Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Alasan Pencipta Resep Indomie Goreng Nunuk Nuraini Pantas Dapat Gelar Pahlawan Kuliner Tanpa Tanda Tanya

Aditia Purnomo oleh Aditia Purnomo
28 Januari 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Inilah alasan kenapa almarhum Nunuk Nuraini, peracik bumbu Indomie Goreng pantas menerima gelar pahlawan kuliner Indonesia. 

Jika ada orang yang kita kira pantas masuk surga bahkan sebelum orang tersebut meninggal dunia, maka jelas itu adalah Nunuk Nuraini. Pembuat, peracik, sekaligus pembuat resep bumbu Indomie. Wabilkhusus Indomie Goreng rasa original yang legendarisnya naudzubillah itu.

Masalahnya, doa tertinggi yang bisa dipanjatkan oleh seorang manusia itu jadi benar-benar direalisasi malaikat ketika Nunuk Nuraini beneran berpulang ke Rahmatullah pada 27 Januari 2021. Berita duka yang bikin sebilah belati tiba-tiba menusuk sanubari ini.

Rasa sakit ini, benar-benar melebihi kayak kita mau bikin Indomie, tapi di dalam bungkusnya ternyata nggak ada bumbunya. Sedih level dewa, Ngab. Sedih.

Bagi saya, juga mungkin kebanyakan masyarakat, Nunuk Nuraini dan Indomie Goreng adalah pahlawan kuliner yang sejati. Grand-master-chef rendah hati yang mampu bikin rasa level hotel bintang lima tapi bisa dinikmati hanya dengan tarif gorengan tiga.

Dalam pikiran saya, kabar meninggalnya Nunuk Nuraini ini langsung membawa kenangan ke arah kemiskinan saya tempo dulu. Zaman masih kuliah, ketika Indomie adalah penyelamat hidup bersama Promag dan kopi saset.

Masa-masa sulit yang saya pikir pernah dialami oleh semua orang. Mau itu abang tukang bangunan, adik-adik mahasiswa di kos-kosan, sampai mereka yang ada di perantau. Indomie Goreng racikan Nunuk Nuraini membuat setiap tempat, setiap situasi, setiap keadaan hati menjadi berasa di rumah sendiri.

Berpadunya gurih, sweet after-taste, juicy, asin, aroma harum dari setiap kepingan yang ada di Indomie Goreng jelas jadi pengalaman komunal yang luar biasa paripurna. Ibarat setiap orang akan selalu ingat pada masakan terlezat emaknya, maka Ibu Nunuk Nuraini ini tanpa sadar sudah menciptakan perasaan betapa kita pernah menjadi anak-anaknya.

Home sweet home. Mau di Hong Kong, mau di Taiwan, mau di Tangerang… begitu masak dan makan Indomie Goreng di kosan, tiba-tiba tempat jauh di perantauan yang bikin sedih itu jadi berasa kayak di kebun rumah sendiri. Berasa sedang dimasakin emak sendiri.

Perasaan ini juga akhirnya menciptakan sensasi bahwa Indomie Goreng berasa kayak jadi resep keluarga bagi masing-masing anak di Indonesia—bahkan kalau melihat popularitasnya di seluruh dunia, mungkin juga bagi setiap anak di dunia.

Secara personal, saya tahu Nunuk Nuraini ketika beliau pertama kali muncul di hadapan publik dalam acara peluncuran “Indomie Real Meat Empal Goreng” pada tahun 2017 lalu. Sejak saya tahu bahwa beliau lah yang menciptakan resep Indomie Goreng, doa dan hormat selalu saya tujukan padanya setiap saya masak Indomie di rumah.

Bagi saya, namanya sama harum dan lezatnya dengan masterpiece yang pernah beliau berikan dalam resep mie instant terbaik yang pernah ada dalam sejarah umat manusia ini.

Meski begitu, sebenarnya karya-karya Bu Nunuk Nuraini tidak hanya ada di resep Indomie Goreng saja. Ada juga Indomie Real Meat, juga merek-merek lain seperti Sarimi dan Supermie.

Sebagai seorang flavor development manager yang bertanggung jawab untuk semua produk mie instant milik Indofood, indera penciuman dan lidahnya jelas berada di level di atas rata-rata manusia. Soalnya—ini serius—bagaimana kamu bisa meracik sebuah masakan yang cocok dengan lidah semua orang di Indonesia?

