Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Menikah dengan Perwira Demi Prosesi Pedang Pora

Audian Laili oleh Audian Laili
25 November 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bukan hanya disambut dengan prosesi Pedang Pora, menikah dengan perwira juga bisa bikin kamu punya seragam Persit atau Bhayangkari biar hits macam ibu pejabat.

Akhir tahun biasanya menjadi musimnya kondangan yang diikuti dengan harap-harap tipis untuk bisa segera dikondangin. Ngomong-ngomong masalah kondangan dan sebuah pernikahan, ada masa di mana beberapa teman perempuan saya tergila-gila dan berambisi ingin menikah dengan seorang lelaki berseragam, bagaimanapun caranya.

Lelaki berseragam yang saya maksud, bukan yang asal pekerjaannya pakai seragam. Laki-laki yang masuk dalam daftar ini antara lain yang berseragam Polisi, TNI, ABRI, dan profesi-profesi semacamnya.

Para lelaki berseragam ini, terlihat menarik di mata beberapa teman perempuan saya. Pasalnya, seragam yang mereka kenakan melekat erat dengan pangkat yang disandang dan identitasnya sebagai seorang abdi negara. Hal ini, tentu menjadi sesuatu yang terasa keren dan layak untuk dipamerkan pada dunia.

Bagi seorang perempuan, apalagi yang belum lulus kuliah—dan maunya langsung nikah aja—punya calon suami yang sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, menjadi sesuatu yang cukup membanggakan. Rasa-rasanya, masa depannya bersama sang calon suami sudah tampak jelas. Seorang calon suami yang berprofesi sebagai seorang abdi negara—apalagi yang sudah berpangkat perwira—tentu saja menjadi sebuah investasi masa depan yang tidak perlu diragukan lagi perihal kepastian—kenyamanan—hidupnya.

Memangnya kenapa sih harus punya suami berseragam? Alasan dari pertanyaan ini, berkaitan dengan rasa ingin menunjukkan ke banyak orang kalau punya kepastian akan masa depan.

Sayangnya, masalah memamerkan ini, tidak akan mudah dilakukan jika sang calon suami adalah abdi negara yang tidak memiliki seragam dengan pangkat ‘sejelas mereka’. Apalagi, bagi calon suami yang ternyata kerjaannya nggak pakai seragam. Tentu, keinginan kuat untuk pamer menjadi tidak mudah direalisasikan.

Masalah menunjukkan identitas si calon suami ini, dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya berkat aplikasi yang namanya Instagram. Foto berdua di studio ala-ala pre wedding dengan sang calon suami sambil mengenakan seragam masing-masing, menjadi sesuatu yang jamak dilakukan.

Foto-foto macam ini akan banyak bertebaran. Coba saja diingat-ingat, biasanya nih, yang unik dan entah kenapa yang sering saya lihat, dalam foto-foto tersebut, mas-masnya bakal mengenakan seragam profesinya lengkap dengan pangkat perwiranya. Sedangkan mbak-mbaknya, bakal mengenakan seragam yang ada bau-bau profesi kesehatannya. Gimana, apa kamu juga sering melihatnya?

Akhirnya, hal ini akan memunculkan sebuah gambaran pasangan ideal yang hanya dimiliki oleh para abdi negara berseragam dan tenaga medis semata. Hmmm, apakah sebetulnya ini ada pengaruhnya dari drama Korea Descendant of the Sun yang terlalu bikin baper itu, ya?

Selain itu, yang membuat menikah dengan seorang perwira adalah sesuatu yang dianggap fantastis adalah salah satu prosesi pernikahannya, yakni Prosesi Pedang Pora! Iya, prosesi yang bakal membuat pernikahanmu—kalau kamu nikah dengan perwira—terkesan istimewa. Bahkan kalau cuma dibayangkan saja, bakal sangat terasa kesyakralannya.

Pedang Pora sendiri berasal dari kata Pedang Pura atau Gapura Pedang. Prosesi rangkaian pedang berbentuk gapura ini menjadi tradisi pernikahan bagi para perwira militer, sebagai simbol melepas masa lajangnya. Selain itu, prosesi ini juga untuk memperkenalkan sang mempelai wanita kepada dunia angkatan bersenjata.

Dalam prosesi ini, yang akan menjadi pengiring dan merangkai pedang-pedang tersebut adalah rekan-rekan atau adik tingkat dari mempelai pria yang juga berpangkat perwira. Fyi, prosesi Pedang Pora hanya akan dilakukan sekali seumur hidup. Jadi, kalau ternyata calon suamimu adalah duda atau kamu ternyata dijadikan istri kedua, mohon maaf nih, nggak usah ngimpi dapat sambutan Pedang Pora di pesta pernikahanmu.

Namun, di balik kemeriahan yang bakal kamu rasakan jika memang menikah dengan seorang perwira, ada hal yang perlu kamu pertimbangkan juga, Sayang. Jangan lupa, menikah dengan seorang abdi negara itu sama artinya kamu juga harus siap ditinggal-tinggal bertugas di berbagai pelosok tanah air bahkan luar negeri—jika dia diminta untuk terlibat sebagai pasukan perdamaian misalnya.

Iklan

Selain itu, kamu juga harus siap jika diajak berpindah-pindah tempat tinggal, dan tinggal di mana saja. Baik di daerah pelosok, terpencil, bahkan di perbatasan. Jangan sampai, keputusanmu untuk menikahi seorang perwira, hanya sebatas euforia foto pre wedding dan prosesi Pedang Poranya semata. Namun, kamu tidak mempersiapkan diri dengan hal serba tidak pasti setelah menikah. Eh, ujuk-ujuk, kamu merengek-rengek setiap ditinggal bertugas. Atau merengek karena merasa tidak mampu beradaptasi dengan tempat tinggal barumu. Apalagi, kalau seumur hidupmu, kamu sudah terbiasa hidup enak dan segala kebutuhanmu tercukupi dengan sekali bilang.

Lagian, kamu yakin nih, cuma pengin pesta pernikahan yang ada Pedang Poranya? Nggak pengin, nikah sama seseorang yang dapat memberikanmu kehidupan setelah menikah penuh pesta pora?

Hal lain yang juga tidak kalah penting untuk dipahami, jangan sampai pilihanmu menikah dengannya hanya dari pangkat dan seragamnya saja. Sayang, masalah menikah tidak sebatas memilih orang berdasarkan apa yang terlihat kasat mata. Namun, jatuh cinta dan menikahlah dengan seseorang karena kebaikan budi pekertinya. Halah.

Menikah adalah perkara sekali seumur hidup dan menjadi sebuah agenda besar di hidupmu. Jangan sampai hidupmu jatuh terpelosok hanya karena jatuh cinta dengan duniawi semata.

Uuuhhh, sungguh ter-Mario Teguh sekali~

Oh ya, kalau kamu masih tetep kekeuh pengin nikah sama lelaki berseragam, tapi nggak dapat-dapat Perwira ataupun pangkat di bawahnya, ya udah pacarmu suruh aja pakai seragam Pramuka. Terus pestanya, pakai prosesi Tongkat Pora. Kalau nanti ditanyai pangkatnya apa, jawab aja: Siaga, Penggalang, Pandega, atau justru Pembina. Gampang, toh?

Terakhir diperbarui pada 21 Oktober 2019 oleh

Tags: menikahpedang porapernikahan idamanperwiraprofesi berseragam
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4
Video

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4

24 Februari 2025
Mendengar Penyesalan Gen Z yang Nikah Muda: Jangan Buru-Buru Kawin Kalau Gajimu Masih Setara UMR Jogja MOJOK.CO
Ragam

Mendengar Penyesalan Gen Z yang Nikah Muda: Jangan Buru-Buru Kawin Kalau Gajimu Masih Setara UMR Jogja

10 Januari 2024
Uneg-uneg Pengantin Baru: Istri yang Bingung Mau Ngapain Selama 24 Jam MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg Pengantin Baru: Istri yang Bingung Mau Ngapain Selama 24 Jam

9 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.