Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Ulasan Bacaan

Lima Buku yang Perlu Kamu Baca di Ramadan Tahun Ini

Nezar Patria oleh Nezar Patria
22 Juni 2017
A A
BACAAN Mojok

BACAAN Mojok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Berkah Ramadan buat saya adalah kesempatan membaca dengan khusyuk setelah sahur. Subuh menjelang pagi itu rasanya saat yang tepat bagi otak untuk mencerna sejumlah bacaan.

Saya memilih lima buku untuk mengisi waktu selepas sahur. Tentu ini bukan sok-sokan pamer judul buku, tapi anggaplah ini pelaksanaan dari anjuran membaca agar kita tak masuk dalam kelompok yang gampang murka.

Sejujurnya, melihat tumpukan buku ini saja sudah meletihkan. Saya berdoa agar tidak ketiduran saat menelusuri bait-bait yang rumit, juga tidak terganggu oleh godaan tontonan mengasyikkan dari YouTube.

Buku pertama adalah Tahafut At-Tahafut, karya Ibnu Rusyd. Ini bacaan klasik tentang perdebatan Rusyd dan Al-Ghazali. Rusyd menjawab karya Al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah, Kerancuan Para Filsuf.

Dalam Tahafut At-Tahafut (Kerancuan atas Kerancuan), Rusyd dengan tajam berpolemik dengan Al Ghazali. Ada 20 kerancuan berpikir para filsuf menurut Al Ghazali, yang umumnya berkisar masalah ketuhanan dan kosmologi. Ibnu Rusyd menanggapinya dengan tak kalah tajam, dia seorang rasionalis, dan tampak benar dia menguasai cara berpikir Aristotelian.

Kedua filsuf Islam itu sesungguhnya tak bertentangan secara diametral. Mereka bersepakat pada satu hal, yaitu metodologi (manhaj) bahwa keduanya sepakat tentang peranan akal sebagai alat memahami agama. Untuk itu, harus ada tiga syarat: Pertama, tentu saja kecerdasan. Kedua, anti taklid dan tidak fanatik pada satu mazhab. Ketiga, harus terlatih berpikir dan penuh pertimbangan.

Perdebatan mereka sangat layak disimak untuk menajamkan cara berpikir. Seperti yang diungkapkan Al-Ghazali, “Musuh yang bijak lebih baik daripada sahabat yang bodoh”.

Buku kedua, Islam Rahmatan Lil ‘Alamin, karya ulama besar Turki Syekh Muhammad Fethullah Gulen.

Dalam kumpulan tulisan ini, Gulen membahas beragam tema keimanan dengan cerdas dan logika yang ketat. Dibuat dalam bentuk tanya jawab mirip FAQ, dia mengupas soal-soal penting dalam 57 pertanyaan berikut jawaban, dari soal keimanan, Islam dan tafsir ilmu pengetahuan, soal toleransi dan sebagainya.

Kita bagai menyelami kedalaman pengetahuan Sang Syekh dan memetik sejumlah kebijaksanaan di sana.

Buku ketiga, Islam dan Keselamatan Pemeluk Agama Lain, oleh Mohammad Hassan Khalil. Buku ini terjemahan dari versi Inggris, Islam and the Fate of Others yang diterbitkan Oxford University Press pada 2012.

Isinya lumayan memprovokasi pikiran. Misalnya, pertanyaan apakah non-Muslim tanpa kecuali akan masuk ke neraka, meskipun mereka belum pernah mendapat kesempatan belajar Islam, atau adakah kualifikasi tertentu agar non-Muslim masuk surga?

Dengan mengangkat para pemikir besar Islam dari beragam aliran seperti Al-Ghazali, Ibnu Arabi, Ibnu Taimiyah, dan Rasyid Ridha, Khalil sampai pada kesimpulan yang agak mengejutkan: bahwa pada akhirnya “Kasih-Sayang Tuhan mendominasi Kemarahan-Nya”.

Al-Quran Abad 21, adalah buku keempat yang juga tak kalah menarik. Ditulis oleh Abdullah Saeed. Buku yang versi aslinya berjudul Reading the Qur’an in the Twenty-first Century: A Contextualist Approach (Routledge, 2014) ini mengeksplorasi evolusi penafsiran Al-Quran dari zaman ke zaman.

Iklan

Ada satu contoh menarik. Dikisahkan suatu kali beberapa anak muda mencuri unta, dan Khalifah Umar memanggil majikan mereka dan menegurnya karena membiarkan mereka kelaparan sehingga mencuri. Hukuman mencuri adalah potong tangan, tapi Umar memberikan tafsir berbeda: dia meminta si majikan membayar harga unta itu kepada si pemilik, dan membebaskan anak-anak muda itu dari hukuman. Itu contoh tafsir kontekstual yang diulas dalam buku ini.

Buku kelima, Islam dan Islamisme, karya Bassam Tibi. Buku ini sangat mengasyikkan karena mengeksplorasi perbedaan antara Islam (sebagai keyakinan) dan Islamisme (sebagai politik keagamaan).

Tibi menulis: ” … Islamisme diturunkan dari tafsir politis atas Islam: Islamisme tidaklah didasarkan pada iman relijius Islam, tetapi pada penerapan ideologis atas agama di ranah politik”.

Kamu mungkin bisa setuju atau menentang Tibi dengan argumentasi lain, tapi harus diakui Tibi memberikan pandangan cukup tajam tentang apa yang dicari oleh Islamisme, dan ancamannya buat Islam sendiri. Dia menawarkan Islam Sipil sebagai alternatif bagi Islamisme.

Namun Tibi, kata para pengkritiknya, juga harus dibaca secara kritis. Terutama karena, kata mereka, Tibi tak lepas dari bias Barat, generalisasinya kadang kebablasan, dan kurang melihat sisi antropologis dari tiap kasus gerakan radikal Islam di sejumlah negara.

Ini tentu saja bukan promosi. Kalau kamu juga ingin baca, dan malas ke toko buku atau perpustakaan, silakan cari di lemari buku kawanmu. Berdoalah semoga di bulan Ramadan ini dia tak lagi menjadi pengikut mazhab “hanya orang bodoh yang mau meminjamkan buku, dan lebih bodoh lagi jika ada yang meminjam buku lalu mengembalikannya”.

Terakhir diperbarui pada 22 Juni 2017 oleh

Tags: Abdullah Saeedal-ghazaliBassam TibiBukuFethullah GulenIbnu ArabiIbnu RusydIbnu TaimiyahLhalifah UmarMohammad Hassan KhalilRamadanRasyid Ridha
Nezar Patria

Nezar Patria

Artikel Terkait

Pesta Literasi Mojok.co
Kilas

Kupas Kreativitas di Era Teknologi, Magdalene.co dan Alitra Gelar Pesta Literasi 5.0

21 November 2025
JILF 2025 Mojok.co
Kilas

JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan

15 November 2025
Sweeping buku oleh aparat Jawa Barat: mencekal ilmu pengetahuan, masyarakat tak boleh pintar MOJOK.CO
Ragam

Derita Jadi WNI: Dipaksa Anti-Pengetahuan dan Tak Boleh Pintar, Suka Baca Buku Dianggap “Ancaman”

22 September 2025
Mengenal Dodo Hartoko: Penggerak Literasi dan Budaya Lewat Jogja Art + Book Fest
Video

Mengenal Dodo Hartoko: Penggerak Literasi dan Budaya Lewat Jogja Art dan Book Fest

15 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.