Namanya sansevieria, tapi orang-orang lebih suka menyebutnya sebagai lidah mertua. Alasannya cukup sadis dan menyakitkan hati mertua mana pun di seluruh dunia. Betapa tidak, ia dinamakan lidah mertua sebab bentuknya yang runcing lagi tajam (yang mana bagi banyak menantu dianggap sebagai representasi paling cocok dari omongan bapak atau ibu mertua)..
Dengan alasan yang tiada menyenangkan tersebut, tak heran jika kemudian kita menduga bahwa orang yang mula-mula memberi nama lidah mertua kepada sansevieria ini adalah menantu yang selalu menyimpan dendam membara kepada mertuanya sebab saban hari ia mendapat pisuhan tiada henti dari si mertua. Entah karena si menantu kelewat miskin dan tidak selevel dengan anaknya, atau memang karena si menantu ini memang sudah punya bakat menyebalkan dari sononya.
Pisuhan-pisuhan kasar dan nyelekit dan menusuk dari si mertua ini oleh si menantu kemudian disamakan dengan bentuk sansevieria yang runcing dan tajam, sehingga, muncullah nama “lidah mertua” sebagai paraban si sansevieria.
Entahlah … tapi yang jelas, tanaman dari keluarga Ruscaceae ini punya manfaat yang tidak sejahat namanya. Sebagai tanaman hias, lidah mertua berfungsi bukan semata sebagai hiasan, ia juga mampu menetralisir bau serta menyerap polusi udara. Karenanya, ia sangat cocok jika ditanam di lingkungan pabrik dan industri, utamanya untuk mengurangi polusi. Ia juga sering dijadikan sebagai tanaman hias di taman-taman kota karena kemampuannya menyerap polusi, terutama polusi dari kendaraan bermotor.
Banyak orang yang suka menanam si tanaman yang punya warna dominan hijau ini, sebab perawatannya sangat mudah. Maklum, lidah mertua adalah salah satu tipikal tanaman yang setrong. Ia mampu bertahan hidup menghadapi lingkungan yang kering tanpa siraman air berhari-hari, ia juga sanggup hidup di tanah yang lembab dan basah.
Penamaan lidah mertua ini kerap dianggap tidak cocok dan tidak manusiawi, sebab penamaan ini dinilai terlalu vulgar dan frontal untuk membentuk persepsi negatif publik tentang sifat dan karakter mertua. Beruntung, ia punya banyak nama lain. Sayangnya, dari semuanya nama lain yang ada, tak ada satupun yang lebih baik ketimbang lidah mertua: lidah ular, lidah jin, atau lidah setan.