Tamu Sebat Dulu kali ini datang dari sebuah band yang lahir di Kota Gede, Yogyakarta—sebuah kawasan dengan sejarah panjang, budaya yang kental, dan skena anak muda yang nggak pernah sepi. Mulai dari Pasar Legi yang legendaris, sampai suasana meriah tiap Ramadan, Kota Gede selalu punya cerita.
Nah, di tengah hiruk pikuk itu, muncul satu pertanyaan: “Sebenernya ada nggak sih band yang bener-bener berasal dari Kota Gede?”
Jawabannya ada band itu adalah The Kick. Meski namanya terdengar jauh dari “Kota Gede banget”, band ini justru muncul dari tongkrongan khas daerah itu. Mereka jujur mengakui sejak dulu nggak pandai memberi nama—baik untuk band maupun judul lagu. Semua serba spontan. “Yo sekadar kick, nendang wae, mas,” ujar mereka
Awal Berdiri The Kick dan Sempat Hampir Hiatus
The Kick lahir dari tongkrongan yang kemudian berubah jadi klub musik, lalu akhirnya resmi membentuk band. Bukan bermaksud melawan budaya sopan santun khas Kota Gede, tapi justru band ini ingin berjalan beriringan bukan sebagai tandingan.
Seiring waktu, perjalanan The Kick tidak selalu mulus. Dari band tongkrongan yang penuh semangat, mereka juga menghadapi kenyataan keras dunia musik.
Ironisnya, sebelum, mendapat tawaran manggung di Synchronize Fest dan Pestapora, The Kick hampir saja memutuskan untuk berhenti. Masalah utamanya tentu soal keuangan. Pendapatan dari musik terlalu kecil, sementara kebutuhan hidup terus berjalan.
“ Iki nak band-band nan sek sle lekan mending leren terus bekerja masing-masing” ujar The Kick
Tapi semua berubah setelah mereka benar-benar naik ke panggung besar. Audiens yang banyak dan antusias jadi titik balik—memicu semangat baru untuk lebih serius memanajemen band.
Organik, Relasi, dan Musik
Topik soal perkembangan Artificial Intelligence (AI) juga sempat muncul dalam obrolan, termasuk isu bikin lagu pakai ChatGPT. Namun, The Kick tetap santai saja dan sama sekali nggak waswas. “Kami ki disenengi audiens karena organik, mas. Kadang salah chord, kadang goblok neng panggung, ngono kae lo,” ujar mereka.
Bagi The Kick, membentuk band bukan cuma soal skill bermusik. Yang lebih penting adalah relasi, ngobrol, dan saling menguatkan.
Simak kisah lengkapnya di episode terbaru Sebat Dulu mojok , siap tahu kamu yang baru merintis band bisa termotivasi oleh mereka







