Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Paskah, Minggu Palma, dan Betapa Enaknya Memeluk Katolik: Terima Kasih Bom Bunuh Diri

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
28 Maret 2021
A A
Paskah, Minggu Palma, dan Betapa Enaknya Memeluk Katolik: Terima Kasih Bom Bunuh Diri MOJOK.CO

Paskah, Minggu Palma, dan Betapa Enaknya Memeluk Katolik: Terima Kasih Bom Bunuh Diri MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bom bunuh diri di Minggu Palma jelang Paskah. Enak banget jadi pemeluk Katolik, ya. Makasih para teroris.

Katanya bom bunuh diri baru saja meledak di depan Gereja Katedral Makassar di Minggu Palma ini. Media massa berlomba-lomba menulis berita terkini. Media sosial mulai memanas. Perdebatan soal siapa pelaku dan latar belakang mulai muncul. Seru sekali, ya. Tapi, udah nggak bikin kaget, sih.

Saya, sebagai pemeluk Katolik, malah merasa aneh kalau nggak ada geger gedhen menjelang hari besar. Iya, akhir minggu nanti, kan, sudah Paskah. Sekarang, Minggu (28/3) adalah peringatan Minggu Palma. Sebuah hari pembuka dari rangkaian tri hari suci umat Katolik. Sebagai kafir yang konon darahnya halal, setiap hari besar, udah jadwalnya jadi incaran oknum. Bekal masuk surga, kan? Iya, saya paham, kok.

Banyak umat Katolik di sekitar saya yang mengaku prihatin. Grup keluarga di WhatsApp sudah mulai ramai. Tautan dan kutipan sudah dibagikan. Grup yang biasanya cuma ramai kalau mau arisan, jadi lebih hidup berkat bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Jadi, pada titik tertentu, saya kudu berterima kasih kepada teroris, nih.

Lho, iya, dong. Umat Katolik kudu berterima kasih. Sini, saya ceritain kisah bukan nabi-nabi….

Pertama, terima kasih bom bunuh diri. Berkat kalian, pembahasan di grup WhatsApp keluarga Katolik jadi agak beragam. Selain arisan, biasanya grup cuma penuh sama tautan misa atau ibadah online. Lama-lama bosen juga, dong. Nanya: “Share link, gan,” eh dikasihnya link ibadah online, kan maunya link yang ena-ena hehehe….

Kedua, bom bunuh diri para teroris ini “pengertian banget”. Kok, ya, pas banget njebluk di Minggu Palma. Tahukah kamu, dear terrorist, Minggu Palma adalah pembuka rangkaian Paskah. Minggu Palma menjadi pengingat akan penderitaan Yesus Kristus untuk menebus dosa SEMUA manusia, termasuk bapak dan ibu teroris. Cieee, dosanya ditebus sama Tuhan-nya kafir.

Masalahnya, sudah banyak orang Katolik yang kayaknya lupa sama teladan penderitaan Yesus. Apalagi udah satu tahun lebih nggak ke gereja. Lha wong nggak ada pandemi ke gerejanya pakai tema “Napas”, apalagi pas pandemi. Tema Napas itu maksudnya ke gereja cuma pas Natal dan Paskah.

Nah, berkat bom bunuh diri ini, umat Katolik jadi semacam “kaget” gitu. Kaget, ternyata ini udah Minggu Palma. Udah mau Paskah. Saya yakin, banyak yang lupa kalau sekarang ini Minggu Palma, kan. Ayo, sana, cium tangan sama bapak atau ibu teroris.

Tahukah kamu, daun palma yang diberkati di Minggu Palma akan dibakar? Abu dari pembakaran itu akan digunakan di perayaan Rabu Abu, salah satu rangkaian perayaan Paskah. Abu pembakaran daun palma yang digoreskan membentuk tanda salib ketika Rabu Abu melambangkan pertobatan.

Mengutip dari situs resmi Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI), abu menjadi tanda kerapuhan manusia yang mudah jatuh dalam kelemahan dosa.

Jadi, bom bunuh diri di depan Gereja Katedral itu kalau dilihat dari sisi iman, rasanya pas banget. Bagi umat Katolik, yang namanya “memikul salib” mengikut Tuhan itu beratnya minta ampun. Salah satunya ya jadi incaran “darah halal” itu tadi.

Namun, ketika iman tetap kuat dan rasa saling mengasihi siapa saja tetap lestari, berkah dari Tuhan sudah tersedia. Makanya, saya malah berterima kasih kepada bapak dan ibu teroris yang mencobai iman kami terus-menerus. Berkah kami makin besar. Jadi, pekerjaan kalian tidak sia-sia. Terima kasih.

Oya, satu hal lagi, abu dari pembakaran daun palma itu juga melambangkan bahwa manusia itu berasal dari abu. Kelak, akan menjadi abu pula. Ironis bukan, para teroris yang jadi “korban” bom bunuh diri malah menjadi abu. Mereka malah mengimani Rabu Abu secara sangat nyata. Hebat.

Iklan

Jadi, gimana, kamu masih percaya ada yang namanya kristenisasi atau katolikisasi? Mau jadi sasaran masuk surga setiap hari besar? Saya, kok, ragu ada yang mau. Memikul salib itu berat, lho. Sudah, kamu nggak bakal kuat. Biar kami para kafir saja.

Saya ingin menutup tulisan sangat singkat ini dengan sebuah pengingat. Katolik itu bermakna “sesuatu yang universal”. Katolik bukan hanya soal bangunan dan bentuk fisik. Katolik adalah milik semua manusia yang berjalan di muka bumi ini.

Jadi, pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar juga orang Katolik. Mereka melukai diri sendiri yang Katolik. Melukai rasa kemanusiaan yang dihadiahkan Tuhan ketika mereka lahir.

Untuk para korban, beristirahatlah dalam damai. Untuk para teroris, ini hari Minggu, ha mbok libur. Malah kerjo. Jancok!

BACA JUGA Refleksi Sebulan Bom Surabaya: Ke Gereja Sekarang Berasa ke Barak Tentara dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 28 Maret 2021 oleh

Tags: bom bunuh dirigereja katedral makassarminggu palmaPaskahrabu abu
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

200 Warga Padukuhan di Sleman Syawalan dan Paskahan Bersama. MOJOK.CO
Kilas

200 Warga Padukuhan di Sleman Syawalan dan Paskahan Bersama

29 April 2023
Zara, Posting Video Pribadi Emang Hak Kamu, tapi Hak Itu Nggak Bebas Konsekuensi perempuan edgy kalis mardiasih mojok.co
Kolom

Mengapa Perempuan Bisa Terlibat dalam Aksi Terorisme?

4 April 2021
MOJOK.CO - jumat agung
Esai

Merayakan Jumat Agung, Paskah, dan Asyiknya Jadi Kristen di Indonesia

2 April 2021
Esai

Pak Hidayat Nur Wahid, Ikut Kelas Pemikiran Gus Dur Aja Yuk?

30 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.