Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Uneg-uneg dari Orang Kidal: Kidal Itu Nggak Enak Banget!

Redaksi oleh Redaksi
14 Oktober 2023
A A
Jadi Orang Kidal itu Ngga Enak Banget! MOJOK.CO

Ilustrasi Jadi Orang Kidal itu Ngga Enak Banget! MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

“Kenapa sih aku berbeda dari kebanyakan orang? Kenapa aku lahir menjadi orang kidal? Ya Tuhan, ngga enak banget…” ucapku saat masih belum bisa menerima keadaan sebagai seorang yang lahir dengan kemampuan dominan sebelah kiri.

Lewat tulisan ini, aku mau menyampaikan keluh kesahku dan mungkin kebanyakan orang kidal lainnya saat dihadapkan dengan dunia yang isinya mayoritas orang bertangan kanan.

Kidal sedari lahir

Aku adalah orang kidal sedari lahir, bahkan masih hingga sekarang di usiaku yang ke 22 tahun. Hampir semua hal yang kulakukan menggunakan tangan kiri seperti menulis, mandi, angkat barang, olahraga, dan sebagainya.

Bahkan dulu aku makan sempat dengan tangan kiri sampai umur 7 tahun, sampai akhirnya ibu memaksaku untuk menggunakan tangan kanan. Adab katanya. Kidal sejati bukan?

Sebagai orang yang terlahir “berbeda”, dulu aku merasa menjadi kidal adalah sebuah musibah. Bagaimana tidak, aku merasa sangat insecure dikelilingi orang-orang yang bertangan kanan. Teman-temanku, saudaraku, bahkan orang tuaku sendiri juga tidak kidal. Aku bahkan sempat berpikir apakah aku memang benar anak kandung mereka atau bukan.

Saat di sekolah pun begitu. Aku merasa tidak “normal” di tengah teman-temanku. Saat masih SD, aku bersekolah di salah satu sekolah Islam di Kalimantan. Namanya juga sekolah Islami, tentu ada beberapa pelajaran yang berkaitan dengan bahasa Arab. Jujur saja, aku paling malas saat pelajaran itu.

Bukan karena tidak beriman, tapi hanya saja beberapa pelajaran itu mengharuskan untuk menulis tulisan Arab. Saat aku menulis itulah, teman-temanku bahkan salah satu guruku seakan “mengejekku” karena menulis Arab dengan tangan kiri.

“Kok nulis Arab pakai tangan kiri? Pamali tahu, kan tangan kiri buat cebok. Masa tangan kotor buat nulis Arab?” kurang lebih ucapan mereka begitu saat itu.

Jadi anak yang kurang percaya diri

Bukan hanya saat pelajaran Arab saja, bahkan pelajaran biasa pun aku “ditertawakan”. Saat maju ke depan untuk menulis di papan tulis, teman kelasku berucap “ih kok nulisnya tangan kiri? gak sopan deh.”

Mungkin saat itu mereka menganggap sebagai candaan anak SD saja. Tapi hal itu mempengaruhiku menjadi orang yang pemalu dan kurang percaya diri saat tampil di depan umum.

Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai menerima keadaan bahwa aku memang lahir begini.

Aku mencoba berdamai dan menganggap terlahir sebagai orang kidal adalah anugerah, bukan musibah. Walaupun banyak anggapan dan mitos orang kidal di masyarakat seperti umurnya pendek, aneh, tidak sopan, dan sebagainya.

Aku mencoba untuk bodo amat dan menganggap sebagai lucu-lucuan saja. Dari yang awalnya aku berpikir “Kok Tuhan menciptakan aku begini sih?” berubah menjadi “Aku ini keren lho, Tuhan menciptakanku spesial daripada yang lain.”

Mungkin itu saja unag uneg yang kurasakan sebagai orang kidal. Saat ini, aku juga belajar dan melatih tangan kananku biar bisa dipakai keduanya. Oh iya, aku punya pesan penutup kepada para pembaca.

Iklan

Kidal itu kelebihan, syukuri…

Buat teman-teman yang terlahir kidal, it’s okay. Kita keren kok, syukuri atas apa yang Tuhan kasih ke kita. Walaupun kita berbeda dari kebanyakan orang, jangan insecure karena kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Lalu untuk teman-teman yang terlahir “kadal” dan mendapati di sekitar kalian ada yang “kidal”, jangan dihakimi. Walaupun kalian melihat mereka unik, tapi cobalah untuk dirangkul. Ucapan atau tindakan yang kalian anggap candaan, bisa saja dipahami mereka yang kidal sebagai bullyan atau merasa terkucilkan.

Kita tidak pernah tahu apa yang benar-benar mereka rasakan. Mereka pun kalau bisa memilih, mungkin juga tidak ingin terlahir sebagai kidal.

Sebagai penutup, karena kebetulan sekarang saya berkuliah, tolong dong kursi yang sekaligus ada mejanya di kelas itu dibikin lebih ramah buat orang kidal. Bentuk kursinya diskiriminasi banget, gak enak posisi mejanya ada di sebelah kanan hahaha. Just kidding :D. Salam hangat semua.”

Muhammad Rizky Fauzan Yogyakarta [email protected]

BACA JUGA Rasanya Jadi Anak Perempuan Bungsu di Keluarga Jawa, Muslim Taat, dan Sedikit Patriarki dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2023 oleh

Tags: kidalorang kidaltangan kidaluneg-uneg
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura MOJOK.CO
Uneg-uneg

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura

20 April 2024
Kelakuan Pengemudi Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar MOJOK.CO
Uneg-uneg

Kelakuan Pengguna Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar

13 Maret 2024
Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit MOJOK.CO
Uneg-uneg

Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit

10 Maret 2024
Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh! MOJOK.CO
Uneg-uneg

Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh!

9 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.