Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Sesukses dan Sebobrok Apa Pun Hidup di Rantau, Mudiklah

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
2 Juni 2019
A A
mudik
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mudiklah. Tak banyak lagi orang tua yang tersisa. Lebaran depan bisa jadi aku berikutnya. (Nasihat Nenek)

~Prie GS

Dalam sebuah wawancara di salah satu acara talkshow di TVRI yang disiarkan tahun 2003 silam, Cak Nun pernah dengan sangat baik dan menawan menjelaskan tentang epistemologi mudik.

Mudik, menurut Cak Nun kala itu, merupakan pengejawantahan paling dasar atas naluri manusia yang senantiasa punya keinginan untuk kembali pada asal-usulnya. Asal-usul jasmani dan ruhani. Asal-usul berupa kampung halaman, sanak famili, dan juga nuansa budaya yang membesarkan dia sewaktu kecil.

“Orang itu mau maju ke mana saja, dia pada akhirnya akan kembali ke tempat semula.” Begitu kata Cak Nun.

Penjelasan Cak Nun tersebut saya pikir adalah penjelasan yang paling menarik bagi saya tentang mudik.

Pada kenyataannya, mudik bagi saya, dan tentu saja bagi banyak orang lainnya memang merupakan perjalanan klangenan untuk menyempurnakan nostalgia kita akan kampung halaman.

Bertemu kawan-kawan lama yang selama setahun terakhir mungkin tak bisa kita jumpai secara langsung karena sibuk dengan pekerjaannya di rantau. Bertemu kembali saudara jauh yang mungkin hanya bisa kita temui kalau ada hajatan pernikahan. Menyusuri jalanan-jalanan kecil yang dulu kita lewati sambil berlarian membawa gundu. Memandangi tanah-tanah yang dulu mungkin ditumbuhi pohon jambu yang kerap kita panjat.

Mudik menjadi sebuah obat penenang bagi banyak orang yang sudah terlalu mabuk pekerjaan. Menjadi semacam oase bagi kegersangan jiwa yang terjebak dalam kumparan sosial media yang panas dan lama sekali dinginnya.

Tiket mahal, keruwetan sepanjang perjalanan, biaya oleh-oleh, gengsi yang besar, dan segala rupa adalah harga yang memang layak ditebus untuk bisa menemui asal-usul kita.

Semua manusia kelak akan akan mati. Akan kembali. Dan mudik adalah bagian dari rangkaian-rangkaian kecil atas peristiwa kembali itu.

Kau boleh saja menunaikan salat subuh di Masjidil Haram, salat duhur di mushola kecil di salah satu sudut pusat perbelanjaan, salat asar di rest area tepi jalan Pantura, salat magrib di Masjidil Aqsa, salat isya di kamar kos yang bau dan butut, atau salat tarawih di Pelataran Monas. Tapi khusus untuk Salat Ied, tak ada tempat yang lebih baik ketimbang halaman masjid di kampung kelahiranmu.

Sesukses apa pun kau di rantau, jangan lupa untuk mudik. Sebobrok apa pun kau di rantau, jangan malu untuk mudik. Cium tangan ibumu, cium tangan bapakmu, pijak tanah kelahiranmu. Boleh jadi, kepulanganmu menjadikan berkah untuk kesuksesanmu atau solusi bagi kebobrokanmu.

Temui kakek dan nenekmu jika mereka masih hidup, temui kerabat-kerabat sebaya mereka. Biarkan mereka membalurimu dengan doa sederhana yang luar biasa: “Mugo dosamu, dosaku, dilebur ing dino bodo iki, Mugo aku lan awakmu iso menangi bodo ngarep.”

Doa sederhana yang bisa jadi adalah musabab kita belum akan mampus setidaknya sampai lebaran tahun depan.

Selamat mudik, kawan-kawanku semuanya. Semoga mudikmu kali ini menjadi obat atas semua kesakitanmu.

Terakhir diperbarui pada 2 Juni 2019 oleh

Tags: LebaranMudik
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

pulang ke rumah, merantau.MOJOK.CO
Catatan

Duka Setelah Merantau: Ketika Rumah Menjadi Tempat yang Asing untuk Pulang

16 September 2025
THR ludes, libur lebaran selesai, sementara gajian masih lama. Kembali ke perantauan dengan penuh keprihatinan MOJOK.CO
Ragam

THR Ludes sementara Gajian Masih Lama, Kembali ke Perantauan dengan Nelangsa dan Hidup dalam Keprihatinan

6 April 2025
Lebaran 2025 Lebaran Paling Aneh 10 Tahun Terakhir MOJOK.CO
Esai

Mudik Lebaran 2025 Terasa Aneh dan Berbeda: Penumpang Bus Sepi Hingga Pedagang Asongan Menghilang

4 April 2025
Menjadi tolol saat ada saudara pamer pencapaian di reuni keluarga ternyata menyenangkan MOJOK.CO
Catatan

Reuni Keluarga Jadi Ajang Saudara Pamer Pencapaian, Pura-pura Tolol sambil Menyimaknya Ternyata Menyenangkan

4 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.