Iklan

Sekarang gini. Coba bayangkan sejenak. Kamu tahu kan kalau orang Padang itu dikenal doyan pedas, orang Brebes dikenal doyan yang asin-asin, dan orang Jogja dikenal doyan yang manis-manis? Tapi apa kamu nggak merasa heran, kalau lidah semua orang itu bisa cocok dengan satu rasa dalam Indomie Goreng?

Itu kalau level resepnya bukan level dewa nggak mungkin banget, Bung. Hambok yaqin. Itu paripurna sebagai sebuah resep, Bung. Cocok di lidah semua orang dengan pengalaman rasa yang berbeda-beda lho. Kok ya bisa cocok? Buset, kadang saya tertegun kalau memikirkan ini.

Uniknya, salah satu sosok paling legend di dunia kuliner ini tergolong jarang bicara di depan publik. Konon katanya, Bu Nunuk Nuraini ini takut salah ngomong jika harus diwawancarai.

Duh, duh, padahal ya, saya yakin, setiap anak di dunia pasti pernah merasa menjadi anaknya Bu Nunuk melalui Indomie Goreng. Dan yang namanya anak, pasti senang kalau didongengin sama ibunya.

Tapi apa boleh bikin, barangkali Bu Nunuk Nuraini ini menjalankan amalan dari Tan Malaka, “Padi tumbuh tak berisik.” Beliau tak perlu banyak bicara, cukup lidah dan kemampuannya sebagai pakar teknologi pangan yang membuat Indomie mampu berbicara banyak di dunia Internasional.

Dan kini, Indomie bakal dibicarakan pula di dunia dan akhirat.

Karena—mungkin—surga memang sedang butuh peracik masakan terbaik dunia untuk calon penghuni-penghuninya. Wajar kalau kemudian Bu Nunuk Nuraini lah yang terpilih dipanggil duluan.

***

Jika harus dihitung, mungkin terlalu banyak utang budi saya kepada Bu Nunuk Nuraini dan Indomie Goreng. Tanpa memakan Indomie Goreng hampir setiap hari dalam setahun, mungkin saya tidak akan bisa membeli laptop dan iPhone sebagai alat produksi untuk melanjutkan hidup.

Berkat semua postingan Indomie yang saya buat di Instagram, mungkin saya tak bisa mendapatkan banyak pekerjaan. Singkatnya, isi rekening saya nggak akan sebanyak sekarang tanpa semua itu.

Karenanya, berita duka dari Bu Nunuk adalah sebuah getir dalam hidup yang harus saya hadapi. Orang yang bahkan tidak pernah saya temui itu adalah sosok yang secara tidak langsung telah membuat saya bisa ada di posisi sekarang.

Kini, dengan memasakkan Indomie Goreng telur setengah matang untuk istri, saya mendoakan pahlawan tanpa tanda tanya ini mendapatkan tempat terbaik. Karena memang tak ada lagi yang perlu dipertanyakan dari jasa dan karya-karyanya.

Terima kasih, Ibu… terima kasih sudah meracik secuil kepingan surga yang bisa dirasakan di dunia ini. Hormat kami, dari semua anak-anakmu. We love you.

BACA JUGA Apakah Pembuat Indomie Goreng Masuk Surga? dan tulisan soal sekte Indomie lainnya.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Tags: IndomieIndomie GorengKulinernunuk nurainiresep
Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Asli Tangerang, tinggal di Jogja. Tukang review hape baru. Pernah ganti hape 50 kali dalam 3 tahun.

Artikel Terkait

Gara-gara Kakek dari India, buka nasi biryani MOJOK.CO
Kuliner

Gara-gara Kakek dari India, Suami Istri Buka Rumah Makan Nasi Biryani di Jogja

9 September 2025
3 Dosa Penjual Gudeg yang Merusak Rasa dan Bikin Wisatawan Kapok Kulineran di Jogja Mojok.co
Pojokan

3 Dosa Penjual Gudeg yang Merusak Rasa dan Bikin Wisatawan Kapok Kulineran di Jogja

18 Agustus 2025
Tongseng enthog Pak Badi Kudus, kuliner enak dari Kudus.
Kuliner

Tongseng Enthog Pak Badi Kudus, Kuliner Warisan Bapak untuk Anak yang Suka Touring

13 Mei 2025
Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten.MOJOK.CO
Ragam

Menjemput Rezeki Subuh di Masjid Al Aqsha Klaten

23 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.