• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Joker VS Joker: Membandingkan Joker Rekaan Todd Phillips dengan Versi Tim Burton dan Nollan

Eddward S Kennedy oleh Eddward S Kennedy
7 Oktober 2019
A A
joker vs joker

joker vs joker

Share on FacebookShare on Twitter

Biasanya saya ignoran dengan peringatan tertentu dalam sebuah film. Namun, untuk film Joker ini saya kira sebaiknya memang jangan ditonton oleh mereka yang merasa dirinya bermasalah secara psikologis atau punya pengalaman traumatis. Terlebih jika sudah pernah ditangani secara medis. Mungkin terdengar lebay, tapi saya, mengutip kalimat khas om dan tante di grup Whatsapp keluarga, “hanya sekadar mengingatkan”.

Film Joker rekaan Todd Phillips ini dibuat dengan sangat depresif sejak awal hingga akhir. Dan juga menyakitkan: bahkan hanya dengan melihat tatapan mata atau mendengar tawa Joaquin Phoenix saja, saya kira kepiluan itu sudah terasa menusuk sekaligus mengganggu.

Repotnya: justru persis di situlah letak keindahan film ini. Saya seperti disuguhkan sebuah pertunjukan kemarahan yang tuntas, kedengkian yang intens, dan dendam yang paripurna. Sadismenya menawan dan ini yang terpenting: bagian humornya terlucunya juga politically incorrect. Puji Tuhan.

Berbeda dengan Joker versi Tim Burton yang condong seperti “performer” (atau “trickster”, penipu ulung?) , juga Joker ala Nolan di The Dark Knight (TDK) yang secara konkret mengambil posisi politis sebagai teroris-anarkis, Joker dalam interpretasi Todd mewujud dalam diri introvert-individualis dan cenderung berjarak dari kekacauan tatanan sosial.

Betul bahwa beberapa kali Joker ala Todd ini menyinggung persoalan kaya vs miskin di Gotham (glorifikasi ‘Kill The Rich’ cukup sering hadir di film ini) atau betapa kian degilnya orang-orang. Namun, bagi saya, hal itu tak ubahnya gerutuan reaksioner belaka. Tak begitu jelas latar belakang poleksos mengenai masalah tersebut di film ini.

Pada prosesnya, masyarakatlah yang kemudian bergerak sendiri meledakan amarah mereka, sementara Joker tak ubahnya jadi subjek yang “mengada” sebelum akhirnya dikultuskan. Interpretasi ini jelas berbeda dengan Joker ala Nolan yang sejak awal memang terobsesi menjadi super-villain-agent-of-chaos dengan mengacaukan semuanya.

Dari konteks tersebut, saya kira Todd sesungguhnya tengah berupaya mewujudkan anarki murni tanpa ada seorang “ideolog” di baliknya.

Arthur Fleck dalam persepsi Todd adalah sosok yang hidup amat nelangsa karena dibebat berbagai kekecewaan dan penghianatan. Naluri kepercayaannya dirusak sejak dini. Begitu rusaknya, sampai-sampai ia tak lagi tahu apakah sesungguhnya dirinya ada atau tidak di dunia ini.

Hingga sebuah kejadian pahit lain muncul dengan telak, Fleck tak lagi bisa terima dan memutuskan menjadi sosok yang keji sepenuhnya: seperti iblis.

Gagasan itulah yang sebetulnya coba dihadirkan Allan Moore ketika menggarap The Killing Joke: bahwa Joker sesungguhnya adalah sosok “demonic” yang membebaskan dirinya dari belenggu moralitas, baik secara sosial maupun teologikal. Nantinya, hal ini akan mengantarkan kita ke perbedaan selanjutnya.

Joker di TDK dalam semesta Nolan amat lekat dengan ide “ubermensch” Nietzsche dan mengusung nihilisme sebagai filsafatnya. Hal itu terlihat dari bagaimana Joker memproklamirkan kemarahannya dengan melucuti topeng kemunafikan masyarakat, merampok mafia hanya untuk membakar semua uang mereka, lalu berharap dunia bakal rusak penuh seluruh. Persis seperti yang dikatakan Alfred kepada Bruce Wayne di salah satu adegan: “…want to see the world burn.”

