Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Rasisme dan Rasialisme Itu Bedanya Apa Sih?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
3 September 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Rasisme adalah sesuatu yang tidak rasional, sedangkan rasialisme merupakan sesuatu yang rasional dan netral. Baru tahu, kan?

Wikipedia membuat dua halaman berbeda untuk dua buah kata yang terdengar mirip: rasialisme dan rasisme. Seorang teman bertanya, apakah keduanya memang punya makna yang sama karena, kalau iya, kenapa harus dibuat dalam dua halaman berbeda?

Rasialisme dijelaskan sebagai suatu penekanan pada ras atau pertimbangan rasial, sedangkan rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu; bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Masih nggak bisa melihat beda keduanya? Tenang saja, Wikipedia juga menulis kalimat ini di bawah keterangan soal rasialisme, kok:

“Walaupun istilah ini kadang digunakan sebagai kontras dari rasisme, istilah ini dapat juga digunakan sebagai sinonim rasisme.”

Pernyataan ini mengingatkan saya pada sebuah artikel yang diterbitkan di Huffpost.com perihal dua fenomena unik. Sebuah jajak pendapat di The Wall Street Journal (WSJ) yang pernah dilakukan setelah kasus pembunuhan oleh polisi terhadap seorang pria kulit hitam tak bersenjata menunjukkan angka 35% orang kulit hitam dan 40% orang kulit putih yang meyakini bahwa hubungan antarras masih terbilang cukup baik. Angka ini sudah mengalami penurunan dari polling sebelumnya (66% orang kulit hitam merasa hubungan antarras di sana tergolong baik).

Meski dalam jajak pendapat WSJ tadi terdapat 60% orang kulit putih lainnya yang tidak sepakat pada hubungan antarras yang baik (dan sering kita nilai sebagai “rasis”), sebuah survei menunjukkan bahwa mereka menyukai kesetaraan ras, bahkan dalam bidang yang intim sekalipun. Faktanya, 85% orang kulit putih mendukung pernikahan campuran, yaitu antar orang kulit hitam dan putih.

Fenomena di atas sebenarnya melibatkan dua istilah yang sedang kita bahas sejak awal: rasisme dan rasialisme. Kedua kata ini, harus diakui, memiliki perbedaan, tapi sering kali menimbulkan kebingungan.

Apa Sebenarnya Rasisme Itu, Apa Sebenarnya Rasialisme Itu

Dalam contoh kasus di atas, apa yang disebut sebagai rasisme adalah wujud permusuhan terhadap orang kulit hitam, yang mengakibatkan golongannya kerap diserang tanpa alasan hanya semata-mata dengan anggapan inferioritas. Sementara itu, apa yang disebut sebagai rasialisme adalah kesadaran tinggi terhadap ras orang lain yang berbeda.

Rasisme adalah sesuatu yang tidak rasional dan sering kali bersifat toxic, sedangkan rasialisme merupakan sesuatu yang rasional, netral secara moral, dan menjadi bagian tak terhindarkan dalam masyarakat, mengingat adanya sejarah perbudakan, diskriminasi, ataupun status sosial—dalam hal ini misalnya pada hubungan orang kulit putih dan hitam.

Beda? Tentu saja. Tapi, meski tak sama, kedua istilah ini memang sering dikacaukan dan disebut sebagai sesuatu yang bisa saling menggantikan, sebagaimana yang ditulis oleh banyak kamus. Pada KBBI, misalnya, kalau kamu mengetikkan kata rasialisme di kolom pencarian, definisi yang keluar adalah:

1) prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan yang berat sebelah terhadap (suku) bangsa yang berbeda-beda

2) paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul; rasisme

Perhatikan definisi kedua: Kamu bahkan menemukan kata rasisme di sana. Lalu, apakah kata rasisme punya definisi khusus? Jawabannya: tidak. Di KBBI, kalau kamu mencari kata rasisme, hasil yang keluar hanya sebuah kata lainnya: rasialisme.

Iklan

Hal yang sama juga bakal kamu temukan di Cambridge Dictionary. Kata racism ditulis dengan definisi:

“The belief that people’s qualities are influenced by their race and that the members of other races are not as good as the members of your own, or the resulting unfair treatment of members of other races.”

Sementara itu, tidak ada keterangan khusus untuk kata racialism. Malah, dalam entri kata racism tadi, disebutkan bahwa kata racism adalah serupa kata racialism, sebuah istilah “old-fashioned” dalam bahasa Inggris di UK.

Rasisme dan Eufemisme Rasial

Apa yang mendasari “persamaan” antara kata rasisme dan rasialisme ini, saya juga nggak tahu. Saya tempe. Hehe. Namun, agaknya, seperti dilansir dari CNN, hal ini ada hubungannya dengan “cara ngata-ngatain rasis dengan cara lebih sopan” atau “eufemisme rasial”.

Menurut KBBI, eufemisme memiliki makna sebagai ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, merugikan, atau tidak menyenangkan.

Gimana maksudnya?

Beberapa orang tidak menyebut Donald Trump sebagai orang yang rasis, melainkan memberinya julukan “orang dengan kecemasan rasial” atau “orang dengan kebencian rasial”. Jika ada seorang politikus menjatuhkan lawannya yang berbeda ras dengannya (misalnya orang kulit putih terhadap orang kulit hitam), ia mungkin tidak akan secara langsung disebut rasis, melainkan “orang yang memberikan tuduhan rasial”.

Lama-kelamaan, eufemisme rasial ini kian membantu mengaburkan makna kata rasisme dan rasialisme. John Simpson, editor Oxford English Dictionary Online juga mendukung pernyataan ini: “They didn’t start out that way, but they are now considered one in the same.”

Yah, kalau dipikir-pikir, kata rasisme dan rasialisme ini mirip sama kamu dan gebetanmu: dulu sendiri-sendiri, sekarang udah jadi satu.

Eh, udah jadi satu beneran, kan?

BACA JUGA Sarkasme dan Satire: Duo Majas Sindiran yang Beda Level atau baca tulisan Aprilia Kumala lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: Donald Trumpkulit hitamkulit putihrasialismerasisrasisme
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Curahan Hati Mahasiswa Papua yang Kesulitan 'Mengetuk Pintu' Pemilik Kos di Jogja.MOJOK.CO
Kampus

Suara Hati Mahasiswa UGM Asal Papua Ungkap Beratnya Kuliah di Jogja Meski Dianggap “Papua Kedua”

17 Oktober 2023
ilustrasi Tutorial Klarifikasi untuk Influencer Blunder mojok.co
Pojokan

Tutorial Klarifikasi untuk Influencer Blunder

8 Desember 2021
Data Scientist: Pekerjaan dengan Gaji Tinggi, Tanggung Jawab Moralnya Ekstra MOJOK.CO
Esai

Data Scientist: Pekerjaan dengan Gaji Tinggi, tapi Tanggung Jawab Moralnya Ekstra

26 Oktober 2021
Kemenangan Taliban di Afghanistan dan Hal-hal yang Bikin Penasaran
Esai

Kemenangan Taliban di Afghanistan dan Hal-hal yang Bikin Penasaran

17 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.