Dalam hubungan, kadang munculnya konflik bukan dari hal yang rumit. Kadang soal yang bikin berantemnya pasangan bisa sesederhana … Tupperware yang ketinggalan.
Kepada para pria yang tak paham mengapa kami bisa cemberut hanya karena botol minum ketinggalan di kantor sementara “Ini kan cuma Tupperware“, ini pesan saya: Bang, Bro, Mas, kalian seharusnya waspada karena Tupperware itu barang berharga. Sama berharganya dengan cincin nikah kalian atau ingatan soal tanggal jadian. Kalau sampai hilang, bakalan berabe.
Begini, saya orang yang selalu membekalkan diri dengan produk Tupperware. Tolong dicatat ya, Tupperware adalah Tupperware, bukan wadah plastik. Bedakan. Saya punya berbagai variannya. Mulai dari kotak makan, botol minum, toples, bahkan tempat untuk menaruh saos ada. Tupperware bukan adalah sebab saya membawa bekal dari rumah, tapi merupakan bentuk eksistensi diri seorang perempuan.
Saya sering bingung sama orang yang suka ketinggalan Tupperware. Masa sih kalian suka ketinggalan bawa pulang barang berharga? Tupperware ketinggalan sama saja kalian mempertaruhkan keharmonisan hubungan demi sifat pelupa. Makanya kalau jadi cowok, peka dikit dong!
Ketinggalan Tupperware memang tidak sesederhana itu.
Bagi saya, membeli Tupperware itu tidak rugi. Soalnya, selain desainnya menarik dan materialnya bagus, kualitas Tupperware bolehlah dibandingkan dengan merek-merek lain yang kalian sebut “wadah plastik”. Tupperware juga bisa dijual lagi sebagai barang seken, kayak sepatu mahalmu itu lo, Mas, Bang, Bro.
Karena bisa dijual lagi sebagai barang seken, makanya Tupperware bergaransi seumur hidup. Ya kalau kamu pakainya nggak bener macam makan bekal di dekat kompor, nggak bakal bisa diklaim sih. Apalagi yang namanya hilang. Itu mana bisa diklaim, Bang, Mas, Bro.
Tenang kok. Ini bukan iklan. Saya memang pelanggan setia Tupperware yang puas. Ini sekadar testimoni.
Sekali Tupperware, tetap Tupperware. Ya memang kenyataannya nggak ada yang lebih bagus dari Tupperware. Dari segi desainnya aja lucu-lucu. Cocok banget untuk pak-bapak yang suka dibekalkan makanan sama istrinya atau nak-anak yang juga dibekalkan makanan untuk ke sekolah. Tujuannya adalah satu: bersama Tupperware, kita bisa makan teratur! Kalau kena maag, yang repot siapa? Istrinya kan, pacarnya kan, ibunya kan.
Untuk segi harga mah, Tupperware bisa terbilang worth it-lah. Beli sekali untuk seumur hidup. Makanya perlu distok supaya anak cucu juga bisa pakai. Namanya juga garansi seumur hidup, keuntungan macam ini nggak boleh dilewatkan. Jadi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Toh juga kamu mampu beli sepatu muahalmu itu kok!
Sebenarnya proses buat beli Tupperware itu nggak ribet kok. Kalau nggak punya teman yang memang agen Tupperware, kita juga bisa jadi agennya. Nanti bisa kejar target buat jualan Tupperware supaya kalau belanja Tupperware, dapat diskon tambahan yang lebih besar. Beli sama teman saja dapat diskon 30%, gimana kalau naik pangkat di atas agen, ya kan?
Bukannya kalian mau istri hemat ya? Ini dapat diskon lo kalau beli Tupperware. Kan diskon 30% sisanya lumayan buat beli pulsa. Ya kan? YA KAN?
Karena semua kelebihan Tupperware itu dan posisinya sebagai barang berharga, gimana nggak panik kalau itu barang sampai ketinggalan. Paniknya itu takut kalau sampai ada yang mencuri. Kamu kan nggak tahu kalau ada yang mengintai Tupperware milik istri atau pacarmu karena bentuknya lucu nan menawan.
Jadi, sudah jelas to sekarang kenapa kami-kami ini bisa rempong banget soal “wadah plastik” satu ini? Sudah paham? Kalau belum paham, nggak usah maksa. Ikutin aja aturan mainnya, soalnya situ toh nggak paham. Lagi pula, ada dua peraturan tak tertulis untuk kepemilikan Tupperware: (1) istri atau pacar selalu benar soal Tupperware, (2) kalau istri atau pacar salah soal Tupperware, lihat peraturan nomor (1).
Dan kalau kalian mau memberi hadiah seperangkat Tupperware edisi khusus kepada kami, itu pasti jadi hadiah yang sangat istimewa. Apalagi kalau ditambah dengan uang tunai. YA KAN, BU-IBU?
Dengan rendahnya kesadaran kamu soal keberadaan Tupperware, emangnya kamu mau bayar pajak lebih tiap tahunnya untuk barang yang tidak kamu peduliin?