MOJOK – Rusia vs Arab Saudi | Stadion Luzhniki, Rusia| Live TransTV, K Vision, Usee Tv 22.00 WIB | Prediksi: Rusia menang.
Piala Dunia 2018 dibuka dengan perayaan tentu saja. Penyanyi asal Inggris, Robbie Williams konon akan membuka perhelatan, kompetisi paling besar di dunia ini. Setelah perayaan yang biasanya bikin mengantuk itu, tuan rumah, Rusia, akan menjamu Arab Saudi. Laga pembuka di malam takbiran, di langit musim panas Rusia.
Status tuan rumah memang menyenangkan. Negara yang terpilih sebagai tuan rumah tidak perlu mengikuti fase penyisihan yang berat itu. Saking beratnya, tim-tim seperti Belanda dan Italia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Lantas, dengan menyandang status tuan rumah Rusia bisa berlaga dengan nyaman?
Tunggu dulu, mylove.
Ada dua kondisi yang akan menyulitkan Rusia. Dua kondisi yang pada ujungnya membuat Si Beruang Merah gagal mengatasi Arab Saudi.
Kondisi pertama adalah beban status tuan rumah bagi negara kelas dua. Hanya ada empat negara yang sukses juara ketika berstatus tuan rumah. Itu saja keempatnya adalah tim negara besar. Tim pertama adalah Italia 1934. Kedua, Inggris 1996, dibantu gol hantu ketika melawan Jerman Barat di final. Ketiga, Jerman Barat 1974. Keempat Prancis 1998 di mana Michel Platini mengakui sudah melakukan kecurangan supaya Prancis tidak bertemu Brasil sebelum laga final.
Negara besar pun perlu “melakukan sesuatu” supaya bisa menang di rumah sendiri. Bagi negara kelas dua, seperti Swedia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga Afrika Selatan, peluang melaju sejauh mungkin sangat berat. Situasi ini akan menjadi pemberat kaki pemain-pemain Rusia vs Arab Saudi, seperti Afrika Selatan yang gagal menang di pertandingan pembuka Piala Dunia 2010 melawan Meksiko.
Nah, kondisi kedua adalah Liga Rusia yang tidak mengakomodasi perkembangan generasi muda. Liga Rusia mengizinkan klub membeli 11 pemain asing sembari menerapkan aturan 6+5. Artinya, di satu pertandingan, klub tersebut hanya boleh menurunkan lima pemain asing saja. Artinya, persaingan pemain lokal menjadi tinggi. Persaingan tersebut berimbas kepada gaji pemain lokal yang naik tajam.
Bukankah bagus kalau gaji pemain lokal naik tajam? Di satu sisi sangat betul, apalagi menjelang Lebaran begini harga-harga pada naik. Namun di sisi lain, para pemain muda menjadi kehilangan motivasi untuk belajar di luar Rusia. Anggapan sudah mendapatkan gaji besar membuat banyak pemain lokal terlena dan memilih bertahan di Rusia meski mereka tahu tiada yang namanya perkembangan dari sisi teknis.
Misalnya saja Artem Dzyuba, pemain dengan gaji tertinggi, menerima 3,6 juta euro. Kokorin di tempat kedua dengan 3,3 juta euro, disusul Fyodor Smolov dengan 2,9 juta euro. Lihat yang terjadi dengan Alan Dzagoev, pemain yang disebut sebagai pemain terbaik Rusia generasi sekarang. Selama 10 tahun ia mandeg bersama CSKA. Pun lihat juga Igor Akinfeev, sosok kiper yang konon punya potensi sama besarnya dengan Manuel Neuer.
Level Rusia memang masih ada di atas Arab Saudi. Namun jangan lupakan juga perkembangan pesar Arab Saudi di bawah asuhan Juan Antonio Pizzi. Di bawah asuhan pelatih asal Argentina ini, Arab Saudi bukan lagi tim yang fasih menggunakan serangan balik saja. Arab lebih berani menguasai bole dengan skema dasar 4-2-3-1. Memadati lini tengah menjadi cara Arab mensirkulasikan bola.
Malam takbiran ketika Rusia vs Arab Saudi akan berjalan panas. Rusia mungkin akan menang, tapi tidak dengan margin yang besar. Jika mampu mengatasi batasan mental dan menaikkan level, kemenangan besar bisa terjadi. Pun, sang tuan rumah bisa melaju sejauh mungkin, mendampingi Uruguay yang dijagokan menjadi pemuncak klasemen Grup A.