• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Joker Adalah Kita: Mungkin Kita Adalah Arthur Fleck, Tapi Kita Tidak Perlu Menjadi Joker

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
10 Oktober 2019
A A
arthur fleck

arthur fleck

Share on FacebookShare on Twitter

Joker—super villain dari Kota Gotham akhirnya difilmkan. Sudah rilis worldwide, termasuk di Indonesia. Sejauh ini review yang saya lihat masih bagus-bagus saja.

Ada beragam tanggapan dari penonton usai menyaksikan film Joker. Bahkan ada yang beranggapan Joker adalah kita. Beberapa orang yang menggunakan cocokologi. Menyamakan apa yang dihadapinya di dalam hidup sama dengan apa yang dialami oleh Arthur Fleck di dalam film.

Di dalam film, Arthur digambarkan sebagai orang yang memiliki mental illness. Dia berbeda dari orang kebanyakan. Hal yang kemudian membuat dia juga diperlakukan berbeda oleh orang-orang sekitarnya. Arthur kerap mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari orang-orang yang menganggapnya berbeda—yang bisa kita anggap sebagai periaku bullying di dunia nyata.

Perlakuan tiga remaja Kota Gotham yang memukuli Arthur saat sedang melakukan pekerjaannya sebagai badut cukup menjadi bukti atas perlakuan kasar yang diterimanya. Juga saat dipukuli di kereta, yang kemudian Arthur membalas bully-an tersebut.

Arthur bahkan diperlakukan tidak baik oleh idolanya sendiri, Murray Franklin—pembawa acara talkshow televisi. Arthur dianggap sebagai stand up comedian yang tidak lucu. Murray mengundang Arthur ke acaranya hanya sebagai lelucon untuk mendongkrak acara televisi Murray Franklin Show.

Arthur dipecat dari pekerjaannya sebagai badut. Yang ternyata sudah direncanakan oleh temannya sendiri—dia difitnah. Mendapatkan pengkhianatan dari orang yang dianggapnya teman tentu saja membuat Arthur kecewa.

Pelayanan konsultasi psikologi terhadap mental illness yang diidapnya diputus oleh pemerintah Kota Gotham. Hal yang membuat Arthur makin terpuruk. Ditambah lagi fakta (walaupun masih belum terjawab jelas) kalau Arthur sebenarnya adalah anak dari Thomas Wayne. Tapi Thomas tidak mengakuinya. Bahkan menceritakan fakta yang sebaiknya jauh berbeda.

Semua itu menjadi pemicu bagi Arthur Fleck yang akhirnya memutuskan menjadi Joker. Hal-hal tersebut yang membuat orang berpikir bahwa Joker adalah kita. Hal itu juga kemdian muncul istilah orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti. Arthur dianggap sebagai orang baik. Tapi kemudian memutuskan menjadi Joker karena berkali-kali tersakiti. Hal itu dianggap menjadi pembenaran atas tindakan Arthur yang berubah jahat.

Dalam beberapa kasus, orang memang bisa saja menganggap apa yang dialaminya sama dengan apa yang dialami Arthur Fleck. Tinggal sedikit menambahkan bumbu-bumbu ala teori cocokologi, kita semua bisa jadi adalah Arthur Fleck. Tapi tentu saja kita tidak perlu untuk menjadi Joker.

Misalnya seperti kasus bullying. Saya percaya masih beberapa di antara kita yang mendapatkan perlakuan bully hanya karena kita berbeda. Tapi tentu saja kita bisa memilih untuk tidak bertindak seperti Arthur. Mari melawan dengan cara yang lebih elegan.

“All I have is negative thoughts.”

Itu yang dikatakan Arthur kepada psikiaternya. Kita bisa melakukan sebaliknya dengan terus berpikir positif. Walaupun tidak selamanya kita bisa menghindari untuk tidak berpikir negatif. Tapi setidaknya, kita bisa mengontrolnya. Kita bisa membuat pikiran postif bisa menjadi mayoritas di kepala kita. Sehingga kita bisa mencoba merespon perilaku yang tidak menyenangkan dengan cara menjadi orang yang tidak jahat. Walaupun dalam prakteknya memang tidak mudah.

