Aku pikir beauty privilege itu hanya sekadar antar-lawan jenis. Namun, setelah aku mengalami satu hal ini, jadi paham bahwa dunia yang kita tempati memang hanya bisa menghargai orang jika fisiknya dianggap memenuhi standar kecantikan yang ada.Â
Aku murid kelas 11 SMA dan aku cukup aktif di kegiatan bola basket. Singkat cerita aku terpilih menjadi salah satu perwakilan kabupatèn untuk event tingkat provinsi. Dan memang dari sekolah ku hanya aku yang terpilih.Â
Pada hari itu memang jadwal aku latihan untuk event tersebut sehingga aku mengambil surat izin ke guru BK atau dispensasi untuk meninggalkan sekolah lebih awal karena latihan tersebut
Semua prosedur aku ikuti dengan baik, surat izinnya pun jadi. Lalu aku letakkan di meja guru di kelas. Tapi ternyata surat izin itu tidak disampaikan oleh teman sekelas ku yang lain, karena memang di kelas aku dikucilkan dan dibully secara verbal.Â
Saat temanku yang beauty membolos
Akhirnya karena surat izin tersebut tidak sampai ke guru mapel yang mengajar aku terhitung alfa sehingga besok paginya, guru BK dan guru mapel menyidangku. Untungnya surat izin tersebut sempat aku foto, jadi aku punya bukti akan alibi yang aku sebutkan. Namun, tetap saja guru BK tetap menyalahkan karena menganggapku lalai dalam menyampaikan izin.
Hal janggal yang terjadi adalah ketika teman sekelas ku yang cantik ketahuan membolos. Jelas-jelas dia membolos untuk nongkrong di warkop dekat sekolah. Namun, dia tidak disidang dan bahkan hanya diberi sanksi kecil berupa menulis surat permintaan maaf. Itupun hanya formalitas karena nyatanya dia tidak menulis surat tersebut sampai sekarang.
Dari sana aku paham bahwa beauty privilege itu benar-benar nyata dan mengerikan. Guru BK yang notabenenya perempuan dan seharusnya bisa bersikap adil pada muridnya juga melakukan hal serupa dengan membedakan murid-muridnya dengan patokan kecantikan.
Ini uneg-uneg saya, siswi kelas XI. Terima kasih.
Arfina Pratiwi, [email protected]
BACA JUGA Kepada Siapa Aku Harus Bercerita Saat Sudah Jadi Orang Dewasa?  dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini