Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Kelebihan Toyota All New Yaris dari Avanza Cuma Lebih Mahal, Lainnya Biasa

Yoga Darmawan oleh Yoga Darmawan
5 Desember 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Toyota All New Yaris yang nyaris sempurna. Eh, atau nyaris gagal?”

Sehina-hinanya Avanza di mata Edi AH Iyubenu, belum tentu mobil yang lebih mahal jadi lebih nyaman dari si “Kaleng Khong Guan”. Toyota All New Yaris, atau lebih populer disebut Yaris lele, contohnya. Seharga hampir dua kali Avanza keluaran 2012, dengan fitur yang lebih lengkap pula, bagi saya mobil tersebut justru lebih mengerikan untuk dikemudikan.

Pengalaman saya dengan All New Yaris bermula pada awal 2016. Tanpa meminta persetujuan anak dan istrinya, bapak saya memutuskan melego Avanza putih yang sudah empat tahun menemani kami sekeluarga. Sebagai pelanggan fanatik Toyota namun dana yang dipunyai tidak ngepas, juga tidak berlebih, jadilah ia memilih Yaris lele sebagai pengganti. Belinya tunai, biar dapat cashback banyak.

Alasan bapak saya memilih Yaris lele sungguh sentimental. Dulu, sebelum Avanza putih terbeli, Bapak sempat ngebet menebus Yaris edisi pertama. Sayang, niat tersebut terpaksa ia urungkan setelah tahu kalau Yaris spidometernya berada di tengah dasbor, tidak di kanan bareng setir seperti mobil normal. Pada Yaris lele, keanehan tersebut sudah dihilangkan. Maka, Yaris lele menjadi serupa balas dendam bagi Bapak—balas dendam yang menguntungkan bagian marketing dealer. T_T

Yaris lele, demikian nama yang diberikan komentator-komentator forum daring karena aksen di sekitar grill-nya yang mirip kumis lele, sekilas terlihat sebagai peningkatan jika dibandingkan dengan Avanza. Paling tidak mobil ini lebih punya gengsi karena belum digunakan sebagai armada taksi konvensional. Dilihat dari dapur permesinan, Yaris lele sudah dibekali mesin 1.500 cc. Bagi sopir amatir seperti saya, mesin tersebut terasa lebih galak di tanjakan dibanding mesin 1.300 cc Avanza.

Dari segi interior apalagi. Fitur remeh-temeh seperti konsol hiburan yang sudah touchscreen, ber-GPS, dan dapat tersambung dengan Wi-Fi menjadikan kami sekeluarga dengan cepat melupakan jasa-jasa Avanza. Bahkan fitur-fitur tersebut mendorong Bapak untuk turut membeli smartphone agar dapat menyambungkan GPS ketika perjalanan. (Setahun berselang, GPS belum bisa mengalahkan manjurnya tanya penduduk setempat ketika tersesat.)

Namun… keunggulan Yaris lele dibanding Avanza cuma sampai di situ. Bahkan setelah dipikir-pikir, mobil ini cuma menang mahal, namun tidak punya fitur yang sepadan dengan harganya. Beberapa fitur yang sudah tersedia di mobil lebih murah malah absen di Yaris. Kamera parkir, contohnya, sudah jadi fitur bawaan dari Avanza Veloz 2016 atau Suzuki Ertiga, tapi dijual terpisah bagi mobil ini. Selain itu, AC-nya juga tidak double blower sehingga kalau baris belakang ingin merasakan semriwingnya AC, baris depan harus tahan masuk angin.

Yang paling bikin tidak sreg adalah tampilan Yaris lele. Mobil ini terlihat kontras dibanding seri sebelumnya. Jika Yaris seri pertama kesan sebagai mobil anak muda yang terpancar melalui bodi ramping minim lekukan yang dianggap modern pada waktu itu, bodi Yaris lele justru lebih bongsor seperti sedan yang mengalami krisis identitas. Ibaratnya, Yaris edisi pertama terkesan untuk anak nongkrong gaul, sedang Yaris Lele selalu mengingatkan saya sama bapak rumah tangga yang sering saya temui di Super Indo.

Khususnya bodi belakangnya itu lho. Paduan antara bodi tembem dengan bemper yang tidak matching membuat saya hilang selera. Walaupun salah satu keunggulan bodi tembem itu ialah bagasi jadi lebih besar dibanding Yaris edisi pertama, namun setelah dilihat-lihat, volume muat Yaris lele yang 326 liter itu masih kalah dengan Suzuki SX4 apalagi Honda Jazz. Artinya, jika kamu mau beli (atau minta dibelikan) mobil hatchback yang sekaligus mampu memuat galon banyak, Yaris lele bukan pilihan terbaik. Kalau untuk bodi depan, harus diakui walaupun mirip muka lele, tapi tetap macho dengan bentuk lampu dan grill yang sporty.

