Kegiatan olahraga pada anak tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga berperan penting dalam perkembangan mental dan karakter. Hal inilah yang terlihat dari pengembangan sepak bola putri di SD Negeri 3 Imogiri, Bantul, yang mulai berjalan secara lebih terstruktur sejak 2024 melalui program MLSC dan ekstrakurikuler mandiri.
Guru sekaligus penggerak kegiatan, Ika Dita Kusuma menegaskan bahwa sekolah sejatinya rumah bagi anak. karena itu sinergi antara sekolah, pelatih dan wali murid menjadi kunci agar anak merasa aman, nyaman dan di dukung dalam proses berolahraga.
“entah itu dia lebih terbuka kepada orang tua ataupun kepada pelatih, kedua belah pihak ini harus sama-sama tahu sehingga akan dibuat program-program, entah itu pendampingan ataupun pelatihan yang men-support anak” Ujar Ika
Sinergi Komunikasi Sepak Bola Putri
Dalam praktiknya, tantangan kerap muncul dari kurangnya kekompakan orang tua. terutama Stereotip sepak bola yang lebih cocok untuk anak laki-laki. Padahal, secara kebutuhan perkembangan, anak perempuan juga membutuhkan aktivitas fisik yang terarah dan dengan pendekatan yang berbeda.
Di SD Negeri 3 Imogiri, pendekatan personal menjadi salah satu kekuatan. Anak-anak dibiasakan berkomunikasi terbuka dengan siapa saja baik degan teman, guru maupun pelatih.
“Karena saya sudah kasih tahu anak-anak kalau ada yang enggak tahu bisa tanyakan ke saya, bisa Whatsapp. Kan saya kalau ngobrol sama anak di luar kita seperti teman jadi mereka enggak sungkan” ucap candrika (pelatih sepak bola putri)
Support dan Kemandirian Tim
Meski dijalankan secara mandiri dengan keterbatasan anggaran, dukungan wali murid menjadi faktor penting keberlangsungan program. Peralatan latihan, jersey, hingga event semua banyak di bantu secara gotong royong oleh orang tua.
Hasil latihan mulai terlihat. Tim U-12 berhasil menembus 16 besar dalam kompetisi yang diikuti, Sementara tum U-10 sebelumnya meraih posisi runner-up. Ke depan, tim juga di rencanakan mengikuti turnamen internasional di Bali untuk kelompok usia U-10 dan U-16.
Keberadaan sepak bola putri di SD Negeri 3 Imogiri menunjukkan bahwa stereotipe gender dalam olahraga bisa dipatahkan sejak usia dini. Program ini menjadi ruang bagi anak-anak perempuan untuk mengenali potensi diri dan membangun mental tangguh.









