Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Tangis dan “Perlawanan” Dul Jaelani Kepada Ahmad Dhani

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
25 Maret 2019
A A
Tangis Dul Jaelani bukan untuk Ahmad Dhani MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tangis Dul Jaelani ketika konser Dewa 19 bukan untuk bapaknya, Ahmad Dhani yang dipenjara karena tuduhan ujaran kebencian.

Sebelum satu nomor itu didendangkan, Ari Lasso meminta semua lighting panggung dimatikan. Ari lantas meminta penonton menyalakan flashlight di gawai masing-masing. “Pasti ada yang merekam dan nanti akan kita tunjukkan kepada Ahmad Dhani,” kata Ari dengan latar belakang Dul Jaelani pemanasan di atas keyboard.

Setelah Stadion Malawati dibanjiri sinar flashlight, Ari Lasso mulai masuk satu nomor andalan Dewa 19: “Hadapi dengan Senyuman”. Begitu lagu dimulai, para penonton ikut bernyanyi. Menjadi seperti sebuah himne, nuansa stadion menjadi begitu syahdu. Lagu itu menjadi sebuah doa, kepada Ahmad Dhani, yang masuk penjara karena tuduhan ujaran kebencian.

Seiring lagu berjalan, layar di belakang panggung menampilkan kolase foto-foto lawas Dewa 19 dan Ahmad Dhani. Masuk bagian tengah lagu, layar sebelah kiri menangkap ekspresi kesedihan dari Dul Jaelani, putera ketiga dari Ahmad Dhani bersama Maia Estianty.

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang

Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua ‘kan baik-baik saja

Isak Dul Jaelani semakin kuat ketika masuk lagu berikutnya: “Cinta ‘kan Membawamu Kembali”.

Tiba saat mengerti, jerit suara hati
Letih meski mencoba
Melabuhkan rasa yang ada

Bait pertama lagu itu diiringi oleh kolase foto Ahmad Dhani dengan anak-anaknya. Tentu saja, salah satunya adalah Dul Jaelani. Menjelang akhir lagu, Ari Lasso mendekati Dul Jaelani, memeluk pundaknya, seperti tengah memberi kekuatan untuk menyelesaikan lagu dan tidak terlalu bersedih setelah bapaknya dibui.

Para fans menangis, media-media ikut menangis lewat headline yang mereka buat. “Dul Menangis Ingat Bapaknya”, “Tak Bisa Menahan Air Mata, Dul Kangen Dhani”, “Doa dan Tangisan Dul Untuk Bapaknya yang Dipenjara”. Selama beberapa bulan, kita semua ikut merasa–meminjam istilah SBY: PRIHATIN–setelah menonton Dul Jaelani menangis ketika konser Dewa 19.

Namun, apa yang sebetulnya terjadi? Seperti kebiasaan banyak “media ikan hiu”, langsung beringas memangsa berita tanpa pikir panjang dan konfirmasi, ternyata tangisan Dul Jaelani bukan untuk bapaknya. Putera ketiga itu tidak menangisi bapaknya yang dipenjara, melainkan ingat dengan mantan.

“Waktu saya bawa “Cinta ‘Kan Membawamu” saya menangis sebenarnya bukan menangis karena ayah saya, saya menangisi mantan saya. Ya jadi itu saya rasa hal yang wajar untuk seniman yg menghayati,” ucap Dul Jaelani seperti dikutip oleh Tribun. Saya curiga, Dul Jaelani sedang melakukan perlawanan kepada bapaknya sendiri, Ahmad Dhani.

Begini lho. Pada dasarnya, tidak ada laki-laki yang suka dibanding-bandingkan. Dalam konteks pacaran, laki-laki akan malas mendengarkan ketika pasangannya mulai membahas teman laki-laki. Ya soal hobi, kepintaran, prestasi. Bahkan dibandingkan dari caranya kentut pun laki-laki ogah. Kentut itu signature dan kesunyian masing-masing. Sangat tidak sehat diperbandingkan.