Sementara Joker versi Todd justru mempersetankan masyarakat beserta kode moral mereka. Kemarahannya begitu sempurna, sehingga ia merasa tak perlu turun tangan merusak tatanan sosial. Ia fokus membiarkan dirinya dikuasai dendam dan menikmati sisi jahat sampai level ekstrem yang timbul akibat itu semua.

Perbedaan ini secara simbolis dapat dilihat dari dua adegan yang cukup mirip di masing-masing film tersebut.

Jika di TDK Joker diperlihatkan mencuri mobil polisi lalu mengendarainya sambil ugal-ugalan dengan badan yang keluar jendela, sementara Joker dalam film Todd hanya tersenyum semringah dari balik jendela mobil polisi tatkala menyaksikan kekacauan di mana-mana. Ada kepuasan emosi yang berbeda jika Anda melihatnya.

Untuk urusan akting, mendiang Heath Ledger masih jauh lebih “outstanding” ketimbang Joaquin. Sekali pun begitu, Joker paling keren menurut saya tetaplah Jack Nicholson. Semata karena ia begitu komikal sekaligus sadis, juga punya selera humor bagus dan beragam trik membunuh yang cihuy. Joker-nya Jack Nicholson adalah psikopat yang kelakuannya justru mampu mengocok perut.

Tentunya masih ada beberapa nilai minus dari film ini. Usia Joker rasanya terlampau jauh dengan Bruce Wayne. Selain itu, kehadiran berbagai tokoh perempuan, selain tak punya porsi penting, juga hanya pesakitan belaka: dibuli di atas kereta, jadi tetangga apartemen yang terancam, nenek-nenek yang dipermalukan di acara televisi nasional, sampai ibu yang tak becus mengurus anak. Saya tak tahu apakah hal itu berkaitan dengan pribadi Todd yang memang tidak “SJW-minded” atau ia sekadar keliru saja.

Terlepas dari itu semua, saya kira Todd tetap berhasil melanjutkan transformasi Joker sebagai sebuah ide. Dan sebab itu, siapa pun yang mencintai tokoh gila itu mestinya wajib harus berterima kasih kepadanya: Todd telah menyelamatkan kita semua dari pesimisme dini bahwa Joker telah selesai di tangan Ledger dan dirusak total oleh Jared Letto. (*)

BACA JUGA Ortu Bebal Rating yang Masih Ngeyel Nonton Joker Bareng Anak Kecil atau tulisan Eddward S Kennedy lainnya. Follow Facebook Eddward S Kennedy.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2019 oleh

Tags: Joaquin Phoenixjokerreview film jokerTodd Phillips

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Eddward S Kennedy

Eddward S Kennedy

ArtikelTerkait

Barry Keoghan Joker: Mengikuti Jejak Heath Ledger atau Berakhir seperti Jared Leto?

Barry Keoghan Joker: Mengikuti Jejak Heath Ledger atau Berakhir seperti Jared Leto?

29 Maret 2022
Joker coki pardede anji artis mojok

Plis deh, Coki Bukan Joker, dan Berhenti Menyamakan Artis yang Kena Masalah dengan Joker

6 September 2021
Justice League Snyder’s Cut di Mata Awam Saya dan Tips Ngeles Soal Joker terminal mojok.co

‘Justice League Snyder’s Cut’ di Mata Awam Saya dan Tips Ngeles Soal Joker

22 Maret 2021
Ketika Babarsari Jadi Lokasi Syuting Film Joker

Ketika Babarsari Jadi Lokasi Syuting Film Joker

14 Mei 2020
koalisi

Prabowo Merapat ke Koalisi: Awas Pendukungnya Jadi Joker!

23 Oktober 2019
film tentang anti-hero

Film Tentang Anti-Hero yang Lebih Bagus dari Joker Part 2

15 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
calo makam

Hati-hati Calo Makam: Memanipulasi Duka dan Kematian Menjadi Bisnis yang Merugikan

joker

Tanpa Perlu Nonton Joker Banyak Orang Indonesia Sudah Jadi Joker

jogja

Pengingat di Hari Ulang Tahun Jogja #HUT263Jogja



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Pariwisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja (Unsplash)

Wisata Semarang Siap Melesat Seperti Solo, Meninggalkan Jogja

27 Januari 2023
joker vs joker

Joker VS Joker: Membandingkan Joker Rekaan Todd Phillips dengan Versi Tim Burton dan Nollan

7 Oktober 2019

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .