ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dari Istana Negara Hingga Senayan: Mas Didi Kempot, Tolong Buat Lagu dari Tempat-Tempat Ini, Dong!

Dwi Lestari oleh Dwi Lestari
10 Oktober 2019
A A
mas didi kempot

Didi Kempot Adalah Bapak Kesehatan Mental Nasional

Share on FacebookShare on Twitter

Mas Didi Kempot yang saya hormati,

Saya sadar, paham, dan mengakui bahwa Mas Didi Kempot adalah seambyar-ambyarnya pencipta lagu patah hati di negeri ini. Banyak tempat sudah Mas Didi Kempot jadikan inspirasi. Mulai dari yang berhubungan dengan transportasi, semisal Pelabuhan Tanjung Mas, Stasiun Balapan, hingga Terminal Tirtonadi. Juga yang bersinggungan dengan alam, seperti Pantai Klayar dan Gunung Api Purba Nglanggeran.

Nama-nama tempat yang Mas Didi Kempot masukkan ke lirik-lirik lagu itu berhasil membuat pendengar lagu-lagu sampeyan ambyar hatinya, Mas. Apalagi kalau keadaannya persis seperti yang diceritakan di dalam lirik. Misalnya, seseorang yang menunggu kedatangan orang terkasih di Pelabuhan Tanjung Mas. An*jir, katanya cuma pergi nggak sampai sebulan, tapi sampai sekarang nggak pulang-pulang. So sad!

Saya juga sadar, paham, dan mengakui kalau belakangan ini nama Mas Didi Kempot ramai dibicarakan lagi. Stasiun televisi beramai-ramai mengundang Mas Didi, linimasa Twitter dan Instagram riuh oleh postingan video atau keluh kesah betapa ambyar hati mereka mendengar lagu Mas Didi Kempot.

Tapi begini, Mas, sepengelihatan saya, tak cuma kalangan muda dan tua dari area Jawa saja yang mulai gandrung dengan pesona lagu Mas Didi Kempot. Malahan, muda-mudi ibu kotalah yang kini banyak tersihir. Meskipun saya tidak yakin benar apakah mereka memahami makna lirik demi lirik lagu Mas Didi secara kaffah atau tidak. Yang jelas, gelombang sad boys dan sad girls dari area ibu kota dan sekitarnya ini perlu dimaksimalkan sebaik-baiknya, Mas.

Nah, saran sekaligus permohon dari saya, mbok coba buat lagu yang liriknya mengandung nama-nama tempat di kawasan Jakarta. Nama-nama tempat yang sebelumnya pernah Mas Didi jadikan lagu dan saya sebutkan di atas itu kan kebanyakan berlokasi di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur saja, toh? Kalau mau merambah pasar muda-mudi Jabodetabek, ya ibaratnya perlu memasukkan unsur kearifan lokal dari si target pasar itu, lho.

Saya menulis ini bukan cuma mau memohon tanpa ada usulan nyata. Kalau Mas Didi masih bingung, ini saya sarankan beberapa tempat di Jakarta yang bisa Mas Didi buat lagunya. Berikut saya sertakan juga permisalan kondisi atau keadaan yang cocok dengan tempat-tempat tersebut. Cekidot, Mas Didi Kempot!

Istana Merdeka

Alkisah, ada seseorang yang terluka hatinya karena ditinggal pergi oleh orang yang ia kasihi. Nah, kepergian orang yang dikasihi ini rasa-rasanya tidak wajar dan ada sesuatu yang bermain di belakangnya, Mas Didi. Jadilah si seseorang ini meminta tolong sekaligus menuntut keadilan pada orang yang ia anggap mampu dan secara nurani mau membantunya.

Seseorang ini memohon bantuan dengan datang dan berdiri diam di depan Istana Merdeka, Mas Didi Kempot. Supaya pendengar lagu Mas Didi nanti makin trenyuh, tulis saja di liriknya kalau seseorang ini sudah memohon bantuan sampai 12 tahun lamanya. Yup, 12 tahun Mas Didi dan sampai sekarang belum juga ada respons yang diharapkan. Betapa ambyar hatinya, bukan?

Seseorang ini memohon bantuan dengan memakai pakaian serba hitam, Mas Didi Kempot. Hitam melambangkan kesedihan. Dia berdiri diam di depan Istana Merdeka setiap hari Kamis. Kenapa Kamis? Ya, anggap saja itu hari terbaik karena di tengah-tengah minggu, begitu. Soalnya, kalau awal minggu kan sibuk kerja. Terus, pas akhir pekan ya waktunya istirahat.

Untuk penggalan liriknya, usul saya sih begini, Mas Didi:

 

Ning ngarep istana, aku nagih janji (Di depan istana, aku menagih janji)

Wong sing tak tresnani lungo ra bali-bali (Orang yang aku sayangi pergi tidak kembali)

Wes rolas taun aku sayah ngenteni (Sudah 12 tahun aku lelah menunggu)

Seprene, klambi irengku nganti malik rupane (Sampai sekarang, baju hitamku sampai berubah warnanya)

 

Wah, kalau sampai lagu tentang Istana Merdeka ini beneran Mas Didi buat, saya jamin nggak cuma muda-mudi ibu kota saja yang suka, tapi juga bapak ibu pejabat pemerintahan yang terhormat. Lha bagaimana tidak, Istana Merdeka kan simbol kekuasaan sekaligus kawasan yang sering mereka lewati. Iya, toh?

 

Gedung DPR di Senayan

Untuk tempat yang satu ini, Mas Didi, saya sertakan demi merespon aksi mahasiswa dan masyarakat umum tempo hari. Mas Didi tentu mengikuti perkembangan beritanya, kan? Saya pantau, Mas Didi lumayan aktif di twitter. Beberapa kali melontarkan cuitan dan membalas twit netizen.

Saya ndak tahu, ya, akun Twitter Mas Didi itu beneran sampeyan yang pegang atau admin yang kelola. Tapi begini, Mas, terkait aksi mahasiswa di Gedung DPR lalu, ada cerita unik yang patut Mas Didi Kempot kulik untuk dijadikan lagu.

Ceritanya, massa aksi ketika itu tidak hanya didominasi kaum laki-laki saja. Perempuan juga turut menyuarakan aspirasi mereka. Nah, aksi yang sebenarnya dikehendaki berjalan damai itu ndilalahe sempat panas dan berujung bentrok dengan aparat.

Kebetulan, aparat yang menjaga aksi saat itu entah lagi berbaik hati atau nggak mau menyimpan stok terlalu banyak, mereka pun membagikan gas air mata gratis. Saking baiknya, sebentar-sebentar massa aksi dihujani gas air mata.

Merasa jiwa melindunginya terpanggil, massa aksi kaum laki-laki ini gotong-royong membantu kaum perempuan agar tidak terkena gas air mata atau terluka saat harus bentrok fisik dengan aparat. Ada yang meminjamkan jaket almamaternya, ada yang membantu mengungsikan ke lokasi medis atau tempat aman, dan lain-lain.

Bukan, bukan tentang bentrokan massa aksi dengan aparat ini yang saya usulkan untuk Mas Didi Kempot jadikan lagu. Bisa-bisa nanti ada pihak yang senewen kalau Mas Didi benar-benar merealisasikannya.

Tapi, saya usul untuk mengangkat kisah ketemu mantan pacar pas aksi, ketemu mantan gebetan pas aksi, ketemu selingkuhan pas aksi, atau ketemu calon-calon pujaan hati pas aksi. Wuih, bayangkan Mas Didi Kempot, muda-mudi penerus bangsa itu bergetar hatinya saat memperjuangkan masa depan bangsa karena bertemu mantan yang pernah menyakiti. Sejalan dalam aksi, tapi berlainan dalam hati. Mantap.

Untuk penggalan liriknya, usul saya begini Mas Didi:

Dalanan ngarep DPR dadi saksi (Jalan di depan DPR jadi saksi)

Kowe karo aku merjuangke aspirasi (Kamu dan aku memperjuangkan aspirasi)

Mbiyen aku mbok larani (Dulu aku kamu sakiti)

Saiki awakdewe sejalan ning aksi, nanging bedo ning ati (Sekarang kita sejalan dalam aksi, namun berbeda dalam hati)

 

Hadeeeh, ambyar, Mas Didi. Kalau lagu ini Mas Didi realisasikan, mungkin bisa jadi theme song massa aksi di tahun-tahun mendatang membersamai “Darah Juang”, “Buruh Tani”, atau “Totalitas Perjuangan”.

Sekian tulisan dari saya. Sobat ambyar ibu kota menunggu lagu-lagu terbarumu, Mas. Jangan lupa pertimbangkan usulan saya, ya, Mas. (*)

BACA JUGA Kalau Mau Cover Lagu-Lagunya Didi Kempot, Minta Izin Dulu, Lah atau tulisan Muhammad Ikhdat Sakti Arief lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2019 oleh

Tags: aksi mahasiswadidi kempotIstana Negarapencipta lagusenayansobat ambyar
Dwi Lestari

Dwi Lestari

ArtikelTerkait

mahasiswa

Generasi K (Keminter dan Karatan) Harusnya Berkaca Dulu Sebelum Nyinyiri Aksi Mahasiswa

25 September 2019
aksi mahasiswa

Kalau Aksi Mahasiswa Jadi Revolusi, The Revolution Will Be Cute As Hell!

2 Oktober 2019
pak polisi, cowok berseragam

Pak Polisi, Salam Damai Dari Kami Para Mahasiswa!

26 September 2019
sendu

Globalisasi dan Millenials Penyebab Kebangkitan Kedua Bait-Bait Sendu Didi Kempot

22 Agustus 2019
Lagu Didi Kempot yang Selalu Berkumandang di Tradisi Nyongkolan Suku Sasak terminal mojok.co

Lagu Didi Kempot yang Selalu Berkumandang di Tradisi Nyongkolan Suku Sasak

29 November 2020
Widji Thukul

Apabila Widji Thukul Tiba-tiba Muncul dan Baca Puisi di Tengah Demo Mahasiswa

27 September 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
suntik

Balada Orang Sakit yang Takut Suntik dan Susah Minum Obat

Arteria Dahlan Tak Layak Dapat Gelar Terhormat Bukan Karena Cucu PKI terminal mojok.co

Memang Cuma Yang Terhormat Arteria Dahlan CS yang Tahu, Lainnya Tempe

ambon

Cerita "Digoyang" 1000 Kali Gempa Ambon

Terpopuler Sepekan

4 Siasat agar Selamat Kuliah di Jurusan Hukum sampai Lulus

4 Siasat agar Selamat Kuliah di Jurusan Hukum sampai Lulus

16 Juni 2025
Sekolah Hanya Bangga pada Muridnya yang Keterima di Kampus Negeri, Sisanya Remah-remah, Dianggap Saja Tidak!

Sekolah Hanya Bangga pada Muridnya yang Keterima di Kampus Negeri, Sisanya Remah-remah, Dianggap Saja Tidak!

10 Juni 2025
Universitas Atma Jaya Yogyakarta- Mahal, Cuma Adu Gengsi (Wikimedia Commons)

Bersyukur Tidak Menuruti Nafsu Iri dan Gengsi untuk Kuliah di “Kampus Mahal” Bernama Universitas Atma Jaya Yogyakarta

12 Juni 2025
Derita S1 Informatika Lulus Cumlaude, Berakhir Jadi BuzzeRp (Unsplash)

Derita Lulusan Cumlaude S1 Informatika, Berharap Lulus Bisa Jadi Top Hacker Malah Nyasar Bekerja Menjadi Buzzer

13 Juni 2025
Pengalaman 5 Bulan Pakai Chromebook: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal

Sebagai Penggemar Berat Chromebook, Saya Sudah Menduga Ada Korupsi di Kemendikbud Sejak Lama

11 Juni 2025
Sisi Suram Sekolah Kedinasan, Senioritas Masih Kental hingga Tidak Bisa Bersuara Kritis ke Negara Mojok.co

Sisi Suram Sekolah Kedinasan, Senioritas Masih Kental hingga Tidak Bisa Bersuara Kritis ke Negara

15 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Innova Zenix Bisa Menjadi Penyesalan Toyota karena Melahirkan Mobil Tidak Otentik dan Ternyata Innova Reborn Belum Habis
  • Pertama Kali Anak Desa Nongki di Tempo Gelato Malah bikin Canggung karena Pilih Varian Aneh dan Bertindak Konyol
  • Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita
  • Orang Kebumen Pertama Kali Nginep di Jepang: Bingung Cara Pakai Toilet sampai Cebok Pakai Botol Air
  • Bukan Janji, Tapi Jalan : 100 Hari Pertama Masa Kepemimpinaan Wali Kota Solo
  • 14 Tahun Pakai Yamaha Xeon, Motor Butut yang Kuat Menerjang Jalanan Terjal Tasikmalaya ke Pantai Pangandaran

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.