MOJOK.CO – Balikan sama mantan itu bukan aib, apalagi dosa. Aib itu kalau kamu makan lima gorengan, tapi cuma bilang tiga. Ketahuilah, azab dikuburkan sama minyak jelantah adalah hukumannya.
Balikan sama mantan tidak pernah salah. Balikan sama mantan bukan aib, apalagi dosa. Namun, karena alasan gengsi, ketakutan akan masalah yang sama terulang kembali, sampai sudah kadung benci membuat balikan sama mantan jadi sesuatu yang rumit. Hidupmu itu sudah rumit, masih ditambahi masalah yang remeh temeh begini.
Gini lho. Masalah jodoh memang di tangan Tuhan, dan restu orang tua yang kadang sulit sekali ditawar. Ketika sebetulnya sudah menemukan “jodoh”, kamu justru tidak bisa merawat dan memberikan kasih sayang yang pas. Kalau pas putus saja, berusaha mencari-cari kesalahan mantan, tapi sebetulnya kamu sendiri yang toksik.
Ketika kesalahan mantan nggak ketemu juga, kamu berusaha mencari second opinion, tapi malah ketemu teman yang sama-sama bermasalah. Padahal, sejatinya, kamu sendiri yang bosan dan tidak bisa dewasa menyelami hati pasanganmu. Kalau sudah begitu, ujungnya, kamu bakal masuk barisan “balikan sama mantan adalah haram”.
Gini saja deh, izinkan saya cerita pengalaman saya sendiri. Pengalaman putus, lalu balikan sama mantan. Tentunya antara waktu putus dan balikan sama mantan ada jeda. Sebuah jeda yang saya manfaatkan untuk kontemplasi, merenung, bertapa di bawah air terjun, ahh maaf, yang terakhir terlalu berlebihan.
Jadi begini, ketika usia pacarana saya dan mbak pacar baru satu tahun, kami berdua putus. Lebih tepatnya, saya diputusin. Hiks. Keputusan ini kami sepakati, dengan saya merasa berat, karena sebuah masalah yang perlu dipikirkan ulang. Terutama oleh saya. Masalah kami adalah soal ego saya yang terlalu tinggi, dan masih begitu sulit mengontrol emosi. Katakanlah, saat itu, saya seperti Rangga; jahat!
Kami putus baik-baik. Selama putus, kami tetap berhubungan, rutin berkomunikasi, meski tidak seintens ketika masih pacaran. Pada titik ini, saya memutuskan untuk memperbaiki diri. Nggak bisa mengontrol emosi itu berat, Bos. Bikin tensi naik cepat sekali. Cepat pusing, bikin saya nggak bisa lagi makan tengkleng dan babi panggang. Wah, penderitaan itu. Pedih.
Singkat kata, saya ketemu dengan seorang suster di sebuah gereja. Saya ditemani melewati proses yang cukup panjang untuk memperbaiki diri. Hingga kurang lebih satu tahun proses itu berjalan. Saya akan selamanya berterima kasih kepada Suster Leo. Kalimatnya yang terus saya ingat sampai sekarang:
“Tuhan berkarya secara misterius, kadang menyebalkan, kadang bikin sesak. Tapi Tuhan gembala yang baik, Ia menunjukkan caranya, bukan hanya jalannya saja.” Kalau kamu sudah punya caranya, jalan yang seperti apapun bisa dilewati. Dari kalimat itu, proses perbaikan diri ini dimulai dan selesai.
Setelah satu tahun, saya dan mbak-mantan-pacar kembali dekat dan pada akhirnya balikan. Berkat proses penghukuman selama satu tahun itu, kami bisa awet bertahan hingga saat ini. hingga delapan tahun pacaran, lalu bertunangan.
Balikan sama mantan itu tidak selalu merugikan. Gengsi, pasti kalah sama cintah, tsaahh…
Balikan sama mantan itu tidak selalu menyakiti harga diri. Balikan justru memberi kamu sebuah hubungan yang lebih sehat dan dewasa.
Balikan sama mantan itu tidak selalu merugikan. Kamu bakal mendapatkan partner in crime yang betul-betul memahami, bisa saling mengisi.
Nah, cerita pengalaman saya memang sungguh berbunga-bunga, terdengat semua berjalan dengan lancar. Pengalaman ini memang wujud sebuah kemujuran, ketika kita bertemu dengan orang yang tepat. Kalau mantanmu memang brengsek, selingkuh, posesif, ya jangan diteruskan, apalagi punya pikiran balikan.
Intinya begini, apapun sifat mantanmu, ketika meniatkan untuk balikan, kita masuk dalam proses berpikir. Memilah, memilih, menimbang. Apabila mantanmu tidak pantas untuk diperjuangkan, paling tidak, kamu belajar untuk berpikir secara dewasa. Nggak semuanya soal penolakan dan anti saja.
Apalagi menyebut balikan sama mantan itu aib dan dosa. Aib itu kalau kamu makan lima gorengan, tapi ngakunya cuma makan tiga. Itu baru aib. Perlu diazab.
Kalau suka sepak bola, kamu bisa mencontoh balikannya Zinedine Zidane dengan Real Madrid. Ketika ditanya wartawan alasan balikan, Zidane berkata bahwa dirinya ingin mengembalikan Real Madrid ke “tempat yang layak”. Maklum, musim ini Real Madrid terpuruk. Gagal total di semua kompetisi. Memang, lebih baik klub ini gabung ke Liga Nusantara saja.
Zidane yang dulu meninggalkan Real Madrid setelah menahbiskan dirinya sebagai legenda. Bersama Zidane, Real Madrid juara Liga Champions tiga kali berturut-turut. Zidane, yang dulu ninggalin Madrid, tidak gengsi apalagi mementingkan harga diri. Ia kembali demi kebaikan sang mantan. Sungguh teladan yang mulia.
Oleh sebab itu, jangan pernah berpikir bahwa balikan sama mantan itu sesuatu yang haram. Jangan sampai, jodoh yang sebetulnya sudah dikavlingkan Tuhan justru kamu tolak. Jadi jomblo karatan baru tahu rasa.