Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Menyamakan Standar Harga ‘Mahal-Murah’ untuk Semua Orang Adalah Perbuatan Nggak Menyenangkan. Please Jangan Dilakukan!

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
27 Juli 2021
A A
Jangan Samakan Standar Harga 'Mahal-Murah' untuk Semua Orang. Plis Deh. terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini dibuat setelah gemes berkepanjangan lantaran ada seorang teman yang mengajak saya untuk ikutan seminar sebuah produk. Mungkin kalian bertanya, “Terus, apa salahnya diajakin seminar doang?”

Salahnya bukan diajakannya, melainkan embel-embel setelahnya. “Bayar, ya. Murah, kok, cuma 200 ribu aja. Masa, sih, nggak mampu?”. Nah, mulai kebayang, kan, nyebelinnya di bagian mana?

“Bayar, ya” (Hmmm…)

“Murah, kok” (Buat anak sultan, harga helinya Neymar yang 200 miliar juga murah!)

“Cuma 200 ribu aja” (Dua ratus ribu kamu bilang cuma?)

“Masa nggak mampu, sih?” (Gelut, nyoook!)

Sebenarnya ini mau ngajak, prospek, malak, atau ngeledek, sih? Sebelum tawaran blio yang luar biasa (((mencerahkan))) itu, saya sudah beberapa kali juga menemukan kasus sejenis. Mulai dari, “Kamu mau beli jam tangan nggak? Cuma 900 ribu, kok,” sampai, “Kok kamu nggak ikutan arisan? Kan 100 ribu doang gitu, lho!”

Berdasarkan pengalaman saya, menghadapi orang-orang seperti ini justru kudu langsung di-kick sampai planet Mars! Biasanya, nih, kalau dijawab,”Saya nggak punya duit segitu,” malah bakal dinyinyirin dengan kalimat semacam, “Masa nggak punya? Masa nggak mampu?” Lha, apa saya perlu nimpuk blio pakai recehan di dompet atau capture-in saldo m-banking? Kan nggak perlu sekampret itu, ya.

Baca Juga:

Bagi Generasi Sandwich, Perencanaan Keuangan Nggak Semudah Kata Raditya Dika

Mending Beli Perhiasan Emas atau Emas Murni? Ini Pertimbangannya!

Tolong disadari, Mylov, standar harga mahal atau murah setiap orang itu nggak sama. Buat situ beli jam tangan 900 ribu mungkin murah gila, tapi buat sini, yang harga jam tangannya paling mentok di level 300 ribuan—belum pakai nawar—, tiba-tiba harus menebus tiga kali lipatnya, lha ya mboten!

Saya bertanya-tanya, apakah mereka yang gampang banget bilang “murah” itu juga bakalan klaim betapa murahnya makan KFC di akhir bulan ketika duit tinggal selembar biru di dompet? Atau jangan-jangan mereka memang amnesia saja, lupa kalau setiap orang itu punya standar harga mahal dan murah yang berbeda-beda.

Suatu waktu saya pernah juga diundang makan siang oleh teman pasutri di Hard Rock Cafe Jakarta. Yang bikin saya nggak habis pikir, selama makan itu mereka mengeluhkan bisnisnya yang lagi terjun bebas dan betapa bokeknya mereka. Mereka stres dan nggak tahu bagaimana nasib bisnisnya bulan depan. “Makanya, nih, makan siang saja pilih restoran yang murah-murah saja, ” begitu sabda mereka.

Langsung, deh, saya baper! Halooo? Lagi bokek berat saja makan siangnya di (((restoran murah))) Hard Rock Cafe? Ini maksudnya curhat atau nyindir? Bagi saya, itu warbyasah sekali! Kalau saya di posisi blio, alih-alih ke restoran itu, saya lebih pilih melipir ke warung padang. Nasi tumpah ruah, lauk-pauk nafsuin, harga sohib-an dompet, (kadang) nggak ditarikin uang parkir. Puas, hemat, kenyang sampai malam.

Bagi saya, itu murah.

Saya termasuk orang yang cukup sensi kalau ada yang menyepelekan nilai uang. “Hanya dua ratus ribu, lho”, “Yaelah, seratus ribu doang,” atau, “Cuma lima puluh ribu kok, hitung-hitung amal jariyah.” Mereka sadar nggak, sih, kalau nilai segitu yang bagi mereka “cuma”, buat saya dan orang lain bisa jadi “astaga”?

“Astaga, mahal sekali!”

Jangan sok tahu dengan kondisi keuangan seseorang dan langsung menyamakan standar harga mahal-murah seenaknya, dong!

Kalau sudah kesal banget paling telak sih saya jawab “Sebenarnya ada, sih, uang segitu, tapi nggak dialokasikan buat arisan. Bukan prioritas saya.” Catat ya, BUKAN PRIORITAS. Dan saya nggak perlu lagi menjelaskan uang seratus ribu itu alih-alih untuk arisan yang kemungkinan bubarnya gede, mending saya jadikan modal dagangan bakwan saya. Beli tepung, kol, wortel, plus jajan Chiki. Eh, masih ada kembaliannya pula!

Jadi, plis deh, jangan menghina dan menyudutkan orang karena mereka nggak mau mengikuti maunya kalian seperti ikut arisan atau seminar. Sadar dan hargailah prioritas orang lain dalam membelanjakan uangnya sendiri. Bukan uang Mbahmu juga, toh?

BACA JUGA Nggak Apa-apa Harga Rokok Naik, tapi Nggak Sesering Ini Juga, kali! dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2021 oleh

Tags: Keuangan Terminalperencanaan keuanganprioritasstandar harga
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

5 Hal yang wajib dipertimbangkan sebelum buka tabungan emas terminal mojok

5 Hal yang Wajib Dipertimbangkan Sebelum Buka Tabungan Emas

12 Juli 2021
Membaca Karakter Pedagang saat Nggak Punya Uang Kembalian terminal mojok

Membaca Karakter Pedagang saat Nggak Punya Uang Kembalian

16 Juli 2021

Utang Bank Adalah Stimulus Etos Kerja, Benarkah Begitu?

18 Juni 2021
scan barcode juru parkir Pengalaman Berurusan dengan Tukang Parkir yang Nggak Mau Kepanasan terminal mojok.co

Liberalisasi Ekonomi Ditinjau dari Peluit Tukang Parkir

30 Mei 2021

Panduan Dasar Memulai Usaha Angkringan bagi Anak Muda

5 Juni 2021
Bagi Generasi Sandwich, Perencanaan Keuangan Nggak Semudah Kata Raditya Dika terminal mojok.co

Bagi Generasi Sandwich, Perencanaan Keuangan Nggak Semudah Kata Raditya Dika

12 Desember 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.