MOJOK.CO – Kenapa di beberapa tempat air putih digratiskan padahal air mineral dijual bebas? Kenapa pula kita menyebutnya air putih, bukan air bening? Apakah keduanya mengacu pada air mineral? Mojok Institute akan mengurai penjelasannya berikut ini.
“Air gratis,” begitu tulisan yang tertera di sebuah warung. Saya sempat terkejut dengan kalimat tersebut. Lah wong kalau mau minum Aq*a botolan saja saya harus beli 2.500 rupiah, eeeeh kok di sini gratis? Bukankah itu sama aja sama air mineral?
Ternyata, jawabannya adalaaaaah~
*jeng jeng jeng*
Air putih vs air mineral
Air mineral dan yang putih adalah istilah yang dipakai untuk merujuk pada dua hal yang tampak serupa, tapi sebenarnya berbeda. Yang putih disebut mengandung satu atom oksigen dan dua atom hidrogen, sedangkan air mineral mengandung mineral, baik alami maupun buatan. Komponen mineralnya pun beragam, yaitu zinc, zat besi, kalsium, dan magnesium.
Yang putih umumnya didapatkan dari sungai, danau, atau—secara praktis—dari keran air bersih di rumah, yang lalu dimasak sampai matang. Di sisi lain, air mineral adalah air yang berasal dari tempat yang mengandung banyak mineral.
Baiklah, satu pertanyaan terjawab sudah: Yang putih dan air mineral keduanya berada di jalur yang berbeda~
Air putih vs Air bening
Sebelum saya memesan minuman ke ibu penjual, teman saya maju duluan dan berkata, “Bu, air beningnya dua.”
[!!!!!!!!!!!!!11!!!!]
“Putih atau air bening, sih?” bisik saya, ketika si teman kembali ke sebelah saya.
Teman saya belum menjawab, tapi saya sudah membuka KBBI terlebih dulu. Tidak ada lema “air bening” di sana—yang ada yang putih:
- air tawar yang dapat diminum,
- air yang masih asli dan belum dicampur apa-apa.
Kata air sendiri, masih menurut KBBI, berarti cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang diperlukan dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen. Disebutkan pula bahwa air akan mendidih pada suhu 100°C.
Nah!!! Kenapa tidak pakai istilah air jernih saja kalau begitu? Toh, kata bening yang berhubungan dengan air dalam KBBI sendiri bermakna bersih, putih, tidak bercampur dengan tanah, dan jernih~
Hmm, tapi coba lihat: ada kata putih pula di definisi kata bening, terkait air.
Di titik ini, saya rasa istilah ini muncul dengan sendirinya dan diterima dalam masyarakat tanpa penolakan. Hal ini pun terus berlaku sampai sekarang hingga masuk ke dalam KBBI, meskipun—secara literal—warna airnya sendiri tidaklah putih seperti kapas, sebagaimana disebutkan dalam definisi kata putih pada kamus yang sama.
Omong-omong soal bening, air bening pun banyak rupanya. Tak hanya air minum, air aki juga berwarna transparan, mylov. Bahkan, jangankan air aki—air keran yang belum dimasak, air hujan, sampai air cuka pun bening! Bukankah begitu?
Mungkin, untuk itulah istilah ini hadir; sebagai pembeda di antara air bening-air bening tadi, untuk menunjukkan air mana yang layak minum.
Contoh sederhananya, pada 2017 lalu, dua pria Slovakia merilis produk kopi yang bening dan jernih, selayaknya air mineral. Rasanya? Tentu saja rasa kopi!
Singkatnya, kata bening lebih tepat dipakai untuk menggambarkan keadaan air (jernih), tapi tidak digunakan sebagai nama yang merujuk pada air minum biasa.
Teman saya yang sedari tadi mendengar penjelasan ini pun menghela napas. Lalu katanya,
“Tapi ibu penjualnya ngerti, kok, maksud saya,” katanya, sembari menunjuk si ibu yang datang dengan pesanan kami. Tambahnya, “Yang penting itu minumnya. Mau air mineral, mau yang lain baik semua!”
Yhaaa, dari keribetan air mineral, yang paling penting adalah keteraturan kita untuk minum delapan gelas sehari. Demi ginjal yang lebih sehat, gaes-gaeskuuuu~
Selamat minum air mineral dan air lainnya!
BACA JUGA Jerawat Hilang dengan Minum Air Putih yang Banyak? Ah, Mitos! dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.