Tidak ada kabar yang paling menyedihkan akhir-akhir ini selain gugatan cerai Angelina Jolie terhadap suaminya, Brad Pitt. Apalah arti dicampakannya Heru oleh Ahok setelah CLBK dengan Djarot. Bukan pula tentang kebijakan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan meneruskan reklamasi Teluk Jakarta. Atau kabar putusnya penyanyi cantik Raisa dengan pacarnya yang gagah rupawan serta mapan.
Berita yang menunjukan tanda-tanda Brangelina akan segera berakhir tentu menyesakkan jiwa banyak orang, maklum, keduanya dianggap sebagai salah satu pasangan paling ideal di muka bumi ini. Bagaimana tidak, Brad dan Angelina sama-sama dikaruniai paras mempesona. Hidup mereka tampak penuh berkah, makmur sentosa, serba berkecukupan dengan enam orang anak, tiga kandung dan sisanya adopsi. Mereka berdelapan terlihat kompak serta harmonis. Nilai tambah diberikan ke Brangelina karena pasangan ini aktif di sejumlah kegiatan sosial kemanusiaan. Kalaupun ada cela dari pasangan ini, paling hanya karena mereka tidak ikut program KB andalan. Sudah, itu saja. Sisanya… Istimiwir….
Kurang apa lagi coba? Cantik, tampan, kaya raya, sejahtera, rukun, dan tentu baik hati. Brangelina were the great Hollywood couple. Empat hari yang lalu.
Setelah sekian lama menjalin kemistri yang begitu luar biasa, akhirnya Angelina minta pisah. Publik terkejut. Sedih, marah, menyayangkan, pasangan maha ideal ini mesti berpisah. Media massa riuh ramai memberitakannya dengan berbagai angle. CNN Indonesia sampai membuat topik khusus “Akhir Dongeng Cinta Brangelina”. Entah salah atau benar, terendus orang ketiga yang menyebabkan perpisahan mereka. Tudingan ditujukan kepada Marion Cottilard, lawan main Brad di film Allied.
Di antara sedu-sedan itu, tentu saja ada yang tertawa. Siapa lagi kalau bukan penggemar Jennifer Aniston dan barisan anti-pelakor. Bagi mereka, Angelina adalah pelakor, alias Perebut Laki Orang. Maklum, Kebersamaan Brad Pitt dan Angelina memang dimulai ketika Brad masih berstatus sebagai suami Jennifer Aniston. Mangkanya, banyak yang mengaitkan perceraian Brangelina sebagai sebuah pembuktian bahwa karma itu ada.
Beruntung Angelina tidak tinggal di Indonesia. Dia luput dari serbuan barisan anti-pelakor yang ganas dan berbahaya.
Barisan anti-pelakor selalu berdiri di pihak istri sah. Membela Maia Estianty dari Mulan Jameela, Halimah dari Mayangsari, atau yang terbaru Nagita Slavina dari Ayu Ting Ting. Mereka bukan para feminis partikelir, melainkan orang-orang yang berempati dengan korban perselingkuhan. Mayoritas perempuan, tetapi tak menutup kemungkinan laki-laki. Slogannya mirip ucapan Bung Karno saat berkonfrontasi dengan Malaysia, “Ganyang Pelakor”.
Bentuk pengganyangannya tentu berbagai macam, mulai dari mblejeti aib pelakor, sampai membully di akun media sosial. Tak percaya? pantau saja medsos Mulan Jameela. Tentu kita bisa menilai julukan pelakor terhujat sepanjang masa pantas disandangnya.
Jangan coba-coba membela orang yang dituduh sebagai pelakor kalau tidak ingin dicari kekurangannya. Teori mutlak mereka, pembela pelakor sama saja seperti pelakor itu sendiri.
Entah kebetulan atau tidak, tapi yang pasti, ramainya perseteruan Mario Teguh dengan ‘anaknya’ bermula ketika Linna Teguh memberi dukungan kepada Ayu Ting Ting lewat instagram awal tahun ini. Penyanyi yang kebingungan cari alamat ini sedang menghadapi serangan barisan anti-pelakor karena dituding menggoyang rumah tangga Raffi Ahmad-Nagita Slavina.
Barisan anti-pelakor langsung mencari cerita buruk masa lalu Linna Teguh yang ternyata istri kedua. Tak tanggung-tanggung, kelompok ini memberikan bukti surat perceraian Mario dengan istri pertama dan akta lahir Kiswinar ke akun instagram @Lambe_turah, akun yang khusus membongkar gosip underground. Dan, Voila, jadilah gosip konsumsi publik yang berkepanjangan hingga saat ini.
Angelina Jolie beruntung tidak menjadi artis di Indonesia. “Aksi” merebut Brad Pitt dari Jennifer Aniston tak akan berimbas di karir atau jadwal manggung. Publik terlupa seiring dengan cerita cinta Brangelina. Tak akan ada petisi boikot di change.org seperti yang dilakukan barisan anti-pelakor kepada Mulan Jameela dan Ayu Ting Ting.
Begitulah nasib para pelakor di nusantara. Berbeda perlakuan, para pria yang direbut lebih minim hujatan daripada para pelakor. Bambang Triatmojo, Ahmad Dhani, atau yang dituding seperti Mario Teguh dan Raffi Ahmad, mereka masih bisa leyeh-leyeh tanpa banyak yang menghakimi.
Di sisi lain, para barisan anti-pelakor terus berharap keadilan bagi istri sah yang terkhianati. Mereka merindukan masa di zaman Tien Soeharto, saat selingkuhan terpaksa rela rumahnya disemprot tinja. Era saat para pelakor tak bisa menyombongkan hasil rampasannya.
Mungkin bila masih hidup, Tien Soeharto akan berkata “Piye kabare, enak jamanku tho?” sambil memperbaiki letak konde.
Bersyukurlah, Angelina, anda tidak tinggal di Indonesia.