Sebelum masuk ke pokok pembahasan perkara video pengurus masjid di Bekasi yang mengusir seorang bapak yang salat pakai masker, ada baiknya kita simak videonya dulu supaya yang belum lihat bisa relate dan yang sudah lihat bisa semakin emosi. Xixixi.
Pamer kebodohan.
Pengurus Masjid di Harapan Indah Bekasi usir orang yang salat pakai masker. pic.twitter.com/9k3iVBNDCl
— LinAprilia (@Lin_Apr1lia) May 2, 2021
Gimana videonya? Saya yakin tanggapan Anda kurang lebih sama dengan cuitan dan komentar netizen yang sudah bertebaran di dinding lini masa media sosial.
Ada yang merasa sedih karena lagi-lagi ada oknum yang membuat citra agamanya menjadi buruk, ada yang tertawa karena merasa bahwa perdebatan sok pintar ini sangat lucu, dan ada—mungkin bisa dibilang banyak—yang merasa kesal dengan bapak ulama berjubah kuning dan mas-mas sok galak berkemeja merah marun.
Saya tidak akan memperpanjang perdebatan mereka dengan menempatkan diri pada salah satu pihak ataupun meluruskan argumen-argumen mereka. Toh, memang bukan ranah saya juga. Di sini saya hanya ingin mengungkapkan rasa kagum saya kepada semua orang yang terlibat dalam video tersebut karena kalau kita perhatikan, semua orang yang ada di video punya peran dan karakter masing-masing yang menghasilkan sebuah video yang epic dan disukai oleh banyak netizen di Indonesia.
Layaknya sebuah set dapur yang saling melengkapi, dalam video ini ada kompor dalam diri mas-mas berkaos hitam, pun ada gasnya, yaitu sang ulama. Dan tak ketinggalan apinya, yaitu mas-mas berkemeja merah marun. Kalau begitu, si bapak yang pakai masker jadi apa? Ya jelas blio adalah bahan baku masakan yang siap digoreng oleh ketiga orang tadi. Tak lupa ada ibu-ibu bermasker yang diduga merupakan istri si bapak yang pakai masker sebagai bumbu penyedap yang selalu men-support bahan baku agar menjadi lebih sedap.
Hasil dari kolaborasi mereka semua terciptalah sebuah hidangan yang lezat, panas, garing, dan penuh bumbu yang siap disantap oleh kita semua: para netizen yang budiman.
Melihat reaksi-reaksi yang reaktif dari para warganet membuat saya teringat akan reaksi serupa dari emak-emak kita ketika menonton sinetron, terutama ketika si protagonis sedang dijahatin sama si antagonis. Semua ucapan makian tentu bisa kita dengar terlontar pada pemeran antagonis itu. Dan dalam hati kita hanya berujar, “Kalem, Mak, mereka cuma lagi akting. Namanya juga sinetron.”
Kata-kata makian juga banyak kita temukan terkait dengan video tersebut. Mulai dari hewan, dungu, bodoh, goblok, hingga alat kelamin bertebaran di lini masa kita. Dalam kata lain, sepenggal video ini sukses membuat banyak warganet terlarut dalam cerita di video tersebut.
Maka, jika kelak video ini sudah tak lagi viral, orang-orang dalam video itu mulai bingung akan hidupnya. Sang ulama kehilangan kredibilitasnya, dan mas-mas merah marun tak punya tempat untuk melampiaskan amarahnya lagi. Dengan segala kerendahan hati, saya menyarankan mereka untuk daftar casting sinetron saja. Saya rasa masalah skill mereka merebut hati dan mengaduk-aduk emosi penonton layar kaca Indonesia sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Lagi pula, video ini akan menjadi penghias CV yang sangat berguna bagi mereka.
Kalau saja benar mereka mengikuti saran saya, maka kepada Mas Arya Saloka, Mbak Amanda Manopo, Brader Aldi Taher, dan Om Deddy Mizwar, harap bersiap-siap kehilangan panggung. Lantaran sebentar lagi akan ada bintang-bintang baru yang akan menghiasi layar kaca Indonesia dan mungkin saja ketenarannya akan mengalahkan nama-nama kalian. Wallahualam…
Jika saran untuk orang-orang dalam video tersebut sudah saya sampaikan, maka selanjutnya saya juga punya saran, nih, untuk para netizen. Tak usahlah terlalu cepat men-judge dan berkomentar yang tidak-tidak. Takutnya nanti malah malu sendiri. Bukan maksud menggurui atau gimana, tapi kalian ingat video viral ibu-ibu rebutan rendang di kondangan yang ternyata adalah adegan iklan SASA bumbu rendang? Atau gimmick iklan Awkarin beli hotel? Nah, kita juga perlu mengantisipasi, jangan-jangan video ini juga memang niat diviralkan untuk jadi strategi marketing suatu produk? Ya hitung-hitung bersiap diri saja supaya misalnya nanti muncul iklan masker di TV menggunakan video tersebut, kita tidak akan kaget lagi. Xixixi.
Namun, jika memang video ini sudah dikonsep dari awalnya, maka saya bisa katakan bahwa video ini sangat brilian. Mulai dari premisnya, penulisan skenarionya, naskah script-nya, akting pemerannya, hingga penggunaan extras talent-nya semua terkonsep dengan sangat baik. Bahkan ada satu tagline dari mas-mas kemeja marun yang berpotensi bisa menyamai tagline “DEMI TUHAN”-nya Mas Arya Wiguna, yaitu “MAU LU APA???”
BACA JUGA Membela Zaskia Adya Mecca yang Mengeluhkan Toa Masjid yang Berisik dan tulisan Muhamad Faqih Taqiyudin lainnya.