Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Kok Cinta Pertama Disebut Cinta Monyet, Padahal Dia Kan Manusia?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
10 September 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Naksir temen waktu SD, eh dibilang lagi cinta monyet. Kenapa harus monyet? Kita kan naksir temen sekelas, bukan temennya Dora the Explorer!

“Kamu suka sama siapa?”

“Kamu.”

Saya hampir keselek waktu diam-diam membaca pesan singkat yang masuk di hape. Waktu itu, adik saya yang masih SD meminjam hape untuk menanyakan PR pada temannya. Siapa sangka, obrolan yang mula-mula cuma nanyain “halaman berapa”, malah berakhir dengan “kamu lagi suka sama siapa”.

Hari-hari ini, di media sosial, beberapa kali saya menemukan tangkapan layar chat antar dua orang anak SD yang topiknya kurang lebih sama: saling kepo lagi pada suka sama siapa.

Kalau dipikir-pikir, waktu saya masih SD, kejadiannya juga hampir mirip. Bedanya, kami (saya dan kamu) tidak tumbuh besar di tengah gempuran hape. Saya ingat, ada momen saya ngobrol sama seorang teman laki-laki dan kami bicara soal “kamu lagi suka sama siapa”.

“Aku suka sama Ana. Kamu lagi suka sama siapa?”

“Nggak ada.”

“Bohong,” tuntut teman saya. Saya ngotot. Pikir saya cuma satu: Ya masa saya harus bilang kalau orang yang saya suka itu kamu???

“Keberanian” teman adek saya untuk mengaku bahwa dirinya menyukai adek saya, patut diacungi jempol, walaupun saya yakin 100% bahwa dia cuma lagi mengalami cinta monyet. Dulu, kakak saya juga menyebut hal yang sama: “Kamu itu cuma lagi cinta monyet. Haha.”

Rasa gregetan karena jatuh cinta “kaleng-kaleng” itu pun dengan segera berubah menjadi sebuah pertanyaan besar, yaitu…

…kenapa, sih, cinta pertama harus disbeut sebagai cinta monyet???

Seingat saya, cinta pertama saya tidak tampak seperti monyet. Dia juga nggak pakai sepatu boot kayak monyetnya Dora. Jadi, kenapa??? Kenapa harus dibilang cinta monyet???

Istilah cinta monyet diyakini berasal dari istilah puppy love dalam bahasa Inggris, meski kata puppy (anak anjing) dan “monyet” jelas menunjukkan spesies yang berbeda. Ditulis dalam Wikipedia, puppy love adalah “an informal term for feelings of romantic or platonic love, often felt during childhood and adolescence”. Penamaan puppy love didedikasikan sebagai wujud afeksi pada anak anjing yang lucu.

Iklan

Mengingat ada banyak kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, kenapa kita nggak mengadopsi kata puppy love tadi menjadi “cinta anak anjing”, dan malah jadi “cinta monyet”?

Tidak ada sumber yang dengan pasti menuliskan alasannya, tapi saya rasa kalau kita bilang “cinta anak anjing”, kemungkinannya cuma dua: dikira naksir beneran sama anak anjing, atau dikira lagi sambat dan misuh-misuh.

Lagi pula, ternyata, puppy love tidak melulu soal anak anjing. Di Belanda, istilah serupa disebut kalverliefde atau secara literal berarti “cinta anak sapi”. Nah, di Indonesia, anak anjing dan anak sapi dalam istilah ini bertransformasi menjadi “monyet”.

Laman Diedit.com menyebutkan kemungkinan makna istilah cinta monyet lebih lanjut. Tak sedikit yang menghubungkan istilah ini dengan teori Charles Darwin yang percaya bahwa kita (hah, kita???) berasal dari monyet yang berevolusi. Ada pula yang meyakini istilah cinta monyet menggambarkan pencarian—persis seperti monyet yang suka mencari kutu.

Bukan cuma itu, ada satu lagi tebakan makna dari istilah cinta monyet. Beberapa orang percaya istilah ini berasal dari kebiasaan monyet yang gelantungan di pohon, yang berarti “bermain-main”. Maksudnya, cinta pertama adalah perasaan yang main-main saja—tidak dalam dan tidak bermakna penting. Harapan palsu. Datang dan pergi. Nggak serius. Ghosting.

Eh, ini kok jadi mirip sama cinta orang dewasa, sih?!

BACA JUGA Membuktikan Cinta Secara Ilmiah atau tulisan Aprilia Kumala lainnya.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2019 oleh

Tags: anak SDcinta monyetDora the Explorerghostingnaksir temen sekelaspuppy love
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

ilustrasi Siapa Sih yang Ngajarin Bangga Jadi Playboy dan Tukang Ghosting? Perbuatan Jahat Kok Disombongin mojok.co
Pojokan

Siapa Sih yang Ngajarin Bangga Jadi Playboy dan Tukang Ghosting? Perbuatan Jahat Kok Disombongin

2 Agustus 2021
Gen Z Tidak Akan Relate Seramnya Acara ‘Dunia Lain’ Dulu, Sebelum Kini Jadi Olok-Olok karena Cringe.MOJOK.CO
Kolom

Demi Kejar Rating, “Dunia Lain” Rela Ubah Konsep Uji Nyali

1 Mei 2021
Apa Sih yang Orang Dewasa Dapat dari Menertawakan Anak SD di Konten TikTok?
Esai

Apa Sih yang Orang Dewasa Dapat dari Menertawakan Anak SD di Konten TikTok?

23 April 2021
Ghosting, menyebabkan perih korbannya dan kepuasan pelakunya. lIustrasi Photo by Priscilla Du Preez on unsplash
Liputan

Ghosting: Antara Perih Korban dan Kepuasan Pelakunya

16 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.