Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Mental Monster Liverpool dan Arsenal yang Bermain di Dalam Labirin

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
3 November 2019
A A
liverpool arsenal klopp liga inggris MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Arsenal tersesat di dalam labirin yang diciptakan Emery. Sementara itu Liverpool menunjukkan bentuk paripurna dari istilah Jurgen Klopp bernama “mental monster”.

Ada satu catatan menarik dari kemenangan dramatis Liverpool atas Aston Villa. Gol Sadio Mane di menit ke-94 menjadi golnya yang ke-35, yang dicetak selepas menit 90. Apa yang bisa kamu sarikan dari catatan ini?

Ada sebuah kekuatan kehendak yang sangat besar di dalam diri Sadio Mane, bahkan sejak sebelum ia berseragam Liverpool. Kekuatan kehendak itu yang akan menggerakkan kaki-kaki berat pesepak bola di menit akhir demi sebuah gol kemenangan. Jurgen Klopp menyebutnya sebagai “mental monster”.

Sadio Mane bergerak lebih cepat ketimbang semua pemain di atas lapangan. Keinginan untuk menang, tidak menyerah sampai laga usai, yang membuatnya bisa mencetak gol krusial itu. Sadio Mane, menjadi perwakilan dari sebuah skuat yang semakin matang. Sebuah skuat yang saya rasa layak untuk menjadi kampiun musim 2018/2019.

Saya masih ingat betul komentar Klopp musim lalu, setelah Liverpool menang susah payah atas Fulham. Klopp menyebutnya sebagai kemenangan yang sensasional.

Rumus menjadi juara di sebuah kompetisi yang panjang seperti Liga Inggris itu sangat sederhana, yaitu tidak kalah, membuat gol lebih banyak ketimbang rival, dan mengumpulkan poin lebih banyak. Jika syarat sederhana itu bisa dipenuhi, sebuah klub bisa menentukan nasib sendiri, tidak bergantung kepada hasil minor rival.

Dan terkadang, tidak dibutuhkan permainan cantik dan memukau untuk membungkus tiga poin. Sebuah klub, akan sangat sering berada dalam situasi sulit, ketika sebuah pertandingan menjadi begitu kompleks. Ketika sebuah tim bermain dalam performa terburuk, tetapi harus tetap menang. Saya menyebutnya sebagai “bermain di kubangan lumpur”.

Menang dengan cara paling buruk–-bukan tidak sportif–-tidak selalu bermakna negatif. Bagi kamu yang aktif bermain sepak bola, jangankan melakukan sprint, mengontrol dan mengumpan bola di menit-menit akhir saja sudah susah payah. Stamina anjlok, tekanan semakin berat, pun diburu waktu pertandingan yang semakin tipis.

Saat itu, meski hanya mengandalkan bola mati dan umpan lambung, sebuah tim akan menemukan jalannya sendiri. Seperti yang dilakukan Sadio Mane ketika menanduk umpan sepak pojok Trent Alexander-Arnold. Cara menang seperti ini mungkin akan dicibir. Fans rival bakal menang adu bacot, tetapi faktanya, Liverpool menang di atas lapangan.

Liverpool yang semakin “dewasa dan matang” membuat saya percaya diri untuk mengatakan bahwa mereka punya modal untuk mengejar rekor Arsenal. Sebuah rekor yang akan berbuah piala bersepuh emas jika Liverpool bisa melakukannya. Arsenal musim 2003/2004 bukan hanya cantik dari cara bermain. Mereka juga siap “berkubang lumpur” demi menghindari kekalahan.

Determinasi, rasa saling percaya antara semua pemain, kepercayaan penuh kepada kemampuan sendiri, dan pelatih dengan optimisme yang meluap. Hal-hal dasar yang ditunjukkan Arsenal 2003/2004 itu tampak di raut wajah Klopp dan anak-anak asuhnya.

Sebuah pemandangan kontras justru ditunjukkan Arsenal 2019/2020. Melawan Wolves, Arsenal seperti bermain di dalam labirin yang mereka bikin sendiri. Saya sudah lelah menghitung. Mungkin ini ke-746373 kali Unai Emery melalukan kesalahan bodoh. Kesalahan yang tidak seharusnya ditunjukkan pelatih berpengalaman.

Emery membuat Arsenal bermain dengan skema 4-1-2-1-2 di awal laga. Ketika babak kedua menyisakan 20 menit, dia mengubahnya menjadi 4-3-3. Tidak lama kemudian, skema berubah lagi menjadi 4-2-3-1. Perubahan-perubahan itu tidak terjadi dalam konteks positif. Perubahan tersebut membuat Arsenal kehilangan keseimbangan yang sebetulnya juga fana itu.

Emery memasukan Bukayo Saka untuk menambah jumlah pemain di sisi kiri. Saka bermain penuh ketika melawan Liverpool. Kelelahan terlihat dan gerakannya sangat tumpul. Kalau memang ingin menambah jumlah winger, mengapa bukan Nicolas Pepe yang digunakan? Pepe tidak bermain ketika melawan The Reds.

Iklan

Jika ingin melindungi sisi kiri, kenapa tidak memasukan Hector Bellerin dan membuat konsep double wing back di sisi kiri? Arsene Wenger pernah melakukannya untuk mengamankan kemenangan dan itu hal yang bijak. Dani Ceballos sudah kepayahan di menit akhir. Ingat, stamina yang jatuh di menit akhir akan membelenggu pemain, mencegah mereka bergerak sesuka hati.

Wolves berhasil menyamakan kedudukan ketika Ceballos gagal melindungi Kieran Tierney di sisi kiri. Peduli setan dengan anggapan Emery gagal membuat Arsenal bisa bermain cantik. Pada kenyataannya, Emery mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Kalau bukan bebal dan bingung, istilah apa lagi yang cocok untuk menggambarkan Arsenal?

Peduli setan dengan permainan cantik. Liverpool mengajarkan Arsenal bahwa bermain cantik bukan segalanya. Klopp membuat The Reds menjadi sebuah unit yang sadar tujuan. Kalau mau juara, pada awalnya, adalah tidak kalah. Sangat sederhana. Konsep yang pasti bisa dipahami anak-anak di bawah usia 10 tahun yang bermain di Liga Campina.

Arsenal tersesat di bawah arahan Emery. Tersesat di dalam labirin yang mereka bangun sendiri. Liverpool sudah melihat cahaya itu. Kualitas diri yang disadari dilambari dengan kekuatan mental seperti yang disajikan Sadio Mane. Saya rasa hanya kemalangan yang akan membuat Liverpool gagal juara untuk kesekian kali.

BACA JUGA Liverpool X Manchester City: Seperti “Babi”, Liverpool Mulai Menikmati Main Lumpur atau tulisan YAMADIPATI SENO lainnya.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2019 oleh

Tags: Arsenalemeryemery outJurgen Kloppliga inggrisLiverpool
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.