Bicara soal semangka adalah berbicara soal keluhuran dan keindahan. Banyak yang tidak suka alpukat, banyak yang tidak suka nangka, pun tak sedikit yang tidak suka durian. Namun, hampir tidak pernah terdengar orang tidak suka semangka. Begitulah, semangka memang buah yang sukar untuk tidak disukai. Rasanya yang manis, kandungan airnya yang segar-segar becek, ditambah tekstur dagingnya yang semi crunchy, membuat semangka seakan menjadi buah primadona.
Tapi dasar manusia, tak pernah merasa puas. Sudah dikasih buah semangka yang segar, yang manis, yang menyenangkan, ealah kok ya masih kurang. Mereka masih merasa buah semangka adalah buah yang kurang paripurna, sebab biji-bijinya dianggap mengurangi kenikmatan lahiriyah saat menyantap.
Maka, jiwa kemaruk dan tidak pernah puas pada manusia itulah yang kemudian memunculkan varian baru: semangka tanpa biji.
Semangka varian ini menjadi salah satu favorit banyak orang. Sebab ia melambangkan sebuah kesempurnaan.
Hadirnya semangka tanpa biji, tak pelak kemudian memunculkan sebuah pertanyaan yang cukup unik tapi membingungkan. Jika semangkanya tak punya biji, lantas bagaimana caranya ia dikembangbiakkan? Padahal selama ini kita tahu, bibit semangka diperoleh dari bijinya.
Usut punya usut, ternyata semangka tanpa biji adalah semangka hasil rekayasa genetik yang mana ia tumbuh dari bibit biji semangka biasa yang sudah dimutasi (plis, ini dimutasi dalam artian biologi, bukan dimutasi dalam artian pegawai negeri).
Bibit semangka tanpa biji berasal dari biji semangka biasa yang dihambat pembentukan sel anaknya dengan menggunakan zat bernama colchicine.
Teknik rekayasa genetik penghilangan biji pada semangka ini ditemukan oleh seorang ahli tanaman asal Jepang, Prof. Dr. Hitoshi Kihara pada tahun 1940-an. Itu artinya, sudah lebih dari tujuh puluh tahun manusia menikmati kesegaran dan kesempurnaan.
Yah, begitulah semangka. Selalu penuh dengan lika-liku yang penuh warna.
Tak heran jika buah ini dulu menginspirasi Iwan Fals dalam membuat lagu.
Semangka, semangka…
Berilah hambamu uang…
Beri hamba uang, beri hamba uang…