Masuk dalam urusan kenyamanan ketika dikemudikan, Yaris lele butuh ketawakalan yang lebih. Bagi saya, kombinasi mesin galak serta panjang rangka yang empat meter tapi ground clearance rendah membuat mobil ini kurang nyaman dikendalikan. Entah cuma saya yang merasakan atau jamak pada orang lain pula, Yaris lele terasa limbung saat berjalan cepat.

Lebih-lebih setiap ketemu polisi tidur, pasti bikin bingung duluan. Beneran lho, musuh utama Yaris lele adalah polisi tidur setinggi tumpeng yang sering ditemui di jalanan kampung. Kalau belum menguasai teknik melipir ala mobil ceper, bodi Yaris lele dijamin mencium aspal. Rangka panjang juga tidak membuat kabin lebih besar. Padahal panjang mobil ini hampir sama dengan panjang Avanza yang bisa muat tujuh orang, lebih banyak dua orang daripada Yaris Lele.

Apalagi ketika menghitung faktor rasio putarnya (yakni besar sudut yang mampu dicapai ban ketika setir mentok diputar saat mobil akan berbelok). Kalau mau cari mobil lincah, Yaris lele bukan pilihan. Rasio putarnya besar sekali. Untuk putar balik atau menikung pindah jalur, mobil ini butuh ruang yang besar.

Alasan ini yang membuat kami sekeluarga kemudian jarang mengeluarkan mobil ini dari garasi. Dulu sewaktu masih menggunakan Avanza, urusan masuk keluar garasi hanyalah memastikan kiri-bales-luruskan setir. Memasukkan atau mengeluarkan Yaris lele tidak sesederhana itu. Sering kami harus ancang-ancang ke kiri kalau mau belok kanan, atau atret karena ruang belok sudah mentok.

Kalau meminjam ucapan Bapak, mengemudikan Yaris lele itu serasa pakai mobil balap, walaupun kesamaannya cuma pada urusan susah belok.

Mengemudikan Yaris lele juga mempersulit saya buat ikhlas, berbeda dengan Avanza. Dengan Avanza, saya bisa lebih memaklumi semrawut dan ngawurnya pengguna jalan lain. Cuma pakai Avanza, kalau tertabrak dan penyok sedikit nggak apa-apa lah. Banyak temannya. Kalau Yaris lele penyok? Rasanya bakal pusing sampai sembelit memikirkan bagaimana mengecat ulang tanpa mengganggu uang makan. Sebabnya, Yaris penyok berbanding lurus dengan penyoknya gengsi.

Iklan

Kalau Anda membutuhkan mobil yang berkecukupan, tidak pusing dengan performa dan gaya, sebenarnya Avanza sudah nyaman sekali. Memang, kekurangan Avanza juga banyak, tapi kalau tawakal, lama-lama pasti bisa menerima. Karena ingatlah: yang lebih mahal dari Avanza, banyak.

Terakhir diperbarui pada 5 Desember 2017 oleh

Tags: all new yarisavanzahatchbackhonda jazzreview mobiltoyotayaris lele
Yoga Darmawan

Yoga Darmawan

Artikel Terkait

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja Mojok.co
Pojokan

Toyota Fortuner, Mobil yang Saya Harap Lenyap dari Jalanan Jogja

14 September 2025
Toyota Avanza Jawaban Nafsu ASN yang Gadai SK demi Beli Mobil MOJOK.CO
Otomojok

Toyota Avanza 2011, Mobil Bekas Terbaik untuk ASN yang Nafsu Menggadai SK Demi Membeli Mobil Setelah Resmi Menjadi Abdi Negara

11 Juli 2025
kerja di Surabaya dengan gaji Jepang. MOJOK.CO
Sosok

Pertama Kali Lamar Kerjaan dari Job Fair di Surabaya, Nggak Nyangka Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan di Jepang

26 Juni 2025
Innova Zenix Tidak Otentik, Kalah Populer dari Innova Reborn MOJOK.CO
Otomojok

Innova Zenix Bisa Menjadi Penyesalan Toyota karena Melahirkan Mobil Tidak Otentik dan Ternyata Innova Reborn Belum Habis

16 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.