• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Film Joker Ditujukan untuk Orang-Orang yang Minim Simpati

Muhammad Ulul Arham oleh Muhammad Ulul Arham
7 Oktober 2019
A A
film joker

film joker

Share on FacebookShare on Twitter

Hidup dalam garis kemiskinan selalu membuat orang emosi. Hendak membeli apapun susah, mau meminta bantuan pada orang lain pun malu. Sedangkan orang lain yang mempunyai harta lebih terkadang acuh dan tidak mau tahu. Tak jarang kesenjangan yang luar biasa antara orang kaya dan orang miskin malah menimbulkan keributan. Seperti yang terjadi di Gotham City, tempat kelahiran Arthur Fleck, anak dari Penny Fleck dan Thomas Wayne.

Arthur Fleck yang sehari-hari menjadi kepala keluarga, merawat ibunya yang tua sembari mencari nafkah hanya bisa bekerja sebagai badut. Ia sendiri mengalami kelainan mental yakni penyakit saraf yang membuatnya tertawa dalam kondisi yang tidak diinginkan. Cita-citanya menjadi komedian seperti Murray Franklin. Menjadi terkenal dan kaya. Namun sayang, kenyataan yang ia terima sangat pahit. Mulai dari penghinaan, kehilangan pekerjaan, hingga keterasingan. Sampai-sampai ia rela membunuh ibunya sendiri dan idolanya, Murray Franklin.

Begitu setidaknya rangkuman umum film Joker yang baru saya lihat tadi malam.

Sebelumnya sudah banyak karakter Joker yang muncul di dunia perfilman. Salah satu yang paling terkenal adalah di film The Dark Knight dimana dia menjadi musuh abadi Batman. Di film itu, Joker diperankan Heath Ledger. Digambarkan menjadi villain yang kejam dan bengis meskipun tidak memiliki kekuatan super. Sifat itu kemudian melekat erat dengan sosok Joker. Dan Thodd Phillips di franchise film Joker tahun ini berhasil menunjukkan cerita kelam di balik karakter kejam Joker itu.

Apabila kalian berharap bahwa film ini akan menyajikan laga seperti fim DC pada umumnya, kalian salah. Film ini benar-benar penuh dengan drama. Durasi dua jam penuh digunakan Thodd Philips untuk menceritakan alasan Joker—di film The Dark Knight—menjadi sedemikian jahatnya.

Pembangunan konflik yang  sempurna dan detail berhasil membuat saya bergidik bahwa bullying yang diterima Arthur sangat realistis. Dengan konflik yang sama, manusia biasa seperti kita bisa saja menjadi seorang Joker yang kejam. Film ini juga merupakan sindiran keras kepada masyarakat luas bahwa humanisme adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi, apapun jenis manusia dan profesinya. Saya sendiri sampai tidak bisa mebayangkan apabila berada di posisi Arthur saat itu.

Arthur menderita penyakit kelainan mental dimana dia selalu tertawa dalam kondisi yang tidak diinginkan. Ketika dirinya sedih, ia tidak menangis, tapi tertawa. Ketika ia menerima hujatan atas profesinya sebagai badut atau ketika dipecat dari perusahaannya ditengah kondisi ekonominya yang minus, ia tidak menangis, tapi tertawa. Bahkan di penampilan perdananya sebagai komedian, ia gugup, tetapi ia tertawa. Karena kelainan ini, semua manusia di sekitarnya menganggapnya seseorang yang aneh. Asumsi itu sangat jelas digambarkan di adegan pengeroyokan Arthur oleh sekelompok orang hanya karena Arthur tidak sengaja tertawa. Padahal Arthur sudah memberikan penjelasan bahwa ia punya kelainan mental.

