Sejak duduk di taman kanak-kanak hingga kuliah, aku dikategorikan ke dalam berat badan “underweight” alias sangat kurus. Karena masuk golongan cewek kurus, berbagai macam cacian dan hinaan dari teman bahkan saudara sangat seringku dapatkan. Tak jarang, keluarga sendiri pun melontarkan hinaan tersebut.
“Kamu gak pernah makan nasi ya?”
“Eh liat tuh tengkoraknya, mirip kamu”
“Ya ampun, pinggang kamu kecil banget sih? Makan dong!”
“Tepos banget sih. Nanti gak ada yang mau sama kamu, lho!”
Ibarat orang lagi makan, aku sudah kenyang sampai muak dengan hinaan seperti itu. Siapa juga yang mau punya badan tak menarik seperti ini.
Usaha untuk menaikkan berat badan sangat sering ku lakukan dari yang murah hingga mahal, tetapi malah berujung sia-sia. Saat ini aku hanya berusaha semampuku dan bersyukur akan segala sesuatu yang Tuhan berikan.
Ayahku pernah menyeletuk “Wes rapopo nek kuru, sing penting koe sehat wal afiat.”
Insecure-nya cewek kurus
Akan tetapi, perasaan rendah diri dan insecure kerap kali datang. Setiap malam, ketika sampai kos sepulang dari kampus atau sedang sendirian di tengah-tengah keramaian, rasa-rasa negatif tersebut menggerogoti pikiranku.
Ada yang mau sama aku gak ya kalau punya bentuk badan seperti ini? Nanti bakal keterima kerja gak ya? Atau aku memiliki penyakit berbahaya kah? Bahkan, perasaan untuk mengakhiri hidup pernah aku alami. Iya, hanya karena berat badanku ini.
Aku termasuk orang dengan kepribadian introvert. Aku memiliki prinsip tak apa jika hanya memiliki sedikit teman, asal berkualitas. Bersyukur memiliki teman yang selalu memberikan nasihat dan dukungan tanpa menghakimi.
Temanku pernah berkata “Apa hal yang bikin kamu enjoy dan nyaman ngelakuinnya? Itu bisa jadi escape kamu saat sedang lelah dari dunia loh.”
Belajar memaafkan diri sendiri
Banyak video-video psikologi yang ku tonton dari berbagai platform. Pergi ke profesional pun sudah ku lakukan. Pelajaran yang ku serap adalah belajar memaafkan diri sendiri dan menerima apa yang telah Tuhan berikan. Sembari terus berusaha, gali potensi, dan melakukan hobi yang bermanfaat.
Saat ini aku banyak melakukan journaling dan menuliskan semua hal yang ada di pikiran. Meluapkannya ke dalam sebuah kalimat saat mulut tak mampu berkata. Mengosongkan perihal negatif dipikiran, untuk diisi dengan hal yang lebih bermakna.
If you’re feeling down, it’s okay to honor your feelings and be sad. But it’s not ok to stay there, don’t dwell. “
Adilla Shafa Nafisa, Keparakan Lor, Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta
BACA JUGA Derita Nggak Punya Sirkel Teman Kuliah dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini.