MOJOK.CO – Dulu, palang pintu kereta api dipasang untuk menghalau hewan. Sekarang, ia ada untuk membersamai kegoblokan kita semua.
Polda Metro Jaya pernah merilis data yang menyebutkan bahwa telah terjadi setidaknya 20 kecelakaan di perlintasan kereta api Jakarta, Bekasi, Depok, dan sebagian Tangerang pada tahun 2016. Meski angka ini telah mengalami penurunan sejak tahun 2015 (sekitar 28 kejadian), sebuah PR besar jelas tergambar di kepala kita semua (hah, kita???): kayaknya masih banyak orang yang belum paham-paham amat sama fungsi palang pintu kereta api.
Asal you tahu aja, ya: palang pintu kereta api awalnya tidak dibuat untuk menghalau kendaraan, melainkan untuk menghalau hewan.
[!!!!1!!!1!!!!]
Ya, ya, ya, silakan kaget. Dulu, palang pintu kereta api memang ditujukan untuk hewan karena mereka tidak bisa melihat rambu-rambu, berbeda dengan manusia. Tapi agaknya, di zaman sekarang, palang pintu memang hanya cocok dan perlu ditujukan untuk manusia.
Ha gimana nggak? Bahkan dengan adanya palang pun, selalu saja ada hal-hal bodoh dan goblok yang dilakukan mereka selagi palang pintu sedang tertutup dan ada bunyi ngiung-ngiung tanda kereta api mau lewat.
1. Berhenti di Sisi Kanan Jalan
Selagi palang pintu kereta api turun tanda kendaraan harus berhenti, beberapa orang kadang lupa bahwa dirinya harus berhenti barang sejenak di tempat yang seharusnya. Apa maksudnya?
Gini, loh, Zubaedah. Bukankah kita harus mengendarai kendaraan di sisi kiri jalan? Nah, saat palang pintu ditutup, orang-orang seakan tidak sabar mengantre di sisi kiri jalan sehingga mereka memilih maju-maju sampai ke sisi kanan jalan. Padahal, saat palang pintu dibuka, pengendara lain dari arah berlawanan pun bakal langsung melaju, terlebih karena bagi mereka, sisi kanan jalan kita (hah, kita???) adalah sisi kiri jalan mereka.
Alhasil, macet, deh. Bego, sih.
2. Angkat-Angkat Palang
Sudah tahu palang pintu kereta harus ditutup, eh masih ada saja orang yang dengan asyiknya berolahraga ngangkat-ngangkat palang. Entah apa tujuannya, tapi biasanya hal ini dilakukan dengan muka datar tanpa ekspresi, seolah-olah menunggu kereta api adalah hal yang paling sendu sedunia.
Ckck. Goblok banget, dah. Padahal yang paling sendu adalah menunggu cinta datang kembali pada hati yang sepi.
Apa? Menunggu cinta itu lebih goblok? Ya embeeer~
3. Duduk di Atas Palang
Beberapa rel kereta api umumnya “dihias” dengan banyak penjual jajan dan makanan, yang kemudian membuatnya ramai dikunjungi orang-orang. Nah, aktivitas-aktivitas kunjungan ini umumnya membuat mereka kehabisan tempat duduk, apalagi waktu kereta mau lewat. Artinya, mereka jelas nggak bisa duduk di rel kalau masih ingin hidup bahagia dan ikutan Pilpres 2019. Maka, pilihan pun jatuh ke satu-satunya permukaan menarik: palang pintu kereta api.
Hadeeeeh, monmaap nih, Bapak, Ibu, dan Adek-adek, memangnya nanti pas palangnya naik, situ nggak kesakitan apa???
4. Latihan Lompat Tinggi
Mentang-mentang palang pintu kereta api berbentuk palang (ya iya, lah!), beberapa orang lantas berpikir untuk menjadikannya sebagai media latihan lompat tinggi agar bisa lebih siap menghadapi ujian pelajaran olahraga. Ini absurd banget, memang—bahkan tidak berhasil-berhasil amat—dan ujung-ujungnya menjadi momen…
…panjat-panjatan palang pintu kereta api.
Yah, sama saja, lah, gobloknya.
5. Nerobos Palang
Kalau hal-hal di atas bisa kita hadapi dengan geleng-geleng kepala sambil mengumpat, “Goblok tenan,” poin terakhir ini adalah langkah yang beyond-goblok. Sudah jelas-jelas jalanan ditutup agar kita berhenti, kenapa masih harus nerobos?
Ingat, Mbak-mbak dan Mas-mas yang dimuliakan Allah: keluargamu menunggu di rumah, begitu juga dengan utang dan kerjaanmu. Jadi, apa salahnya berkendara dengan hati-hati dan mematuhi rambu lalu lintas agar selamat dan baik-baik saja?
Mantap, tulisan kali ini disertai dengan pesan-pesan berkendara yang baik. Tabik!