Tentu hal ini sangat menyedihkan. Apalagi kemudian ia menerima olokan dari komedian tercintanya, Murray, di siaran langsung saat ibunya baru saja masuk rumah sakit. Atau selanjutnya ia mengetahui bahwa gangguan mentalnya ini disebabkan oleh kekerasan yang dilakukan oleh Penny, ibu angkatnya sendiri. Lalu ayahnya, Thomas Wayne, juga mengatakan ibunya gila dan Arthur sebenarnya hanya anak adopsi. Dan lain sebagainya.

Konflik demi konfik terjadi saling berkaitan hingga pada puncaknya Arthur menyampaikan keluhan hidupnya dalam siaran langsung Murray Franklin. Ia menyebut-nyebut Thomas Wayne dan mengakui pembunuhan yang dilakukannya di kereta. Di siaran live itu, Arthur juga membunuh Murray dengan pistol dengan alasan bahwa ia telah dilecehkan di acara Murray.

Penutup film ini dibuat sangat epic di mana Thomas mati di tangan orang yang juga bertopeng badut. Arthur yang hampir mati kemudian berdiri di tengah kerumunan orang bertopeng badut sambil mengoleskan darah hingga membetuk senyuman keji. Merayakan kesedihan yang juga dialami oleh banyak orang bertopeng badut, melambangan keterasingan yang dibuat oleh orang sok berkuasa. Dan ia dikenal luas dengan nama Joker.

Intrik yang terjadi di film Joker apabila dianalogikan di kehidupan nyata akan menjadi sama. Bahkan bisa lebih tragis. Misalnya ketika seseorang yang hanya berprofesi sebagai nelayan, eh dengan wajah tanpa dosa, para pengusaha batu bara malah mengotori lahan pencaharian mereka. impasnya mereka tidak bisa mencari penghasilan. Belum lagi kalau keluarga yang ia tanggung mempunyai riwayat penyakit yang sulit disembuhkan. Atau ia sedang terjerat hutang pada rentenir dan rumah mereka sudah tidak layak huni.

Masih ingat tentang kasus nenek yang mencuri singkong dan dilaporkan ke pengadilan? Bukankah kasus itu lebih tragis daripada nasib Joker? Dia yang sudah tua, hidup sebatang kara dan kelaparan, malah dijerat pasal pencurian oleh seseorang yang jauh lebih kaya. Atau kasus Baiq Nuril yang menjadi korban kekerasan seksual malah dipenjara karena pelanggaran UU ITE. Untung saja mereka semua legowo  pada kehidupan. Untung saja mereka masih percaya bahwa Tuhan Maha Baik meskipun mereka dikelilingi oleh orang yang tidak baik. Sangat mungkin loh, mereka menjadi the next Joker.

Banyak quotes muncul setelah penayangan Joker bahwa “orang jahat itu berasal dari orang baik yang diperlakukan tidak baik.” Paham maksudnya, kan? Maka dengan kapasitas keilmuan kita yang sudah mampu memahami film Joker, harusnya juga mengerti tentang konsep humanisme yang diberikan Thodd Philips di film itu. Kita diajarkan untuk bisa empati pada orang lain. Untuk bisa peduli dan saling memberikan bantuan.

Pelajaran ini sangat berharga dan sangat dibutuhkan oleh manusia zaman sekarang. Boro-boro film Joker, semua agama di dunia sebenarnya sudah mengajarkan itu. Hanya kita saja yang masih belum bisa mengimplementasikan di kehidupan nyata. Saya yakin banyak orang yang memposisikan dirinya sebagai Arthur Fleck saat menonton film Joker. Mereka ikut sedih dan emosional. Tetapi setelah keluar dari bioskop, mereka bahkan tidak bisa memposisikan diri sebagai pengemis jalanan. Sebagai rekan sejawatnya yang kesusahan pun, saya yakin mereka masih belum bisa. Lalu, mengapa kalian sok-sokan turut berduka dan merasakan kondisi emosional si Joker ini?

