Di episode Sebat Dulu kali ini, Alit Jabang Bayi dan Patub ‘Letto’ ngobrol santai bersama Dabwok, seorang musisi Jogja yang memutuskan untuk hijrah, tapi ogah ninggalin musik yang sudah jadi nafas hidupnya sejak lama. Biasanya, hijrah identik dengan meninggalkan dunia lama. Namun, Dabwok memilih jalan berbeda dengan arah yang lebih jelas.
Perjalanan hidupnya bukan kaleng-kaleng. Sebelum menemukan titik balik, Dabwok sempat gelisah berkepanjangan. Ia pernah tenggelam dalam fase hidup yang penuh kekosongan dan nyaris pamit dari dunia. Tapi justru dari titik gelap itulah kesadaran muncul secara perlahan yang membuat ia putar stir untuk hijrah. Bukan cuma soal tampilan dan buat gaya-gayaan, tapi tentang jujur dengan diri sendiri dan mencari makna hidup yang lebih dalam.
Yang membuat menarik, Dabewo tidak memutus hubungan dengan masalalunya sebagi musisi. Sebaliknya, ia Justru menyatukannya dengan semangat hijrah yang baru, musik yang dulunya jadi pelarian kini malah jadi jalan dakwah. Ia percaya dakwah nggak harus lewat ceramah panjang, namun dengan lagu yang tulus justru lebih ngena. Pandangan ini jadi angin segar buat mereka yang galau antara jadi diri sendiri atau ikut arus tren rohani.
Kini, Dabwok aktif sebagai solois dan bagian dari Yogyakarta Hadroh Clan (YKHC), grup hadroh yang mengusung kesenian Islam dengan sentuhan kekinian. Lewat YKHC, Dabwok membuktikan hijrah bukan berarti menghapus masa lalu. Justru, itu jadi fondasi untuk hidup yang lebih jujur dan bermakna.
Simak obrolan inspiratif mereka dalam episode terbaru Sebatdulu sampai habis dan temukan kisah penuh makna tentang perjalanan hijrah Dabwok dalam menemukan jati diri.







