Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ngedate Pertama Berujung Salat Pertama Setelah Sekian Lama. Kencan Amburadul #4

Iqbal AR oleh Iqbal AR
14 Februari 2021
A A
Ngedate Pertama Berujung Salat Pertama Setelah Sekian Lama. Kencan Amburadul #4 terminal mojok.co

Ngedate Pertama Berujung Salat Pertama Setelah Sekian Lama. Kencan Amburadul #4 terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau boleh jujur, dalam hidup saya sebenarnya tidak begitu pandai dalam perkara percintaan. Saya adalah orang yang kurang pandai menjalin hubungan dengan perempuan, yang mana berujung dengan jarangnya saya berpacaran. Mungkin dalam 23 tahun saya hidup, tidak sampai lima kali saya berpacaran. Sekalinya berpacaran, juga tidak pernah lama. Tidak ada yang sampai satu tahun. Menyedihkan, memang, tetapi ya mau bagaimana lagi kalau kenyataanya seperti itu. Namun, ada satu kisah, cerita tentang ngedate pertama yang masih membuat saya terheran-heran sampai sekarang.

Tepatnya tiga tahun lalu, di pertengahan 2017, saya sedang dekat dengan salah satu perempuan. Namanya Dona, saya kenal perempuan ini dari media sosial Line. Kronologi singkat perkenalan saya adalah, saat itu saya sedang aktif menulis puisi dan saya unggah di Line. Ada teman saya, yang juga berteman dengan Dona di Line (ini saya tahu setelah saya ketemu dengan Dona), menekan tombol “like” di unggahan puisi saya, yang mungkin tersebar di lini masanya. Nah, Dona tiba-tiba juga menekan tombol “like” yang mana itu muncul di notifikasi saya. Tidak lama setelah itu, Dona langsung japri saya dan bilang kalau puisi saya bagus dan dia suka.

Saya tentu kaget, sebab jarang-jarang ada perempuan yang suka puisi saya sampai menghubungi saya secara pribadi. “Terima kasih banyak,” balas saya waktu itu. Obrolan berlanjut dan masih membahas masalah puisi dan buku bacaan. Dari awal, saya dan Dona memang berbeda selera bacaan. Saya waktu itu suka dengan buku yang progresif, kritis, dan sedikit roman. Sedangkan Dona, dia suka dengan buku roman receh yang tentu sudah tidak pernah masuk daftar bacaan saya. Namun, tidak masalah, toh beda selera bacaan tidak menjadi penghalang “silaturahmi” ini.

Selama beberapa hari, kami memang cukup intens ngobrol via Line. Ya ala-ala orang yang lagi PDKT, lah. Sesekali ada rayuan kecil yang terlontar dari saya, atau dari Dona. Saya waktu itu memang belum ada rasa yang gimana-gimana, lha wong ketemu saja belum. Saya harus tahu langsung orangnya untuk bisa memunculkan rasa itu. Akhirnya setelah berhari-hari ngobrol via Line, kami memutuskan untuk ketemu secara langsung. Saya juga sekalian membawakan buku Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa dari Pram untuk dia baca.

Saya lupa momen ngedate pertama saya dengan Dona itu bulan apa dan tanggal berapa, tapi saya ingat harinya, yaitu hari Minggu. Saya jemput Dona di rumahnya yang berjarak 20 km dari rumah saya. Pukul 17.00 saya berangkat, dan sekitar 17.45 saya sudah sampai di depan gang rumahnya. Dona sudah menunggu dan itulah pertemuan kami secara langsung. Agak canggung awalnya, maklum ngedate pertama. Selama ini kami saling tahu hanya via Line, dan hanya berbekal foto profil saja. Dona akhirnya saya bonceng, dan kami memutuskan untuk cari tempat ngopi di sekitar Jl. Soekarno-Hatta, Malang.

