Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tanpa Perlu Nonton Joker Banyak Orang Indonesia Sudah Jadi Joker

Haryo Setyo Wibowo oleh Haryo Setyo Wibowo
7 Oktober 2019
A A
joker
Share on FacebookShare on Twitter

Saya kerap heran, mengapa orang mempunyai kecenderungan untuk menganggap orang lain mentalnya—dalam menonton Joker—lebih lemah darinya?

“Kamu nggak akan kuat melihat film Joker. Apalagi kamu memiliki gangguan anxiety. Ambrol brol nanti mentalmu. Berat, biar aku saja”

“Mosok?”

“Ndak usah ngeyel, nanti kamu akan semakin cemas dan mlotrok jiwa ragamu. Mendengar ketawanya Joker yang hadir mengintimidasi memenuhi otak di saat orang seharusnya takut atau menangis. Belum mimik mukanya yang bertransformasi dari bego tersiksa ke bengis. Itu bisa membuatmu membenarkan segala kegilaan yang mendorong munculnya supervillain”

Kesel!

Bagaimana tidak. Tanpa melihat Joker, banyak orang endonesa tuh sudah keji. Tau dari mana? Gampang, lihat kolom komen berita kejahatan. Di sana banyak tunas-tunas yang kalo dipupuk akan jadi Joker yang subur.

“Hukum mati saja”, “rebus saja!”, “bakar!”

Kalo soal pengaruh, orang Endonesa sebenarnya sudah terlatih mendengar tertawa yang lebih mengerikan. Suara Bu Asriyati yang memerankan Mak Lampir jauh lebih membawa perasaan kita tidak punya peluang selamat sama sekali kalau harus berhadapan dengannya. Mati, pasti mati kalo ketemu Mak Lampir.

Ada juga hantu Trinil yang membuat anak-anak di masa sandiwara radio itu diputar tidak percaya diri lagi bahwa doa bisa mengusirnya. Mereka percaya kalau tidak Godril saja yang diburu kepalanya oleh hantu tersebut, tapi juga yang mendengarnya.

Bagaimana anak-anak generasi radio tersebut keadannya sekarang? Baik-baik saja. Tidak kemudian kalo berjalan malam serasa dikuntit Trinil.

Saya bukan hendak meremehkan para psikolog atau psikiater. Justru malah memahami bagaimana mereka mampu merumuskan satu gangguan mampu mendorong orang untuk melakukan hal di luar batas. Tidak ada faktor tunggal yang membuat orang kemudian menjadi #terJoker.

Jadi penyakitnya Joker itu apa? Kalau saya baca dari berbagai review, disebutnya “pseudobulbar affect”. Satu kondisi dimana manusia begitu ambyar dan pedot. Nggak nyambung sama sekali antara pikiran dan swasana hati seperti yang saya sebut di atas.

Ya, manifestasinya kalau nggak nangis kenceng ya tertawa tidak terkendali. Lucu enggak mengerikan iya. Tentu saja tidak tepat memandingkan ketawanya Mak Lampir yang jelas ala dhemit dengan Joker yang jelas manusia.

Tetapi begini, akhir-akhir ini justru malah berkembang kalau pesan moral film ini tidak bagus, “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti”. Frasa itu konon untuk menggiring opini bahwa di titik tertentu kita harus memahami kejahatan. Omong kosong!

Film tetaplah film. Ada film horor orba G 30 S PKI yang sengaja dipergunakan sebagai propaganda untuk membuat kita membenci komunisme dengan segala manifestasinya sekaligus glorifikasi orba. Toh, cepat atau lambat orang tersadar selama pikirannya terbuka.

Berapa juta anak SD di medio 1980 yang digiring untuk melihat film itu? Sangat masif! Bagaimana keadaannya sekarang? Ya campur-campur. Ada yang sampai mati meyakini komunis itu pasti keji, ada yang tidak.

Berapa anak yang mendapatkan pengetahuan dan bimbingan memadai sebagai penyeimbang brainwashing nasional tersebut? Sangat sedikit!

Masalah pelik berikutnya, orang-orang yang melarang ini juga lupa apa yang mereka perbuat di masa lalu. Mereka mendapatkan banyak pengetahuan film sebelum usia matangnya. Bisa kita ajukan pertanyaan untuk diri kita.

Kapan pertama kali nonton G30SPKI? SD!
Kapan pertama kali nonton bokep? Sebelum umur 17 tahun!
Kapan pertama kali nonton film dengan rating dewasa? Saat SMP!
Apakah saat itu didampingi orang tua? Tidak!

Nah herannya, dilanisme justru malah menghinggapi orang-orang yang di masa lalunya banyak menabrak aturan. Generasi ini adalah generasi yang merasa secara mental maupun moral lebih kuat dari generasi sesudahnya.

“Busyet, kurang ajar bener orang tuanya. Ngajakin anak lihat film dewasa. Eug rasanya marah bener. Orang tuanya sakit!”

