Kalau Anda menganggap bahwa pesan ala Warkop “tertawalah sebelum tertawa itu dilarang” murni hanya ditujukan untuk umat manusia, maka Anda salah besar, sebab ternyata, ada satu spesies lain yang juga berkhidmat untuk mengamalkan apa kata trio Dono, Kasino, dan Indro tersebut. Siapa dia? Yak, ayam, lebih tepatnya ayam ketawa.
Ayam ketawa, seperti yang sudah kita ketahui dari namanya adalah ayam yang mempunyai suara kokokan seperti orang tertawa. Hal tersebut bukan karena ayam jenis ini punya selera humor yang baik, melainkan karena memang pita suaranya mempunyai interval kokok yang unik yang menyerupai suara orang tertawa.
Habitat asli ayam ini adalah di Kabupaten Sidrap, sebuah kabupaten kecil sekitar 183 kilometer arah Utara dari Makassar. Dulu, ayam ini menjadi peliharaan favorit para bangsawan bugis dan dianggap sebagai salah satu hewan peliharaan yang menjadi penanda status sosial. Hanya bangsawan tinggi yang bisa memelihara ayam ini. Namun, semenjak namanya mulai populer di kalangan pehobi ayam, sebaran ayam ini kemudian mulai meluas dan tak melulu di Kabupetan Sidrap saja.
Dengan keunikan yang dimilikinya, tak heran jika harga ayam ketawa mahalnya setengah modar. Bayangkan, satu ekor ayam ini bisa dibanderol dengan harga tiga juta rupiah. Harga yang bakal membuat setiap calon pembelinya jangankan tertawa, tersenyum saja pasti susah.
Dengan harga yang selangit tersebut, banyak pehobi ayam yang tertarik untuk menggeluti bisnis ayam ketawa ini. Andri Siswantoro, salah satunya. Pebisnis ayam ketawa asal Gresik ini mampu meraih omset hingga ratusan juta rupiah dari menjual ayam ketawa. Heny Suwandayani, istri Andre yang selama ini jijik dengan ayam, bahkan rela untuk terjun langsung memelihara dan membersihkan kotoran ayamnya. “Kalau lihat duitnya, tidak jijik lagi,” ujarnya sembari tertawa.
Bah, ayam ketawa. Sudahlah suara kokoknya tertawa, tahinya pun bikin orang ketawa.