Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Uneg-uneg

Sebenarnya, Kota Batu Ini Mau Jadi Kota Seperti Apa, Sih?

Redaksi oleh Redaksi
4 Desember 2022
A A
kota batu mojok.co

Ilustrasi Surat Orang Biasa (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saya percaya satu hal, bahwa puncak cinta seseorang kepada daerah tempat tinggalnya adalah ketika orang tersebut terus mengkritik daerah tempat tinggalnya ketika dia melihat sesuatu yang tidak beres. Dan itulah posisi saya terhadap Kota Batu, kota tempat saya tinggal saat ini.

Saya, mengalami semua fase yang dialami oleh kota ini. Mulai dari berubah dari Kecamatan di Kabupaten Malang, hingga menjadi kota yang berdiri sendiri. Selama itu, saya melihat daerah ini berkembang menjadi sebuah kota yang nyaris tak punya identitas pasti. Batu menjadi kota yang asal tumbuh, seperti tak punya guidance, akan di bawa ke mana dan mau jadi seperti apa Kota Batu ini.

Di awal berdirinya, “Agropolitan” menjadi slogan sekaligus sematan yang menancap di Kota Batu. Sesuai namanya, Agropolitan berarti kota pertanian. Artinya, pertanian menjadi image utama yang diangkat. Seharusnya.

Kenyataannya, pertanian yang belum ajeg, belum mapan betul, kota ini malah mengganti branding, mengubah image, menjadi “Kota Wisata”. Bahkan, nama “Kota Wisata” tersemat di antara nama Batu, menjadi “Kota Wisata Batu”. Pertanian yang belum ajeg, malah dibiarkan begitu saja, seakan ditinggalkan, berganti ke pariwisata yang didorong dengan agak memaksa.

Tempat-tempat wisata mulai berdiri, menggusur lahan-lahan hijau, mengganggu daerah resapan, mengganggu sumber air, bahkan tak jarang tempat wisata di bangun di atas lahan pertanian. Wisata di mana-mana, di mana-mana wisata. Mumet ndase!

Pembangunan tempat wisata yang masif, ternyata tidak dibarengi dengan pembangunan akses jalan yang mumpuni. Walhasil, macet di mana-mana. Nyaris setiap akhir pekan, jalanan kota ini penuh dengan wisatawan, penuh dengan kendaraan-kendaraan plat luar Batu. Mumet lagi ndase, lur!

Nggak tahu nanti ini sematan “Kota Wisata” akan bertahan sampai kapan. Bisa jadi, lima atau sepuluh tahun ke depan, kota ini akan mengubah image-nya lagi, dan meninggalkan image “Kota Wisata.” Entah tiba-tiba jadi “Kota Industri”, “Kota Kreatif”, mbuh, wes.

Saya itu sebagai warga yang lahir dan besar di Kota Batu, bingung sendiri dengan apa maunya kota ini. Saya bahkan sudah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan Kota Batu saat ini. Sudah mah kotanya krisis identitas, pejabatnya nir-kualitas, walikotanya juga entah ke mana nggak pernah kelihatan.

Hadeeeuuhh, mbuh lah wes. Awuren ae mBatu ini. Sak karepmu!!

Iqbal AR
Batu, Malang
[email protected]

Uneg-uneg, keluh kesah, dan tanggapan untuk Surat Orang Biasa bisa dikirim di sini

Terakhir diperbarui pada 4 Desember 2022 oleh

Tags: batukota batusurat orang biasa
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

liburan ke Jatim Park.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Liburan ke Jatim Park Bikin Kapok, “Surga Edukasi” dengan Antrean yang Menguji Iman

10 Juli 2025
Pindah ke Kota Batu usai kuliah kedokteran gigi di Surabaya untuk jadi peternak. MOJOK.CO
Sosok

Gagal Jadi Dokter Gigi usai Lulus dari Kampus Swasta di Surabaya, Kini Sukses Budidaya Ternak di Kota Batu

27 Juni 2025
Kepanjen, Anak Tiri Kabupaten Malang yang Salah Urus MOJOK.CO
Esai

Kepanjen: Kecamatan dengan Potensi Sangat Besar yang Menderita karena Kabupaten Malang Salah Urus

16 Februari 2025
gunungkidul mojok.co
Uneg-uneg

Apakah Gunungkidul Masih Layak Disebut Kawasan Gunung Sewu?

15 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.