Ada hal yang bisa kita pelajari dari film Joker. Berpikir kalau orang jahat itu terlahir dari orang baik yang tersakiti tidak bisa sepenuhnya bisa disalahkan. Dari logikanya, hal tersebut sangat mungkin terjadi. Dan mungkin ada beberapa orang yang kemudian jadi “jahat” karena hal tersebut.

Tapi kalau itu bisa terjadi, teori sebaliknya juga tidak mustahil. Kita bisa memilih untuk berpikir kalau orang baik terlahir dari orang jahat yang diperlakukan dengan baik. Arthur memutuskan menjadi Joker karena lingkungannya—perlakuan orang-orang yang tidak menyenangkan baginya. Berarti kita bisa menciptakan lingkungan yang bisa membuat orang menjadi “Batman”. Misalnya dengan tidak membuli orang lain hanya karena dia berbeda.

Kita juga harus pandai melihat situasi. Perlunya mengetahui alasan kenapa seseorang berbuat sesuatu. Seperti halnya Arthur yang tertawa tanpa kendali yang kemudian membuat orang lain jadi tersinggung. Akan lebih baik mengetahui alasan dibalik seseorang melakuakan hal tersebut. Mungkin dengan begitu, kita akan lebih bisa mengerti dan menghargai orang lain.

Dari pada jadi Joker, kita bisa jadi Naruto yang memilih jalan ninja sebagai orang baik yang melakukan hal-hal baik walaupun disakiti terus menerus. Seperti Naruto yang punya tujuan hidup yang baik—menjadi Hokage—yang kemudian membuatnya terus berbuat baik, kita juga mungkin harus punya tujuan hidup untuk membuat kita tetap menjadi orang yang baik—melakukan hal-hal baik untuk mencapai tujuan tersebut.

Btw, saya punya teori setelah setelah menonton film ini. Atau lebih tepatnya sebuah pertanyaan. Kalau kita menganggap orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti, apakah mantan yang jahat terlahir dari pasangan baik yang tersakiti? Eh (*)

BACA JUGA Tanpa Perlu Nonton Joker Banyak Orang Indonesia Sudah Jadi Joker atau tulisan Muhammad Ikhdat Sakti Arief lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2019 oleh

Tags: Arthur Fleckgothamjokerjoker adalah kitareview film joker

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

Jokowi Sebaiknya Turun Mendamaikan Babarsari, ketimbang Ngurusin Putin yang Ngeyelan

Jokowi Sebaiknya Turun Mendamaikan Babarsari, ketimbang Ngurusin Putin yang Ngeyelan

5 Juli 2022
Barry Keoghan Joker: Mengikuti Jejak Heath Ledger atau Berakhir seperti Jared Leto?

Barry Keoghan Joker: Mengikuti Jejak Heath Ledger atau Berakhir seperti Jared Leto?

29 Maret 2022
Joker coki pardede anji artis mojok

Plis deh, Coki Bukan Joker, dan Berhenti Menyamakan Artis yang Kena Masalah dengan Joker

6 September 2021
Justice League Snyder’s Cut di Mata Awam Saya dan Tips Ngeles Soal Joker terminal mojok.co

‘Justice League Snyder’s Cut’ di Mata Awam Saya dan Tips Ngeles Soal Joker

22 Maret 2021
Ketika Babarsari Jadi Lokasi Syuting Film Joker

Ketika Babarsari Jadi Lokasi Syuting Film Joker

14 Mei 2020
koalisi

Prabowo Merapat ke Koalisi: Awas Pendukungnya Jadi Joker!

23 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
mas didi kempot

Dari Istana Negara Hingga Senayan: Mas Didi Kempot, Tolong Buat Lagu dari Tempat-Tempat Ini, Dong!

suntik

Balada Orang Sakit yang Takut Suntik dan Susah Minum Obat

Arteria Dahlan Tak Layak Dapat Gelar Terhormat Bukan Karena Cucu PKI terminal mojok.co

Memang Cuma Yang Terhormat Arteria Dahlan CS yang Tahu, Lainnya Tempe



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

30 Januari 2023
Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas (Unsplash)

Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas

31 Januari 2023
5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi (Unsplash)

5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .