MOJOK.CO – Hasil sensor AirVisual menunjukkan udara Jakarta makin buruk di malam hari. Aktivitas yang terjadi di malam hari tersebut dipertanyakan: Hasil dari kegiatan apa?
Banyak foto bertebaran di media sosial menampakkan pemandangan gedung-gedung Jakarta yang agak tersamarkan. Mungkin sekilas ini terlihat seperti air embun. Namun, faktanya ini tidak semenyenangkan air embun segar dan dingin saat mengenai wajah. Wajah samar Jakarta tersebut dampak polusi udara yang masih saja dipertanyakan dan dicari asal-usulnya sama pemerintah.
Udara Jakarta sedang buruk-buruknya. Awal minggu ini bahkan kembali menempati peringkat pertama dunia untuk polusi udaranya. Sebuah thread di Twitter mengungkapkan kalau udara paling buruk di Jakarta bukan ketika banyak orang beraktivitas di pagi hingga sore hari. Justru, hal ini terjadi di tengah malam—saat masyarakat harusnya tengah beristirahat.
Pengamatan pergerakan udara yang tidak sehat tersebut disampaikan di sini.
Jam 22.00, jam 20.00, dan jam 19.00. Terlihat semakin malam udara semakin beracun. Saya kok curiga ada industri yang bekerja di malam hari, agar tidak ketahuan kalau emisi gas-nya meracuni udara. Bagaimana kementrian @KementerianLHK ? pic.twitter.com/u9mal5erMu
— 𝘼𝙜𝙪𝙨 𝙎𝙖𝙥𝙩𝙤𝙣𝙤 ❄️ (@AgusSaptono) July 21, 2019
Dari pengamatan hasil sensor AirVisual, Agus Saptono memperkirakan kalau polusi udara Jakarta disebabkan pabrik-pabrik dengan “nakalnya” membuang gas-gas polusinya di malam hari. Seolah-olah itu adalah kondisi paling aman—baginya—karena nggak ada yang ngelihat.
Isu sudah direspons Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, Gubernur punya dugaan lain: polusi malam hari itu berkaitan dengan arus kendaraan berat yang baru lalu lalang di malam hari, melewati jalur tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Apalagi di rute itu ada kegiatan konstruksi dan perbaikan jalan yang menyebabkan kemacetan sehingga asap buangan kendaraan makin mencemari udara malam.
Polusi menjadi isu yang bikin panik warga Jakarta sepanjang Juli 2019, tecermin dari ekspresi mereka di media sosial. Bisa jadi karena ada bumbu sentimen Jakarta vs Luar Jakarta, netizen dari daerah lain seperti Surabaya dan Yogyakarta berlomba-lomba memamerkan kualitas udara di daerah mereka yang lebih bagus dari Jakarta.
Jika Anda salah satu di antara pengejek Jakarta, laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017 yang diolah Beritagar ini perlu Anda baca.
Pertama, kualitas udara Jakarta memang yang terburuk di Indonesia, tapi di belakangnya mengekor Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Lampung.
Kedua, ketika mengukur kualitas air, unsur alam yang sama pentingnya dengan udara, walau DKI Jakarta yang jadi juaranya, di belakangnya menyusul Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Banten.
Jadi, daripada sibuk mengolok-olok Jakarta, netizen luar Jakarta mending mulai memikirkan masalah air dan udara di wilayahnya masing-masing.