MOJOK.CO – Selamat bekerja, Pak Arteta. Sudah tahu tempat sewa buldozer? Betul, ratakan saja skuat Arsenal yang semakin mahal tapi makin manja ini. Ratakan, rata dengan tenah!
Selamat datang, Pak Mikel Arteta. Selamat datang di gudang bobrok. Terima kasih yang mendalam saya ucapkan karena Bapak bersedia meninggalkan kenyamanan selimut duit minyak Manchester City untuk merawat “panti jompo” ini. Saran saya, Pak, pertama, ratakan saja skuat Arsenal yang sekarang ini. Dibuldozer saja, ratakan dengan tanah.
Saran saya yang kedua buat Pak Arteta adalah jangan lupa minum air putih. Yang ketiga, jangan overwork dan duduk terus, nanti kena saraf kejepit kayak Rean Aqila.
Pak Arteta, saran-saran saya ini entah kenapa agak lumayan manjur. Saya saranin Pak Ljungberg buat mainin pemain muda dan mencadangkan Lacazette. Eh, kok ya langsung menang. Meskipun habis itu dibantai Manchester City, klub yang Bapak latih sebelumnya. Saya yakin pelatih sebenarnya dari City itu Pak Arteta. Guardiola cuma sibuk belanja sweater sama jaket keren di Inggris.
Tapi saya serius, Pak Arteta. Sebelum Bapak resmi menjadi pelatih Arsenal, terdengar kabar kalau ada beberapa pemain senior ingin hengkang. Konon, mereka ingin gabung ke klub yang lebih bisa menjamin juara. Dimulai dari kapten, Aubameyang, lalu merembet ke beberapa pemain yang punya pengaruh di ruang ganti.
Buat pemain-pemain yang nggak mau berlari lebih jauh dan kehilangan minat di final Liga Europa, lebih baik jual saja. Arsenal jatuh ke dalam lembah terdalam untuk sebuah klub besar. dibutuhkan pemaain dengan niat murni untuk bermain, bukan untuk memperbanyak foto-foto selfie demi konten Instagram.
Apalagi mereka bergaji besar, Pak. Saya tahu kalau Unai Emery mengacau menjelang final Liga Europa. Namun, para pemain juga seharusnya tahu kalau final itu taruhan terakhir supaya bisa bermain di Liga Champions. Sebelumnya, mereka sangat mengecewakan di laga-laga mudah, di paruh akhir musim, di mana Arsenal sebetulnya cuma berjarak satu kemenangan dari Liga Champions.
Untuk masa genting, pemain dengan determinasi dan gairah murni yang lebih dibutuhkan Arsenal. Sungguh sayang, memang, pemain-pemain seperti Aubameyang atau Lacazette punya aura untuk menentukan sebuah pertandingan. Namun, move on, klub akan terus ada, sementara pemain datang dan pergi.
Saat ini, Pak Arteta akan lebih membutuhkan pemain yang coach-able, mereka yang memberikan keseimbangan kepada tim. Mereka, para pemain muda, yang lebih haus dengan menit bermain.
Soal keseimbangan tim, saya rasa, menjadi masalah yang paling mendesak. Rekan saya, seorang analis untuk klub profesional di Liga 1 memberikan pandangan yang jernih soal Arsenal.
Para pemain di lini depan seperti Aubemeyang, Lacazette, Pepe, dan Mesut Ozil tidak bisa bermain dengan garis pertahanan rendah. Sementara itu, para bek tidak bisa bermain dengan garis pertahanan tinggi. Mereka tidak bisa mengeksekusi sepak bola modern, di mana intensitas sangat menuntut.
Januari akan menjadi waktu yang tepat untuk mencicil. Menjual “pemain senior” itu satu per satu. Lewat penjualan dan investasi yang tepat, ada banyak pemain muda yang justru akan menghadirkan keseimbangan ke dalam tim.
Banyak yang akan meremehkan Bapak. Wajar, Pak. Bapak akan dianggap tidak cakap, tidak punya kompetensi untuk mengangkat Arsenal. Itu bagian dari proses, Pak. Orang yang waras pasti paham Pak Arteta butuh setidaknya dua atau bahkan tiga jendela transfer untuk memperbaiki skuat.
Pada proses ini, orang-orang beracun akan keluar dari liang. Mereka akan berteriak mengecam karena Pak Arteta tidak bisa memberikan hasil instan. Abaikan saja, Pak. Mereka memang bagian dari masalah Arsenal yang semakin ranum dalam satu dekade terakhir. Para penuntut yang kesulitan memahami bahwa skuat Arsenal jauh dari kata seimbang, apalagi ideal.
Oleh sebab itu, Pak Arteta, di hari yang baik ini, hari Jumat, silakan habiskan waktu Bapak untuk berselancar di situsweb Wycsout atau Transfermarkt. Habiskan waktu Bapak untuk mengobrol dengan tim scouting dan analis Arsenal. Identifikasi target. Pilah dan pilih mereka yang punya determinasi untuk berkembang bersama klub.
Arsenal tidak butuh pemain yang ingin menjadi bintang. Klub ini membutuhkan mereka yang mau berkorban. Mau berlari lebih jauh, mau bergerak lebih cepat, mau belajar dan memahami instruksi pelatih. Arsenal butuh pemain yang tidak mabuk media sosial dan pendapat beracun dari siapa saja.
Buldozer skuat ini, Pak. Bangun lagi dari awal. Saya punya keyakinan suporter akan selalu menghargai usaha, meski kegagalan ada di ujung. Ketimbang mereka yang mengeluh kalau klub ini semakin medioker, padahal sudah.
Selamat bekerja, Pak Arteta. Sudah tahu tempat sewa buldozer?
BACA JUGA Mikel Arteta dan Dua Batu Sumbat di Esofagus Arsenal atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.