Lha masih mending orang tuanya ngajakin. Artinya orang tua berani mengambil tanggung jawab. Jangan pernah meremehkan kemampuan orang lain dalam mendidik anaknya lho. Sampai film aja membuat begitu ketakutan.

Ryan Jombang tanpa harus lihat Texas Chain Massacre bisa melakukan serial pembunuhan. Demikian juga Siswanto si robot gedek. Juga Sumanto tanpa harus kenal Hanibal Lecter langsung doyan makan daging manusia.

Tapi nggak salah-salah amat sih jika ada orang yang melarang orang dengan kondisi tertentu menonton film dengan rating R. Selain akan memicu gangguan kecemasan juga dapat memunculkan ketakutan baru.

Dulu saat mendengar suara “krek krek” di dalam lemari, kabinet atau balik kaleng, saya langsung waspada kalau itu kemungkinannya tikus atau ular. Setelah nonton The Ring, seriyes, muncul gangguan tambahan! Jangan-jangan Sadako…???

BACA JUGA Joker VS Joker: Membandingkan Joker Rekaan Todd Phillips dengan Versi Tim Burton dan Nollan atau tulisan Haryo Setyo Wibowo lainnya. Follow Facebook Haryo Setyo Wibowo.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: film jokerjokerreview film joker
Haryo Setyo Wibowo

Haryo Setyo Wibowo

ArtikelTerkait

randall

Unpopular Opinion About Joker: Randall dan Perannya yang Dilupakan

11 Oktober 2019
joker

Joker dan Pria yang Ditolak (Spoiler Alerts)

9 Oktober 2019
Ketika Babarsari Jadi Lokasi Syuting Film Joker

Ketika Babarsari Jadi Lokasi Syuting Film Joker

14 Mei 2020
ole gunnar solskjaer Manchester United Layak Merayakan Kelolosan ke Liga Champions Seperti Memenangi Sebuah Piala MOJOK.CO

Seperti Arthur Fleck, Saya Tidak Tega Menertawai Manchester United

8 Oktober 2019
film tentang anti-hero

Film Tentang Anti-Hero yang Lebih Bagus dari Joker Part 1

15 Oktober 2019
gangguan kesehatan mental

Bukan Joker, Gangguan Kesehatan Mental Adalah Masalah Kita Bersama

10 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Serba Salah Pakai Jasa Katering di Desa, Dianggap Banyak Duit, Sok Mewah, dan Sok Eksklusif  

Serba Salah Pakai Jasa Katering di Desa, Dianggap Banyak Duit, Sok Mewah, dan Sok Eksklusif  

13 Juli 2025
3 Alasan yang Membuat Orang Purwokerto Minder dan Iri pada Warga Jogja Mojok.co

Surat Terbuka untuk para Kreator Konten Jogja: Segitu Saja Konten Kalian? Yakin Cuma Tugu-Malioboro-Titik Nol doang nih?

19 Juli 2025
Kisah Pilu Kudus-Semarang: Macet 4 Jam Akibat Banjir Rob yang Tak Kunjung Ditangani dan Terkesan Dianggap Sepele

Kisah Pilu Kudus-Semarang: Macet 4 Jam Akibat Banjir Rob yang Tak Kunjung Ditangani dan Terkesan Dianggap Sepele

14 Juli 2025
Culture Shock Lulusan Kampus Negeri yang Lanjut Kuliah di Kampus Swasta

Culture Shock Lulusan Kampus Negeri yang Lanjut Kuliah di Kampus Swasta

13 Juli 2025
Sebagai Warlok Jogja, Saya Akui Bahasa Walikan Malang Lebih Mudah Dipahami daripada Bahasa Walikan Jogja

Sebagai Warlok Jogja, Saya Akui Bahasa Walikan Malang Lebih Mudah Dipahami daripada Bahasa Walikan Jogja

15 Juli 2025
Chromebook, Laptop Payah yang Malah Jadi Penyelamat (Unsplash)

Saya Berterima Kasih pada Chromebook, Laptop Payah Penyelamat Tipu Daya MacBook dan Windows

17 Juli 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GyP2I7Gxgvg

DARI MOJOK

  • Pengalaman Naik Bus Malam: Laptop Berisi Skripsi Digondol Maling, Ganti Rugi Tak Seberapa tapi Mimpi Jadi Sarjana Harus Tertunda
  • Kok Bisa Menyesal Ambil KPR di Tanah Rantau, Memangnya Sebelum Ambil Rumah Nggak Pake Mikir?
  • Film “Sore: Istri dari Masa Depan” Memberi Penyesalan, Harapan Semu, dan Dendam pada Kehidupan Rumah Tangga di Masa Lalu
  • Rekomendasi 7 Drama Korea Medis Terbaik Sepanjang Masa
  • Profesi Relawan Menyadarkan Saya Pentingnya Kata Selamat Tinggal dan Terima Kasih di Kehidupan yang “Chaos”
  • Rasanya Ditipu Berkali-kali sama Suami Saat Naik Sepeda Jarak Jauh, Menempuh 55 Kilometer via Jalur Biadab Menuju Waduk Sermo

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.