Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Habis Lulus S-1 Enaknya Lanjut Kuliah, Kerja, atau Nikah?

Audian Laili oleh Audian Laili
9 Agustus 2019
A A
lulus S1, Kerja, Kuliah, Nikah MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Baru saja lega menyelesaikan skripsi, kegalauan lain sudah menyusul. 

Jargon wajib belajar 12 tahun dari pemerintah (meski implementasinya belum maksimal) sepertinya telah membuat generasi muda tidak terlalu susah untuk memutuskan sesuatu saat masa studinya telah berakhir. Biasanya sih, kalau udah lulus SD bakal SMP, lalu SMA. Nah, selepas SMA kebimbangan ini mulai terjadi: milih langsung kerja atau lanjut kuliah? Namun, skema yang nggak terlalu beragam tersebut membuat kita nggak sulit-sulit amat dalam memilih jalan hidup.

Akan tetapi, bagi orang-orang yang akhirnya memutuskan kuliah dan lulus, perlu diingat baik-baik bahwa perayaan sidang dan wisuda yang meriah karena mendapat banyak perhatian dan hadiah itu, bukanlah puncak dari segalanya.

Pasalnya, pilihan di tahapan hidup selanjutnya sering kali membuat bingung. Rasanya pilihan menjadi semakin sulit, apalagi usia kita juga semakin dewasa. Kita memiliki tanggung jawab yang semakin besar. Maka, setiap pilihan yang kita ambil nggak bisa lagi main-main. Pilihan antara lanjut kuliah lagi, lanjut kerja, atau menikah buat sebagian orang tidak mudah diputuskan.

Pertanyaan-pertanyaan “ke mana kah kita harus melangkah?” bisa bikin galau dan pusing. Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa menentukan keputusan terbaik untuk si masa depan sekaligus nggak gelagapan pas ditanyain sama anggota keluarga yang semangat kepo—dan sok tahu yang terbaik buat kita.

Pertama, kita perlu menanyakan pada diri kita terlebih dulu: Apa sih, yang kita mau? Besok-besok kita pengin dikenal sebagai apa? Nggak perlu mikirin bagaimana keadaan kondisi sekarang. Di tahap ini kita hanya perlu berimajinasi. Fyi, berimajinasi nggak perlu logis kok. Jadi dinikmati saja dengan khusyuk.

Kedua, ketika kita sudah tahu apa yang sebetulnya sangat pengin kita capai, lalu kita lihat kondisi yang ada saat ini. Bagaimana diri kita? Bagaimana keluarga kita? Bagaimana dengan orang terdekat kita? Mungkinkah si impian itu dapat segera direalisasikan dalam waktu dekat?

Ketiga, jawaban mungkin dan tidak mungkin di atas kemudian perlu kita petakan. Mengapa hal tersebut menjadi “mungkin”? Dan mengapa menjadi “tidak mungkin”? Setelah itu, baru kita bisa tahu apa yang perlu kita prioritaskan dalam waktu dekat. Mana yang seharusnya kita lakukan terlebih dahulu.

Memetakan keinginan kita dengan kondisi yang ada, memang tidak mudah. Sering kali, kita tidak jujur dengan diri sendiri karena sudah tertutup sama yang namanya ambisi. Akan tetapi, proses memetakan ini sangat penting. Supaya kita tidak terjebak dengan terlalu memikirkan sesuatu yang disebut-sebut sebagai quarter life crisis itu. Pasalnya, terlalu memikirkan dalam-dalam soal si krisis ini justru bikin kita jadi semakin krisis.

Btw, yang sering kali terlewatkan, sebetulnya pilihan-pilihan tersebut tidak selalu berjalan sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan, kalau kita punya manajemen waktu yang baik, mereka bisa dilakukan secara bersama-sama.

Misalnya setelah lulus S-1 lalu kerja dulu. Terus lanjut kuliah sambil kerja, yang punya jam kerja lebih fleksibel (fyi, PNS diwacanakan nggak perlu kerja di kantor, loh). Nah, pas kondisi keuangan udah mumpuni dan dipertemukan dengan seseorang yang pendamping-able, yaudah, nikah sekalian. Bagaimana? Ketiganya bisa dilakukan dalam satu waktu, kan?

Ya, tapi dengan catatan kalau bisa dimulainya jangan langsung bebarengan ketiganya. Mohon maaf, nata fokusnya itu loh, naudzubillah.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2019 oleh

Tags: kerjakuliahlulus S1Nikahquarter life crisis
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Kuliah, Mahasiswa PTN, bidikmisi, hp kentang.mojok.co
Ragam

Mahasiswa PTN Bohongi Orang Tua, Mengaku Baik-Baik Saja padahal 4 Tahun Kuliah Menderita karena HP Kentang dan Laptop Bobrok

12 Agustus 2025
Sesal mahasiswa perantau: jarang pulang demi gelar sarjana PTN dan sok sibuk sampai abaikan telepon ibu, sekali pulang malah terima kabar duka MOJOK.CO
Ragam

Sesal Mahasiswa Perantau: Jarang Pulang dan Sok Sibuk sampai Abaikan Telepon Orangtua, Sekali Pulang hanya Tersisa Duka

10 Agustus 2025
Pesan ibu untuk anak yang hendak merantau untuk kuliah (menjadi mahasiswa baru) atau bekerja yang kerap diabaikan MOJOK.CO
Ragam

Pesan Sederhana Ibu untuk Anak yang Merantau (Jadi Mahasiswa), Kerap Diabaikan Berujung Penyesalan Abadi di Kemudian Hari

22 Juli 2025
Gagal UTBK, kuliah.MOJOK.CO
Kampus

Saat Anak Gagal dalam Kuliahnya Meski Sudah Keluar Biaya Ratusan Juta, Orang Tua Cuma Bisa Pura-Pura Bangga agar Anak Tak Kecewa

30 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.