MOJOK.CO – Ngefans Prince Mateen dan silaturahmi ke akun IG-nya itu ‘wajar’ kok. Wajar ndiasmu! Seribu kali bilang rahim anget pun, percayalah nggak ngaruh buat sang pangeran.
Hari ketika video Prince Mateen mendatangi pelantikan Jokowi kembali viral jujur aja saya sudah ketar-ketir. Bukan lagi soal cewek-cewek bakal norak dan lebay karena kegantengannya, tapi soal tamparan poros pembenci catcalling yang bakal menembakkan senjata dengan peluru tuduhan hipokrit.
Sebenarnya permasalahan ini nggak bisa dilihat secara linear dengan menempatkan reverse gender karena permasalahan feminis adalah soal relasi kuasa dan bagaimana subordinasi perempuan terjadi. Walau begitu, ujaran seksual dan tindakan norak terlepas dari imbasnya ke korban sudah nggak butuh hakim moral. Cetho welo-welo kalau objektifikasi terhadap siapa pun adalah menjijikan.
Soal cewek-cewek yang norak dan lebay, hingga menyeret-nyeret pacar Prince Mateen dalam lingkaran halusinasi tai kucing mereka, memang sudah ketebak. Kita nggak bakalan lupa bagaimana Jojo dilempari komentar “rahim anget” cuma karena kelihatan tahu-tahunya saat selebrasi. Hadeeeh, kayak nggak pernah liat iklan L-Men aja.
Gini ya, Sister, bahwa suka sama orang ganteng itu wajar. Tapi tolong, unggahan TikTok kalian udah makin annoying. Segala kehidupan Prince Mateen dikepoin. Mulai dari doi kuliah di mana, hobinya apa, sampai sosok pacarnya kayak apa. Saya akui kalian lebih jago daripada intel yang nyamar jadi kang nasgor itu. Meski misi kalian sampai sekarang juga nggak jelas.
Saya jadi ingat cerita Disney dan berbagai dongeng-dongeng princess-nya yang selama bertahun-tahun sudah menyuntikkan sebuah konstruksi bahwa pangeran itu selalu hooh dan idaman wanita banget. Akibatnya ciwi-ciwi sering kelojotan hanya karena dengar garis keturunan seorang cowok. Lha Prince Mateen pakai topeng dan masker aja ada yang komen, “Masya Allah tampanyooo”.
Kalian juga nggak perlu lah minta maaf apalagi bawa-bawa Sultan Hassanal Bolkiah. Malu, woy! Sebenarnya kalian mau koprol, kayang, bahkan capoeira di kolom komentarnya Prince Mateen dan pacarnya juga nggak ngaruh apa-apa. Mereka paling ketawa-tawa sambil merinding saking cringe-nya. Tenang, mereka nggak merasa terancam dan langsung anxiety.
Kecuali kalau kalian tiba-tiba melakukan march ke Istana Nurul Iman di Brunei, bawa poster foto Prince Mateen dan lighstick sambil teriak, “Nodai aku, Bwaaaang, nodai akuuu!”
Sudah pasti, jajaran keluarga kerajaan tepok jidat berjamaah.
Mendingan march depan rumah Andika Mahesa ex Kangen Band sekalian. Dialah babang tamvan yang jelas bakal menyambut hangat kedatangan kalian, Ladieees~
Sebenarnya sudah banyak netizen yang mengeluh karena malu sendiri sama kaumnya yang migrasi ke akun Instagram pangeran dan terlibat war dengan penduduk lokal Brunei. Tapi jangan diomongin lagi please, saya mau gumoh bacanya. Makin diributkan, masalah ini jadi makin kelihatan lucu dan norak.
Mirip kayak ngeributin skandal Rio-Kekeyi yang seolah-olah bakal merusak tatanan negara, padahal nggak ngefek apa-apa bosque. Berjanjilah bahwa tulisan ini adalah pembahasan terakhir yang kalian hiraukan soal Prince Mateen.
PLEASE KALIAN JAHAT WOI ANNOYING BAT EWH. pic.twitter.com/QaDCsiTU4J
— ????????? (@fqllingthrough) April 11, 2020
Mendingan kita menyalahkan Prince Mateen aja gimana? Salah dia mengunggah foto-foto dengan angle bagus. Salah dia foto pas lagi berkuda, jadi kelihatan melakukan olahraga sunah rosul. Salah dia juga sih kenapa upload foto pakai seragam militer, kan jadi kayak Crash Landing on You versi Brunei.
Bukankah pola victim blaming alias nyalahin ‘korban’ itu budaya netizen Indonesia? Smh.
BACA JUGA Tipikal Joke ‘Ada yang Menonjol Tapi Bukan Bakat’ Nggak Lucu, Bos! atau artikel lainnya di POJOKAN.