu. Tapi gimana, ya? Namanya manusia, butuh alasan yang lebih nyata untuk nggak males-malesan dan tergerak untuk mulai berusaha—demi bisa membahagiakan si dia. Kan otak orang jatuh cinta: aku bahagia kalau kamu juga bahagia. Tapi kalau bisa, kamu bahagianya sama aku aja.

Bahkan, kita bisa melakukan banyak hal nggak logis hanya demi dia. Nah, ghirah atau motivasi yang munculnya kadang nggak masuk akal semacam ini. Kayaknya sih, agak susah dipahami oleh orang yang belum punya pengalaman pacaran.

Selain itu, pengalaman pacaran juga melatih kepekaan kita dengan kondisi sosial sekitar. Misalnya, kita jadi tahu saatnya lagi serius atau lagi bercanda, dan bisa menempatkan diri pada situasi tersebut. Kita tahu kalau dia chatnya pakai huruf capslock itu artinya apa. Pun kita jadi tahu, kalau dia memilih diam seharian, apa yang terjadi dengannya. Lelahkah? Atau malah nggak cuma lelah tapi bete dan sebel? Nah, akhirnya kita juga jadi melatih diri untuk menemukan treatment-treatment yang tepat, guna menjadi bucin yang paripurna.

Iklan

Kata beberapa teman saya yang pernah pacaran—meski sekarang lagi nggak punya pacar. Pengalaman pacaran yang dulu pernah mereka alami, telah memberikan kesadaran untuk merawat diri. Katanya sih, kalau dia nggak pernah ngerasain pacaran, pasti tampilannya bakal lebih butek dari sekarang. Meski saat dulu baru saja ditinggalkan, tetap saja bikin hidupnya cukup berantakan. Tapi, saat dia sudah berhasil menata hidup lagi. Dia lebih bisa memahami soal hal-hal kecil yang sebelumnya nggak penting baginya, ternyata penting bagi orang lain. Seperti, pentingnya pakai deodorant untuk kenyamanan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Terakhir diperbarui pada 11 Mei 2019 oleh

Tags: manfaat pacaranpacaranpengalaman pacarantoleran
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Mereka yang Disuruh Putus Orang Tua Pacar karena Bukan Mahasiswa: Sakit, tapi Tak Perlu Repot-repot Kasih Pembuktian MOJOK.CO lebaran
Liputan

Cerita Pilu 2 Pria yang Hubungannya Kandas Menjelang Lebaran, Ada yang Bawa-bawa Agama dan Dianggap Tak Punya Masa Depan!

9 April 2024
Casual Date: Sebuah Kenikmatan Tanpa Batas yang Berbahaya MOJOK.CO
Esai

Casual Date: Kenikmatan Tanpa Batas dan Berbahaya yang Tidak untuk Dirasakan Semua Orang

28 Februari 2024
Beratnya Menjalin Hubungan Romansa dengan Cowok Beda Agama MOJOK.CO
Kilas

Beratnya Menjalin Hubungan Romansa dengan Cowok Beda Agama

28 September 2023
Cinlok KKN sering terja
Geliat Warga

Cerita Cinlok KKN, Jadian Sama Anak Pak RT hingga Putus Karena Beda Aliran

22 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.