Inilah momen mengejutkan bagi saya karena baru sepuluh menit jalan, Dona tiba-tiba bilang, “Eh, cari masjid dulu. Kita salat maghrib.” Saya langsung terkejut saat itu, dan dengan agak terbata-bata, saya mengiyakan ajakannya. Saya akhirnya mengarahkan motor saya ke masjid terdekat, dan mau tidak mau saya ikutan salat. Saya agak bingung waktu itu karena celana saya bolong di dengkul dan saya harus cari pinjaman sarung. Beruntung di masjid itu ada sarung yang memang bisa dipakai siapa saja. Mulai dari wudhu, sampai selesai salat, saya masih agak heran, kok dia tiba-tiba mengajak saya salat, tanpa tanya apakah saya “terbiasa” salat atau tidak.

Saya memang Muslim, tetapi saya sudah tidak salat sekitar hampir tiga tahun. Bahkan untuk salat jumat atau salat Id saja, saya tidak pernah. Tidak perlu saya jelaskan, lah, apa alasannya. Itu urusan pribadi. Sepanjang salat itulah saya mikir bahwa ini adalah salat pertama kali saya setelah tiga tahun dan yang mengajak adalah perempuan yang baru saya kenal. Bahkan saya tidak berusaha cari alasan, menolak, atau melawan sedikit pun. Mau cari alasan bahwa saya bukan Islam juga tidak bisa, lha wong nama saya sudah sangat islami. Ya akhirnya saya nurut saja tanpa ada perlawanan apa-apa.

Sepanjang momen ngedate pertama hari itu, kepala saya dipenuhi keheranan, kok bisa saya tidak melawan atau menolak ketika diajak salat. Bukan berarti melawan perintah Tuhan, hanya saja saya sudah lama tidak salat. Ketika kami sudah sampai di tempat ngopi pun, kepala saya tidak bisa fokus dengan Dona dan apa yang dibicarakan. Kepala saya isinya hanya rasa heran saja. Saya juga tidak pernah mengalami situasi ini sebelumnya. Sejak saat itu saya yakin, bahwa saya memang tidak ditakdirkan dengan perempuan ini. Saya takut jadi orang yang terlalu nurut dan tidak mampu melawan.

Baca Juga:

Kenali Apa Itu Breadcrumbing dalam Hubungan, Lebih Parah daripada Ghosting!

Unlock Your Heart oleh Sabrina Maidah: Panduan Membuka Hati pada Hubungan Baru

Itulah pertemuan pertama dan terakhir saya dengan Dona. Setelah itu, saya tidak pernah lagi ketemu dengannya lagi. Ya selain karena saya sudah kurang tertarik, Dona juga harus pergi ke luar kota untuk magang. Komunikasi kami hanya via Line, dan itu pun hanya bertahan sekitar tiga bulan. Sampai saat ini pun Dona tidak pernah menghubungi saya lagi. Ya sudah tidak apa-apa, toh saya juga sudah tidak begitu tertarik. Saya juga sudah merelakan buku Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa yang saya pinjamkan tidak kembali hingga saat ini. Tidak apa-apa, setidaknya itu jadi pelajaran, supaya nanti kalau saya kencan tidak amburadul seperti ini.

Ngedate pertama memang selalu canggung dan membuat kita tidak menampilkan siapa diri kita sebenarnya. Saya yang lama mangkir ibadah perlu menepis ego untuk turut salat bareng.

BACA JUGA Syarat Kerja ‘Rajin Sholat Lima Waktu’ kok Terasa Begitu Ganjil, Ya? dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Februari 2021 oleh

Tags: hubungankencan amburadul
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

lelaki curhat mantan

Para Lelaki yang Hobi Curhat Tentang Mantan

23 Mei 2019
Magang di Pengadilan Agama Bikin Saya Lebih Realistis dalam Memandang Pernikahan broken home

Ditinggal Nikah Itu Biasa Saja, tapi Kesedihannya Perlu Dirayakan

2 November 2020
Kerugian Jadi Orang Posesif yang Nggak Ngasih Privasi ke Pasangan terminal mojok.co

Pacar yang Nggak Ngasih Privasi Adalah Ciri Orang yang Merugi

30 September 2020
sakit hati

Kenapa Mudah Sekali Sakit Hati? Kasihan Hatinya

12 Juli 2019
baper

Fenomena Sejak Ada Kata Baper, Kata Maaf Semakin Susah Diucapkan

14 Juli 2019
gebetan

Mungkinkah Nembak Gebetan dengan Tingkat Keberhasilan Sampai 99,99%? (Lanjutan)

1 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.