Oleh karena itu, kepada para penonton Joker yang budiman, hendaknya kalian mulai peka terhadap lingkungan sosial kalian. Ingat, kalian tidak hidup sendiri, kalian selalu membutuhkan orang lain. Bukan sebuah dosa apabila kalian turut menggelontorkan bantuan kepada manusia lain yang membutuhkan bantuan. Jangan menjadi masyarakat sekitar Arthur yang sedikitpun tidak menghargai kelainan mental yang dideritanya.

Saya pun berpesan kepada pemerintah agar jangan menjadi seperti orang kaya di Gotham City yang tidak peduli dengan rakyat kecil. Mereka ini sangat membutuhkan belas kasihan kalian, para pemerintah. Cobalah berlaku adil pada mereka. Atau jika tidak, berilah kenyamanan hidup bagi mereka yang susah. Jangan sampai kebijakan-kebijakan kalian malah melahirkan ratusan hingga jutaan Joker yang akan menyusahkan hidup kalian.

Teruntuk bapak ibu DPR yang baru saja dilantik, sebagai representasi rakyat, apabila kalian sudah menonton film Joker dan berhasil merasakan kondisi emosional Arthur Fleck, tolong cobalah rasakan juga kondisi emosional rakyat daerah pilihan kalian. Apakah sama ataukah tidak? Coba dengarkan mereka bicara. Jangan sampai mereka malah turut mengacaukan suasana dan menyembah para Joker yang muncul akibat kelalaian kalian. Sekian. (*)

BACA JUGA Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti: Joker Bukan Orang Baik, Stop Bermental Korban! atau tulisan Muhammad Ulul Arham lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2019 oleh

Tags: AntagonisArthur FleckjokerKesehatan Mentalminim simpatipenjahatvillain

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Muhammad Ulul Arham

Muhammad Ulul Arham

ArtikelTerkait

Melestarikan Budaya Petan, Ajang Sambat dan Gibah untuk Menjaga Kesehatan Mental

Melestarikan Budaya Petan, Ajang Sambat dan Gibah untuk Menjaga Kesehatan Mental

22 Oktober 2022
Choi Do Ha, Villain Baru Terjahanam dari Drama Korea Big Mouth Terminal Mojok

Choi Do Ha, Villain Baru Terjahanam dari Drama Korea Big Mouth

21 September 2022
5 Pemicu Gangguan Mental bagi Seorang Pendeta Terminal Mojok

5 Pemicu Gangguan Kesehatan Mental bagi Seorang Pendeta

4 Agustus 2022
Gin Detective Conan: Villain Terbaik yang Nggak Jualan Kisah Menye-menye

Gin Detective Conan: Villain Terbaik yang Nggak Jualan Kisah Menye-menye

15 Juli 2022
4 Rekomendasi Drama Korea yang Angkat Isu Kesehatan Mental

4 Rekomendasi Drama Korea yang Angkat Isu Kesehatan Mental

11 Juli 2022
Setting Boundaries: Bukan Egois, Hanya Tak Mau Menyakiti Diri Sendiri

Setting Boundaries: Bukan Egois, Hanya Tak Mau Menyakiti Diri Sendiri

29 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
joker film review bioskop kekerasan rating R D 17 bawa anak ke bioskop kekerasan joaquin phoenix

Ortu Bebal Rating yang Masih Ngeyel Nonton Joker Bareng Anak Kecil

julid

Julid Online: Maraknya Auto Base Twitter yang Mewadahi Julid Together

harga teman

Tuntutan "Harga Teman" yang Menyebalkan Dari Orang Sekitar Saat Berjualan



Terpopuler Sepekan

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)
Pojok Tubir

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

oleh Iqbal AR
30 Januari 2023

Bersikaplah layaknya manusia berempati!

Baca selengkapnya
6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

25 Januari 2023
Pertashop Lebih Nyaman, SPBU Pertamina Malah Bikin Resah (Unsplash)

Pertashop Lebih Nyaman karena Mengisi Bensin di SPBU Bikin Resah

28 Januari 2023
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .