Hidup memang sulit terlepaskan dari hal yang menyebalkan, termasuk orang yang menyebalkan pula. Bahkan orang-orang itu hadir sangat dekat di sekitar kita. Mengerikan bukan? Karena secara sadar mereka memanipulasi mood kita berubah menjadi amarah. Ada dua cara menghadapi mereka, pertama, sabar hingga belut punya bulu. Dan yang kedua, kasih nasihat (caci maki) saja. Saat ini saya memilih cara yang kedua. Here is the list!
Satu: Teman yang Wanna be Us
Asli tipe ini mengganggu banget. Di saat kita sudah punya arah sendiri dalam fashion, gaya bicara, kesukaan, musik bahkan idealisme (halah). Eh ,tiba-tiba teman kita sendiri menduplikatnya. Hal yang menyebalkannya adalah mereka seolah-olah yang “tampil beda”. Padahal, itu semua sudah kita ketahui dan jalani. Sebenarnya saya kasihan, follower itu ya tetap saja jadi follower tidak akan melebihi yang diikutinya. Punya pikiran tuh bikin sesuatu yang kreatif bukan buat imitatif!
Dua: Penipu Chat yang Goblok
Pasti kalian pernah mengalami chat tidak dibalas bahkan tidak dibaca dalam waktu yang lama oleh seseorang. Kemudian, dia malah lihat story kita atau aktif di grup chat yang kita dan dia ikut gabung. Yang lebih menyebalkanchar lagi ketika dia malah chat sama seseorang yang sedang berada di dekat kita. Mau bergaya sibuk dan alasan chat menumpuk, tapi tipuannya busuk. Permasalahannya adalah itu sakit sekali, Kawan! Ini diskriminasi namanya!
Tiga: Jomblo yang Menjijikkan
“Jomblo berkualitas”, “jomblo produktif”, “jomblo itu merdeka” dan berbagai caption lainnya disematkan sambil nge-post kegiatan mereka yang orang lain pun biasa lakukan. Misalkan, menyiram tanaman, berangkat kuliah tepat waktu, makan sehari tiga kali, atau cuma minum kopi di pagi hari. Punten ya Mas atau Mbak, any**g! Bilang saja kalau Anda itu kesepian. Tidak usah bawa hal-hal lain yang tidak ada korelasinya, deh!
Bahkan ketika mereka melakukan hal yang sebetulnya sangat mulia. Mereka selalu menambahkan embel-embel bahwa dengan kejombloan akhirnya mereka bisa melakukan hal yang mulia. Akhirnya malah membuat kita tidak ingin melakukannya. Kan sayang sekali, bukan? Mending caption-nya ganti jadi, “Saya sudah jomblo beberapa tahun. Saya siap jadi bucin asal punya pacar”.
Empat: Iblis dalam Penyamaran
Tipe ini sangat pandai dalam mempolitisasi alias (((memanfaatkan))) kebaikan orang. Cocok jadi kader partai politik. Coba pikir saja, mereka dengan santai memberikan kenyamanan dan kepedulian tapi ternyata itu hanya untuk kepentingannya. Diajak jalan mau, diajak chat mengasyikan atau menemani kita dalam hal nggak penting pun dia mau. Ternyata eh ternyata, itu hanya untuk memuluskan langkah dia menuju orang yang dia suka. Bisa juga mencari informasi atau kepentingan-kepentingan lainnya. WTF! Sungguh menyebalkan. Kita selama ini ditunggangi! Waspadalah! Jangan gampang GR!
Lima: Sang Pengemis Pengakuan
Mereka selalu menggunakan majas litotes untuk mendapatkan pengakuan. Merendahkan diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya. Yang menyebalkan, ketika mereka tidak mau disalahkan. Lalu mereka menggunakan trik litotes ini. Padahal, mereka mampu untuk melakukan sesuatu. Hanya karena kemalasan atau alasan personal lainnya, mereka sok merendah untuk mendapatkan pengampunan.
“Aku emang nggak bisa apa-apa”, “Kalian emang yang lebih baik”, “Aku mah apa atuh”. Ah, bullshit! Kalau sudah tahu begitu kenapa tidak cari solusinya? Jangan bisanya cuma merendah hanya untuk tidak disalahkan! Bangsat emang!
Maka dari itu, kita harus menjernihkan pikiran agar terhindar atau bisa mengatasi orang-orang seperti ini. Setelah itu, baru kita nasihati (baca: caci maki) mereka. Seperti kata Jack Sparrow, “Kau mungkin bisa membunuhku tapi kau takkan bisa menghinaku.”
BACA JUGA Starter Pack Nge-chat Atasan ala Budak Birokrat atau tulisan Aniq Kanafillah Aziz lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.