Masa-masa sekolah adalah masa yang sangat menyenangkan. Bisa belajar banyak hal dan juga punya banyak teman. Hal itu tidak berlaku bagiku, karena aku adalah korban bullying.
Masa-masa sekolah adalah masa-masa yang paling mengerikan bagiku. Terkadang aku iri dengan mereka yang punya banyak teman, bebas mau berteman sama siapa aja, menjalani hari-hari tanpa tekanan. Sedangkan aku, di sekolah penuh dengan tekanan, pulang sekolah harus nangis-nangis.
Di sekolah guru adalah orang tua bagi siswa. Nyatanya tidak begitu. Emang ada ya orang tua yang tega melihat anaknya di-bully dan mereka hanya bisa bungkam? Mental anak yang menjadi korban bullying itu beda dengan anak pada umumnya. Mereka harus fokus belajar, tapi tekanan batin menjadi makanan sehari-hari.
Jadi korban bullying, aku butuh keberanian untuk menuliskan ini
Aku menulis tentang ini, butuh keberanian. Kalau diingat-ingat beberapa tahun lalu, rasanya nyesek banget. Meskipun begitu, aku tidak pernah menyesal bertemu dengan mereka yang pernah bully aku.
Kalau bukan karena mereka, mungkin aku tidak bisa berada di titik ini. Banyak banget pelajaran hidup yang dapat aku petik. Salah satunya; ketika kita terpuruk, support system terbaik hanyalah diri sendiri. Meskipun kita punya teman ataupun keluarga, sangat jarang sekali mereka bisa memahami kondisi mental kita itu sebenarnya seperti apa.
Selain itu, kalau aku tidak pernah jadi korban bullying, mungkin aku tidak bisa sepaham itu mengenai diriku. Jadi lebih sayang terhadap diri sendiri dan tentunya bangga banget bisa bertahan sejauh ini.
Aku tidak bisa menceritakan lebih banyak mengenai seperti apa masa laluku. Tapi, poin pentingnya adalah sesulit apapun ujian hidup yang akan kita jalani nantinya, suatu saat kita akan berterima kasih terhadap luka-luka yang pernah hadir di masa lalu. Berkat luka itu, kita bisa sekuat dan setegar ini sekarang.
Untuk kalian yang pernah jadi korban bullying, jangan pernah membenci dirimu sendiri, kamu harus ada di saat dirimu membutuhkan. Kamu boleh balas dendam, tapi dengan cara yang elegan yah.
Memang benar balas dendam terbaik adalah dengan menjadikanmu lebih baik. Kita nggak perlu capek-capek pakai tenaga untuk balas dendam ke mereka, cukup buktikan kepada mereka bahwa kamu bisa, meskipun kamu pernah jadi korban bullying.
Mirasari Kota Palopo, Sulawesi Selatan [email protected]
BACA JUGA Pertanyaan Bab Skripsi itu Ranah Dosbing, Bukan Kalian! dan keluh kesah lagi dari pembaca Mojok di Uneg-uneg.