Selain di dalam konteks pecaran, laki-laki paling sering diperbandingkan dengan kakak dan adik. Kakak yang lebih pintar, adik yang lebih penurut, sementara kamu anak punk yang kalau pulang membawa bau comberan. Nah, tahukah kamu, laki-laki juga bisa kesal ketika ia diperbandingkan dengan bapaknya sendiri.

Iklan

“Dulu, Bapakmu ini bla bla bla.” Bagi laki-laki yang masih bocah, cerita model kayak gitu bikin segan dan kagum pada awalnya. Namun, semuanya berubah ketika si Bapak menambahi ceritanya dengan: “Kami itu, kayak Bapak saja nggak bisa, mau jadi apa?”

Makin terasa menyengat ketika si Bapak adalah musisi sohor dan punya kontur wajah mirip kamu. Itulah yang (mungkin) dirasakan Dul Jaelani ketika ia menangis. Ia tak mau menangisi ayahnya, mungkin karena sadar dengan: “Kamu akan menuai sesuatu yang kamu tanam!”

Dul Jaelani bahkan secara tegas bilang kepada wartawan kalau dirinya bukan bapaknya. Ia tak mau diperbandingkan. “Ya saya bukan Ahmad Dhani, saya ABDUL QODIR JAELANI!” seru Dul Jaelani. Mending wartawan hati-hati ketika yang kalian wawancara sudah marah-marah sambil menyebutkan nama lengkapnya “secara penuh”. Untuk nggak ditambahi nomor KTP dan tanggal lahir.

Selain ogah diperbandingkan dengan “alpha male” lainnya, laki-laki juga lebih dekat kepada ibu ketimbang bapak.

Ibu mempunyai karakter yang kuat, tapi tetap lembut saat mendidik. Anak laki-laki yang dekat dengan ibu akan menjadi lebih kuat dan percaya diri. Secara alamiah, sikap ibu dan ayah kepada anak tentu berbeda. Ayah sangat protektif pada anak perempuan. Ibu yang akan mendidik anak laki-lakinya menjadi pemberani dan gentleman.

Jika tidak dekat dengan ibu sejak kecil, anak laki-laki akan tumbuh menjadi dewasa yang sulit dikontrol, agresif, dan cenderung membuat masalah. Kedekatan dengan ibu baik untuk perkembangan kesehatan mental anak laki-laki, terutama ketika masuk ke remaja. Mereka akan lebih terbuka, lebih mudah memahami perasaan orang, dan hangat.

Apakah Dul Jaelani lebih dekat kepada Maia ketimbang Dhani? Kalau itu, silakan dijawab sendiri-sendiri. Namun, bagi saya, jarak yang diciptakan oleh Dul dengan persona bapaknya adalah sebuah kontens tersendiri, yang terbangun setelah pengalaman traumatis ketika masih kanak.

Tangis bukan hanya ekspresi kesedihan. Tangis adalah perlawanan.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: ahmad dhanidewa 19Dul Jaelaniibumenangis
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nyaris drop out usai ibu tiada. MOJOK.CO
Ragam

Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

14 November 2025
menangis, perantau, perantauan.MOJOK.CO
Ragam

Karyawan Tidak Bercerita tapi Diam-Diam Menangis di WC Tempat Kerja, Cara Terbaik Istirahat dari Hari yang Lelah

5 November 2025
Suara ibu di telepon bikin hati lapang hadapi kerasnya perantauan MOJOK.CO
Ragam

Suara Ibu di Telepon Selalu bikin Tenang usai Hadapi Hal-hal Buruk dan Menyakitkan di Perantauan

22 Oktober 2025
Peterpan Punya Kasta Lebih Tinggi Dibanding Sheila on 7 MOJOK.CO
Esai

Sederet Alasan Mengapa Peterpan Lebih Memengaruhi Selera Pendengar Musik Indonesia Dibanding Band Papan Atas Lain, Salah Satunya Sheila on 7

23 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.