MOJOK.CO – Menjadi lucu adalah bakat, tapi ia tentu saja bisa dipelajari.
Bagi banyak orang, menjadi orang yang lucu, minimal punya pribadi yang jenaka, adalah sebuah berkah tersendiri.
Dalam urusan asmara, baik lelaki maupun perempuan yang humoris cenderung punya kans yang lebih besar untuk menggaet lawan jenis. Ini sesuai dengan banyak teori percintaan yang mengatakan bahwa dalam menjalin hubungan, seseorang cenderung menyukai dan mengutamakan kenyamanan. Dan kita tahu kenyamanan biasanya lahir dari perasaan bahagia, dan kebahagiaan umumnya lahir dari tawa, dan tawa hampir selalu berkorelasi dengan kelucuan.
Seseorang yang tampangnya tidak estetique, miskin, padu-padan busananya lawas dan tiada setil, niscaya ia masih punya potensi dimaafkan asal humoris.
Menjadi lucu adalah nilai lebih. Dan pada dasarnya, ini bukan hanya soal asmara, namun juga soal pergaulan, pekerjaan, dan lain sebangsanya. Betapa banyak seseorang yang kariernya mantap karena ia bisa berbincang dengan lucu dan menyenangkan dengan klien kerjanya. Betapa banyak pendakwah yang kemudian punya banyak pengikut karena ia bisa menyampaikan materi ceramahnya dengan balutan humor yang ciamik.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menjadi pribadi yang jenaka dengan selera humor yang mumpuni. Selera humor, menurut saya, memang semacam bakat tersendiri. Namun, selayaknya bakat, ia kadang bisa dikalahkan dengan tekad yang kuat.
Sebagai orang yang punya banyak kawan yang lucu dan humoris, saya pernah mencoba menggali apa saja yang mereka lakukan sampai mereka bisa menjadi selucu itu. Dan ternyata, hal yang mereka lakukan ternyata tak serumit yang saya pikirkan.
Salah satu hal yang paling pokok dan utama adalah banyak berkumpul dan nongkrong dengan orang-orang yang lucu.
Ada banyak hal yang bisa memengaruhi selera humor, dan pergaulan adalah salah satunya. Orang paling serius pun, kalau selama setahun penuh tinggal dengan Cak Lontong atau komedian cerdas lainnya, maka setidaknya, ia pasti bisa menjadi pribadi yang lebih lucu.
Manusia punya kecenderungan untuk mengamati dan mengembangkan keterampilan dari orang lain di sekitarnya, tak terkecuali keterampilan untuk mengolah humor.
Dengan banyak berkumpul dengan orang-orang yang lucu, kita bisa kulakan bahan kelucuan yang nanti bisa kita olah, juga bisa belajar bagaimana cara mereka menimpali sesuatu dengan cara yang lucu.
Cara kedua adalah dengan belajar mengasah logika. Ini terdengar serius dan sama sekali tidak lucu, namun memang pada titik tertentu, kelucuan selalu membutuhkan keseriusan.
Humor itu salah satunya terbentuk dari usaha mematahkan logika. Jadi, sangat susah seseorang bisa menjadi lucu bisa tak menguasai kaidah logika. Itulah kenapa sebagian besar orang lucu itu cenderung cerdas.
Saya kasih contoh salah satu adegan mematahkan logika yang sangat baik dari salah satu adegan di show-nya Srimulat.
Sofiah: Peng, itu tolong rumputnya disiram!
Gepeng: Yak, Bu. Tapi ini kan sedang hujan.
Sofiah: Lha masalahnya apa? Kamu kan bisa pake payung.
Nah, cara ketiga adalah dengan mencatat aneka cerita lucu dari kawan-kawan atau orang-orang di sekitar. Jadikan itu sebagai tabungan materi lelucon yang bisa diceritakan kepada setiap lawan bicara.
Kadang, orang dikenal lucu itu bukan karena ia lucu, tapi karena ia punya segudang cerita lucu tentang kawan-kawan dan orang-orang di sekitarnya.
Yang terakhir, rajin-rajinlah menonton stand up comedy, membaca buku-buku humor, dan mengumpulkan tebak-tebakan. Cobalah sesekali untuk mempraktikkan materi yang suda Anda dapat dalam pembicaraan dengan kawan-kawan Anda.
Kalau kawan Anda ternyata nggak tertawa, tak apa, maklumi saja, sebab untuk menjadi lucu, memang ada banyak tahapannya, dan malu adalah salah satunya.
Lagian kalau kawan Anda nggak tertawa, Anda bisa tertawa sendiri. Ingat, menertawakan diri sendiri adalah puncak humor yang paling paripurna.
Ya sudah, sebagai penutup, saya sertakan deh, tebak-tebakan yang semoga lucu ini. Semoga bisa memancing Anda untuk belajar menjadi pribadi yang lucu.
Kucing, kucing apa yang kalau jalan belok ke kiri terus?
Kucing dikunci stang. Hehehe, hehehe, hehehe.
Kenapa ayam jago tidak punya tangan?
Karena ayam betina nggak punya tetek. Hehehe, hehehe, hehehe.
Udang udang apa yang kalau mati bisa hidup lagi?
Udang reborn. Hehehe, hehehe, hehehe.
Kuda kuda apa yang kontolnya ada di punggung?
Kuda lumping. Hehehe, hehehe, hehehe.