MOJOK.CO – Jokowi dituduh pakai earpiece ketika debat capres kedua melawan Prabowo. TKN didesak untuk segera mengklarifikasi. Ngawur betul jika capres 01 pakai earpiece.
Debat capres kedua. Seperti yang sudah diramalkan oleh Mojok Institute, berjalan hambar, dingin, dan menjemukan.
Misalnya di segmen 4, di mana diperkirakan debat capres bakal sengit karena Jokowi dan Prabowo akan berdebat secara terbuka. Segmen dengan durasi paling panjang tersebut seperti pasangan yang memberi ekspektasi tinggi, untuk kemudian ditinggalkan ketika sayang-sayangnya.
Pemutaran video untuk bahan debat juga nggak jelas tujuannya, lantaran argumen Jokowi dan Prabowo nggak nyambung babar blas dengan video yang diputar. Ha mending muter film G30S/PKI. Nonton bareng saja biar Pak Kivlan Zen senang. Ingat, simpatisan PKI sudah mencapai 15 juta orang. WASPADA! WAPSDAA! WAPPSDAA! WAKSPADA! WKWPSDA! WKWKWKW!
Nah, sudah debat capres terasa seperti tanya jawab, Jokowi malah bikin gaduh di Senin (18)/2) pagi. Dicurigai oleh warganet serbatahu bahwa capres 01 menggunakan earpiece ketika debat capres.
Kamu tahu earpiece? Itu lho, alat komunikasi dua arah yang berukuran kecil yang dimasukkan ke dalam telinga. Jadi, yang memakai earpiece di telinga bisa mendengar perkataan orang lain di seberang sana tanpa ketahuan lawan debat malam itu, yaitu Prabowo. Wah, ini sudah ngawur. Pak Jokowi nggak menghargai Pak Prabowo yang cuma bawa buku dan kertas contekan.
Ngawurnya kenapa? Ini sungguh gawat, karena segala ucapan pasangan yang didampingi oleh Ma’ruf Amin itu bisa tidak murni hasil pemikiran sendiri. Bisa jadi, argumen-argumen yang dilontarkan oleh capres 01 untuk menyerang Prabowo bisa dipengaruhi oleh suara yang keluar dari earpiece. Misalnya soal Unicorn, yang kata Prabowo “…yang online-online itu.”
Ini sangat ngawur apabila Jokowi malah mendengarkan alunan music merdu dari Lofi hip hop radio, beats yang cocok untuk belajar dan bersantai itu, beats live yang nggak ada habis-habisnya itu. Kan Jokowi jadi rileks selama debat capres. Jawaban-jawaban beliau jadi lebih terstruktur, sistematis, dan masif. Musik yang enaknya kurang ajar itu seperti doping bagi banyak orang. Bikin fokus ketika belajar atau bekerja.
Jokowi juga ngawur dan tidak mengormati Pak Prabowo ketika pakai earpiece. Jangan-jangan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu malah asik mendengarkan lagu-lagu cadas dari Metallica. Bukannya fokus mendengarkan jawaban Prabowo soal “…yang online-online itu.” Pak Jokowi ini juga nggak peka, siapa tahu Pak Prabowo pingin ikut mendengarkan. Dasar, cowok di mana-mana sama, nggak peka.
Bisa juga, Jokowi ngawur pakai earpiece karena asik mendengarkan alunan seksi lagu-lagu Rhoma Irama di album Mirasantika. Memang, dangdut is the music of my country. Namun, ketika mendengarkan dangdut tanpa joget itu sebuah penghinaan kepada sakralnya musik orisinal dari Indonesia itu. Apalagi mendengarkan lagu-lagu Rhoma Irama, setidaknya ikut berdendang, atau mengajak Pak Prabowo menyanyi bersama. Dasar cowok egois, maunya asik sendiri.
Pak Jokowi semangkin ngawur jika pakai earpiece karena Pak Prabowo cuma bawa contekan berupa buku dan kertas-kertas. Paling nggak, capres 01 itu pakai teleprompter saja, seperti yang dilakukan capres 02 ketika pidato kebangsaan tempo hari. Kalau contekannya pakai teleprompter nggak papa kan, Pret Kampret?
Senin, 14 Januari 2019, Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaan bertajuk “Indonesia Menang” di JCC Plenary Hall, Jakarta. Beliau menyampaikan pidato yang lumayan panjang. Capres 02 menyampaikan visi dan misi serta sejumlah kekecewaannya terhadap pemerintahan yang ia anggap bikin rakyat susah.
Banyak orang, utamanya para Kampret memuji pidato capres 02. Lancar betul pidatonya. Sangat bernas dan terkonsep tanpa menggunakan teks.
Usut punya usut, ternyata capres 02 tidak seratus persen murni berpidato tanpa teks. Beliau tampak menggunakan bantuan teleprompter. Telepromter ini bentuknya berupa tablet kaca. Ia mampu memantulkan teks dan bisa dilihat hanya dari satu sisi saja, sehingga penonton tidak akan bisa melihat teks pidato tersebut.
Telepromter lazim digunakan untuk membantu orang berpidato, atau sering juga digunakan oleh pembaca acara berita dalam membacakan siaran berita di televisi di depan kamera. Dalam pidato kebangsaan Prabowo, teleprompter tampak diletakkan di bagian kanan dan kiri podium.
Ramai betul itu pembelaan Kampret. Mereka menganggap capres 02 sudah melek teknologi. Pakai telepromter yang canggih alih-alih berlembar-lembar prin-prinan pidato. Makanya, jangan menghina Prabowo yang bilang “…yang online-online itu.” Yang ngawur memang Jokowi dan Jokowi only. Pakai earpiece yang konon cuma mitos itu.