Saya punya uneg-uneg. Punya pacar yang lagi skripsian itu ternyata memang nggak enak dan nyusahin.
Menjadi mahasiswa akhir adalah momok bagi siapa saja. Momoknya adalah seminar proposal hingga skripsi yang terus menghantui. Tentu semua itu butuh partner sambat biar nggak stress dan kasarannya sih biar ada yang ngebantu kalau lagi kesusahan.
Makanya nggak heran mahasiswa semester tua itu juga dilema kalau belum punya pasangan. Ya soalnya nggak ada yang diajak jadi partner ambis.
Sayangnya saya merasakannya, rasanya sih lebih mirip jadi babu daripada jadi teman ngeluh nyiapin proposal skripsi. Gimana nggak, kadang bantuin ini itu yang bikin geregetan.
Udah lagi kadang kalau revisi juga ikut mumet dan ikut kena sumpah serapahnya. Terlihat toksik tapi kok saya happy-happy aja. Intinya sebenarnya hindarin punya pasangan pas lagi sempro, biar nggak makan hati!
1. Jadi jujugan buat minta tolong ini itu
Pertama dan paling utama, selalu jadi bahan keluh kesah, sulitnya menyiapkan sempro. Bahkan terkadang bantu ngetik juga saya jabanin. Gimana nggak wong yang mau sempro hopeless kan jadi nggak tega.
Antara saya yang mudah dibodohi atau kemakan rayuan haha. Nggak sampai di sini aja, kadang minta rekomendasi judul padahal beda jurusan. Memang bikin emosi dan kesal!
2. Berasa jadi dosen pembimbing mahasiswa skripsian
Hal yang bikin saya tergelak adalah, ketika pacar minta masukan. Masukan untuk proposal skripsinya yang entah mau dibawa ke mana dan apa tujuannya. Seketika mendadak seolah jadi dosen yang memberikan tips ngawur demi kelanjutan proposalnya.
Terkadang saking nggak pahamnya, buat room googgle meet biar tambah paham dan afdol. Dikerjain bareng yang bikin mumet.
3. Obrolan kerasa lebih formal dan ilmiah
Kalau biasanya obrolan hanya seputar hal-hal receh. Tiba-tiba akhir-akhir ini obrolan terasa lebih formal dan ilmiah. Pertanyaan kapan sempro, judulnya di acc atau nggak menjadi pemandangan room chat.
Telponan pun ya begitu, mendadak semua obrolan jadi ilmiah dan formal gara-gara skripsi. Menggelikan memang, tapi mau gimana lagi. Biar segera skripsi dan nggak direpotkan lagi.
4. Hikmahnya bantu skripsian pacar
Menjumpai orang yang keras kepala dan seenaknya sendiri, apalagi pas nyusun skripsi, memang buat emosi bertambah.
Apalagi kalau udah dapat penjelasan tapi tetap ngeyel dan nggak mau ini itu. Obrolan malah serasa jadi debat formal yang menjengkelkan. Ini adalah fase ujian kesabaran dan bertambah rasa kesabaran yang saya miliki. Selalu mengalah demi skripsinya tetep enjoy.
Itulah nggak enaknya punya pacar atau temen deket pas lagi sempro. Berasa lebih formal dan ilmiah. Emosi dan kesabaran teruji adalah jaminan dari punya pasangan yang mau sempro. Debat ilmiah tak berujung turut meramaikan obrolan yang bikin geregetan.
Sabar adalah kunci utama biar sama-sama tetep enak. Terpenting, selalu didudukung walaupun terlihat toksik dan belum tentu di masa mendatang membersamai. Setidaknya sudah membantu meringankan beban orang lain. Kalau kalian gimana? Seneng atau sama kaya saya, jadi tambah emosian!”
Wulan, [email protected]
BACA JUGA Punya Pacar Penggemar K-Pop Lebih Merepotkan daripada Penggemar Ariel Noah dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini