Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Rasanya Jadi Orang Flores di Jakarta

Benediktus Nama Koro Kaha oleh Benediktus Nama Koro Kaha
29 Juni 2019
A A
orang flores

orang flores

Share on FacebookShare on Twitter

Orang Flores sama dengan orang Ambon dan Papua. Begitulah pemikiran sebagian besar orang yang tinggal di Ibukota. Sudah tak terhitung berapa kali percakapan antara saya dan beberapa warga Ibukota yang pada akhirnya membuat saya harus berpaling dan pergi daripada melanjutkan perbincangan yang tanpa makna itu.

“Abang bukan dari Jawa ya?” tanya salah satu warga Ibukota.

“Dari Flores bang,” balas saya sesingkat mungkin.

“Wah banyak tuh teman-teman saya dari Papua, ada juga yang dari Ambon. Kenal Bang yang namanya ini…,” ujarnya sambil menyebutkan beberapa nama orang.

Sampai di sini, percakapan itu sudah tak menarik lagi untuk dilanjutkan. Jika dia adalah orang pertama yang berkata demikian, sudah pasti saya akan menjelaskan dengan senang hati bahwa Flores berbeda jauh dengan Ambon ataupun Papua. Sayangnya, lawan bicara saya kali ini kurang beruntung karena dia adalah orang ke-20 atau bahkan 50 yang mengeluarkan kalimat demikian.

Ada juga cerita menarik lainnya tentang bagaimana orang-orang berusaha berbicara dengan logat ala-ala Flores. Padahal, awalnya pembicaraan berjalan lancar dengan dialek masing-masing. Hal seperti ini sering terjadi ketika saya menumpangi angkutan online berbasis aplikasi. Sang sopir biasanya menggunakan logat Medan untuk berbicara dengan saya yang adalah asli 100% Flores—mungkin dikira logat Flores sama dengan Medan).

Sampai di sini, percakapan tersebut terasa sedikit kurang bermakna, karena mungkin saja lawan bicara merasa direndahkan. Percaya atau tidak, sebagian besar orang tak suka ketika orang yang baru ia kenal berusah meniru-niru logat bicaranya. Dan saya adalah orang yang berada di tengah-tengahnya. Kadang merasa direndahkan tetapi sebagian besar lebih menikmati proses percakapan yang terjadi.

Lantas, semenderita itukah menjadi orang Flores di Jakarta? Tentu saja tidak. Secara pribadi, saya merasakan banyak keuntungan menjadi orang Flores di tengah orang-orang yang percakapannya selalu menggunakan ‘loe, gue’. Entah hanya kebetulan atau perasaan pribadi, kebanyakan wanita tertarik kepada orang Flores, apalagi jika dialeknya masih kental daerah.

Baca Juga:

Nagekeo, Surabaya Kedua di Pulau Flores

3 Hal yang Harus Dihindari Saat Berkunjung ke Flores

Tertarik di sini jangan langsung dimaknai sebagai cinta, karena cinta butuh proses panjang, dari mata turun ke hati—istilah jadulnya. Tidak mungkin seorang wanita dengan cepat mencintai seorang pria karena dialeknya yang unik. Sekalipun demikian, tak bisa dipungkiri jika tertarik di sini memiliki makna yang menjurus ke arah cinta.

Selain membuat wanita tertarik, orang Flores dengan dialek yang masih kental daerah akan lebih mudah dikenal dalam kelompok tertentu ketika dirinya berbaur dengan masyarakat Ibukota. Nggak percaya? Sering kok terjadi dalam kehidupan sehari-hari saya.

‘Mas yang timur kemarin di mana? Cowok yang gaya bicaranya ‘aneh’ kemarin kok nggak datang?’ atau ada juga yang langsung menyebut ciri khas orang dari Flores. ‘Mas yang rambut keriting kemarin namanya siapa ya?’ Ada tiga istilah yang digunakan dalam percakapan tersebut yakni timur, aneh dan rambut keriting—ada yang sebagian yang menyebut berkulit hitam.

Pertama kita bahas soal istilah ‘Timur’. Orang timur yang dimaksudkan di sini adalah, Ambon, Flores dan Timor. Orang Ibukota biasanya mencampuradukan tiga suku tersebut. Ambon kadang menjadi Flores, Flores menjadi Timor dan sebaliknya. Asalkan kulit hitam dan rambut keriting, mereka pasti orang Timur, tak peduli dari suku mana.

Selanjutnya ada istilah ‘Aneh’. Mohon jangan baper dengan istilah aneh di artikel ini. Karena pada umumnya yang ingin dikatakan oleh orang adalah unik. Kadang tersinggung ketika ada yang mengatakan dialek kita aneh, seolah-olah dialeknya paling bagus, tetapi ini adalah kenyataan dan banyak orang di Ibukota menyebut sesuatu yang unik dengan istilah aneh.

Terakhir adalah rambut keriting atau juga berkulit hitam. Ketika muncul seorang pria atau wanita berkulit putih dan berambut lurus, satu-satunya pertanyaan yang muncul dan sering sekali saya alami adalah, ‘Kok kamu putih? Kok rambut kamu lurus? Biasanya orang dari timur itu hitam dan keriting.’

Pertanyaan seperti ini biasanya mengindikasikan bahwa lawan bicara saya orang berpikiran dangkal. Bagaimana tidak? Anak kucing saja punya beragam warna, masa iya manusia cuma punya satu warna dan jenis? Hal yang mustahil bukan.

Singkat cerita, begitulah cerita singkat saya yang mungkin tidak begitu singkat tapi bisa sedikit menjelaskan bagaimana rasanya jadi orang Flores di Jakarta.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: FloresKearifan Lokalorang flores
Benediktus Nama Koro Kaha

Benediktus Nama Koro Kaha

ArtikelTerkait

gendurenan

Gendurenan: Tradisi Thanksgiving Ala Desa Temulawak

11 September 2019
hal mistis

Sebagian Orang Indonesia yang Seringkali Mengaitkan Segala Sesuatunya dengan Hal Mistis

7 Agustus 2019
3 Hal yang Harus Dihindari Saat Berkunjung ke Flores

3 Hal yang Harus Dihindari Saat Berkunjung ke Flores

30 September 2023
koin saweran

Koin Recehan dalam Budaya Saweran

12 Juli 2019
peminum

Menjadi Peminum Demi Warga NTT

30 Juni 2019
madura

Drama Bahasa Jawa dan Madura di Keluarga Besar Saya

13 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.