MOJOK.CO – Kehebohan terjadi setelah Krisdayanti membeberkan besaran gaji DPR yang ternyata wow itu. Setelahnya, KD dipanggil atas pernyataannya.
Tempo hari, Krisdayanti blak-blakan terkait gaji DPR RI yang ia terima melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored. Masalahnya, masyarakat jadi tahu bahwa gaji wakil rakyat ternyata nggak main-main. KD menyebutkan gaji pokok yang ia dapatkan sebesar Rp16 juta per bulan, ditambah uang tunjangan Rp59 juta per bulan. Selain itu, ada dana aspirasi sebesar Rp450 juta yang diberikan lima kali dalam setahun dan uang kunjungan dapil sebesar Rp140 juta delapan kali dalam setahun.
Dari pernyataan Krisdayanti, kurang lebih gaji DPR yang ia terima sekitar Rp355.833.333 per bulan alias Rp11.861.111 per hari. Hati-hati ya baca nominalnya, soalnya emang banyak banget. Gaji KD dalam sehari hampir setara UMR Jogja dalam setengah tahun. Luar biasa, saudara. Saya juga tertampar, jujur aja.
Masalahnya, ini adalah gaji DPR RI versi Krisdayanti, ada berbagai aturan tunjangan yang semestinya berbeda dari setiap orang. Mereka yang merangkap sebagai ketua atau wakil ketua di tubuh perwakilan rakyat juga bakal dapat tambahan cuan, ada tunjangan anak-anak dan aturan njelimet lainnya. Gaji DPR RI memang perhitungannya dipersonalisasi macam itu. Tidak ada jumlah yang pasti. Satu-satunya kepastian adalah: gaji DPR RI memang banyak. Saya hampir yakin tiga dari sepuluh netizen yang mengikuti huru-hara ini tebersit niat untuk kelak jadi anggota DPR. Gajinya kelewat menarik.
Gaji dan tunjangan anggota DPR diatur dalam Surat Edaran Setjen DPR RI No.KU.00/9414/DPR RI/XII/2010 dan Surat Menteri Keuangan Nomor S-520/MK.02/2015 untuk lebih detailnya.
Setelah pusing berhitung dan ngiler berjamaah, netizen kembali heboh menyusul kabar Krisdayanti yang diajak diskusi perihal pernyataannya ini. Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR Utut Adianto dan Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPR Bambang Wuryanto memanggil KD untuk “ngobrol-ngobrol” menyusul kehebohan yang terjadi di masyarakat. Padahal, Utut menyatakan bahwa apa yang disampaikan Nyonya Lemos itu benar adanya. Jadi, salah Mbak KD di mana ya?
Krisdayanti sempat meminta maaf terkait pernyataannya yang kemudian viral dan jadi berita di mana-mana. Padahal, KD nggak perlu minta maaf atas kejujuran yang dia sampaikan. Lha wong pernyataannya nggak salah kok.
Gaji DPR fantastis, itu benar. Krisdayanti menyampaikan besaran gaji yang ia terima, itu juga benar. Jadi, anggota DPR nggak perlu kaget berjamaah begitu sama kebenaran. Ide buat menyalahkan KD atas pernyataannya yang jujur apa adanya itu juga konyol. Memang sudah saatnya kami sebagai rakyat tahu persis perwakilan yang kami pilih itu menerima berapa duit atas hasil kerjanya yang… ah sudahlah.
Ya kalau mau jujur, saya juga pengin menggugat. Apa sih yang sudah dilakukan Krisdayanti dan kawan-kawan sehingga gaji mereka dalam sehari hampir setara UMR Jogja setahun? Nominal sebesar itu kan bukan cuma terasa begitu njeglek, tapi juga sepet buat diterima. Padahal, statusnya anggota DPR, Dewan Perwakilan Rakyat. Tapi, dalam hal kekayaan saja sudah nggak mewakili blas. Nggak heran jika tagar #DPRMakanGajiButa heboh di Twitter. Nih ya, kadang kalau saya minta izin tambahan saat jatah cuti habis, itu saja rasanya sudah kayak makan gaji buta dan membiarkan kawan-kawan sekantor hidup dengan ketidakadilan kok. Apalagi buat ukuran orang-orang yang masuk ruang rapat terus tidur. Eh.
Setidaknya dengan Krisdayanti yang berani buka suara, kita semua jadi tahu satu fakta baru. Semacam mystery unlocked. Alih-alih nyalahin KD, seharusnya kita berterima kasih. Anggota DPR yang kayak Mbak KD memang perlu dikawal terus, jangan sampai senior-senior blio ngasih tekanan buat membungkam kebenaran. Udah bagus rakyat tahu meskipun heboh, daripada adem ayem dalam ketidaktahuan.
Dear Mbak KD, biarkan saja beberapa orang ngatain Anda noob, polos, terlalu tulus, sok suci bla bla bla apalah. Biarkanlah jiwa kejujuran dalam hatimu tumbuh dan mengakar, Mbak. Sebab, membongkar berapa besaran gaji DPR itu baru awal. Dalam perjalanan Mbak KD selanjutnya, saya yakin masih banyak yang perlu diketahui rakyat tanpa tedeng aling-aling.
Mbak KD nggak perlu minta maaf, lagian minta maaf ke siapa? Ke DPR karena Anda menyampaikan kebenaran? Ke rakyat karena kami jadi tahu soal kebenaran? Konsepnya kan sudah betul. Masa kalau ada “message” yang bermasalah kita perlu “kill the messenger”? Harusnya perbaiki “message” itu sendiri dong.
BACA JUGA Gaji Anggota DPR Itu Kecil, tapi Pas Kita Tahu Rasanya Tetap Menyakitkan dan artikel AJENG RIZKA lainnya.